TTS, Garda Indonesia | Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di bawah kepemimpinan dari Joni Leo, S.Pd, mengumumkan kebijakan pembebasan biaya komite selama bersekolah bagi seluruh siswa-siswi kelas 10 hingga kelas 12.
Kebijakan itu disampaikan Joni Leo saat rapat bersama dengan orang tua murid pada Rabu, 24 Januari 2024 bertempat di SMKN Kolbano.
Joni Leo mengatakan bahwa keputusan yang diambil bukanlah keputusan sepele, melainkan hasil dari pemahaman mendalam terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi oleh para siswa. Sejak tahun 2022, di SMKN Kolbano secara intensif melakukan survei untuk merinci kendala utama, dan hasilnya menyoroti kesulitan keuangan yang signifikan.
“Kami telah melakukan survei dan menemukan banyak anak yang bahkan tidak dapat bersekolah karena alasan keuangan. Untuk memastikan kelancaran pendidikan mereka, kami memutuskan untuk membebaskan mereka dari biaya komite sekolah,” ungkap Joni Leo, kepala sekolah yang visioner, berbagi insight.
Proses uji coba, imbuh Joni Leo, telah dilakukan pada tahun 2022 dan sekolah mengalami penambahan siswa yang signifikan. Sehingga direncanakan akan dibangun asrama siswa dan saat ini sementara dikerjakan gedung berukuran 6×9 m2.
Joni Leo menegaskan bahwa langkah ini tak hanya sekadar pembebasan biaya tetapi komitmennya terhadap peningkatan kedisiplinan. Dengan kesepakatan bersama orang tua dalam rapat, kehadiran siswa menjadi poin penting. Absensi lebih dari 6 hari dalam sebulan akan mendapatkan konsekuensi sesuai kesepakatan.
“Kami telah menghitung dan anggaran Dana BOS memungkinkan kami untuk menggunakan hingga 50 persen untuk membayar gaji guru honorer. Syaratnya, para guru honorer harus memiliki NUPTK. Kami yakin Dana BOS kami masih mencukupi untuk mendukung kebijakan ini,” ungkapnya.
Meskipun SMK Negeri Kolbano melepaskan biaya komite sekolah, tekan Joni Leo, sekolah tetap komitmen terhadap ketegasan dalam hal disiplin. ”Kami akan menekankan kepada siswa untuk tetap rajin bersekolah, dan ketegasan terhadap disiplin akan tetap dijaga,” tegasnya.
Ke depan, langkah berani ini dapat menginspirasi perubahan positif dalam partisipasi siswa dan merintis jalan menuju pendidikan yang lebih inklusif di SMK Negeri Kolbano. Inilah bukti nyata bahwa SMKN Kolbano bukan hanya sebuah lembaga pendidikan, tetapi juga agen perubahan dalam dunia pendidikan.
“Kita rencana membuatkan 2 asrama dan sementara yang satunya sudah berjalan. Kami juga sudah melaporkan ke dinas dan menurut informasi yang kami peroleh dari dinas bahwa, akibat dari kebaikan siswa tahun ini, maka kami mendapatkan penghargaan berupa 1 (satu) gedung asrama yang bersumber dari DAU, tapi itu belum dipastikan,” tutupnya.(*)
Penulis (*/Daud Nubatonis)