Debat Capres: Ganjar Mau Bekerja, Anies Pandai Beretorika, Prabowo Anti Kritik

Loading

Oleh : Rika Sudjiman

Dari debat capres semalam, kita bukan hanya bisa menilai kualitas gagasan masing-masing calon presiden. Namun, secara gamblang kita juga disuguhi karakter kepemimpinan setiap kandidat. Karakter itu bisa kita lihat dari bagaimana mereka memaparkan gagasan, menjawab, maupun menanggapi pernyataan.

Aku percaya, masa depan memang misteri. Termasuk masa depan Indonesia. Namun dengan melihat karakter kepemimpinan calon presiden, kita bisa lebih mudah untuk melihat seberapa serius mereka ingin membawa kemajuan terhadap bangsa ini.

Terus terang, melihat kemunculan Ganjar Pranowo dengan mengenakan kemeja putih bertuliskan Sat-set, dan Mahfud MD bertulisan Tas-tes, membuat aku sempat tercengang kagum. Namun tentu saja aku tidak ingin terjebak hanya pada penampilan saja.

Ketika sesi debat kemudian ku ikuti dari awal sampai akhir, barulah aku bisa menyimpulkan, Ganjar memang berbeda dengan kandidat lain. Ia berhasil memadukan antara gagasan dan pengalaman, sehingga apa yang disampaikan benar-benar jelas dan mudah dipahami. Misalnya bagaimana dia menjelaskan soal pelayanan pemerintah terhadap kelompok rentan, hingga soal pencegahan korupsi yang benar-benar konkret; rampas aset, dan lempar ke Nusakambangan.

Itu adalah gagasan paling berani yang pernah kita dengar dari seorang pemimpin.

Kemauan Ganjar untuk melebur bersama rakyat, barangkali adalah karakter yang memang tidak dimiliki kandidat lain. Ini membuat gagasan yang Ganjar lahirkan benar-benar mampu menjawab permasalahan bangsa saat ini. Contoh lain adalah rencananya menghadirkan satu desa satu puskesmas dan satu nakes (tenaga kesehatan).

Kita pun kemudian tahu gagasan itu benar-benar menjadi sesuatu yang mendesak dan mesti segera diselesaikan bangsa ini. Dari data kementerian kesehatan, terdapat 171 kecamatan tanpa Puskesmas, dan tiga kabupaten tanpa rumah sakit.

Kepekaan yang besar terhadap kondisi sosial inilah yang membedakannya dengan Anies Baswedan. Secara retorika, penyampaian teori, harus diakui, Anies memang andal. Namun nyaris kita tidak mendengar detail yang konkret dari gagasannya. Misalnya saat dia bicara soal ketimpangan dan pemerataan. Ketimpangan dalam sektor apa, dan bagaimana dia mengatasinya, kita justru tidak mendengarnya.

Bahkan pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) pun Anies tampak tidak setuju. Padahal itu adalah rencana yang jelas-jelas untuk menghilangkan dominasi Jawa sentris. Agar perputaran ekonomi sebagian besar tidak hanya berkutat di pulau Jawa. Memang pemindahan ibukota itu masih dalam jangka waktu yang panjang, tapi bukan berarti bisa begitu saja disepelekan. Sebab itu adalah upaya bagaimana negara menghadirkan rasa keadilan.

Jika harus menilai dari debat semalam, jujur saja, yang paling menggelitik adalah penampilan Prabowo Subianto. Sepanjang debat, kita nyaris tidak disuguhi apa pun selain tontonan marah-marahnya. Kita pun dengan sendirinya bisa menilai karakter kepemimpinan Prabowo yang jelas sangat anti kritik.

Pemimpin yang anti kritik tentu saja sangat menjenuhkan. Rakyatlah yang kemudian akan dituntut untuk menuruti keinginannya. Padahal mestinya pemimpinlah yang harus memahami dan menuruti apa yang dibutuhkan rakyat, bukan sebaliknya. Belum lagi potensi otoriter, satu karakter kepemimpinan yang hanya lahir dari sikap anti kritik.

Ada momen lucu saat pembaca acara mengajak foto bersama kandidat usai debat selesai. Pasangan Prabowo Gibran menolaknya, sampai-sampai pembawa acara berkali-kali memanggilnya.

Tapi tetap saja tidak digubris.

Pada akhirnya kita tahu kenapa tayangan debat capres dan cawapres memang sangat ditunggu-tunggu khalayak. Sebab dari proses inilah kita memiliki gambaran yang jelas tentang karakter dan arah kepemimpinan masing-masing kandidat.

Semua itu pun kemudian akan kembali pada kita, apakah mau memilih pemimpin yang pintar beretorika, anti kritik, atau pemimpin yang benar-benar mau bekerja dan turun langsung bersama rakyat.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *