Sirekap KPU Eror, Perhitungan Suara Kacau

Loading

Kupang, Garda Indonesia | Terjadi kesalahan atau eror dari aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pada laman Sirekap tersebut, ada pasangan calon (paslon) yang diuntungkan karena jumlah suaranya melambung. Sementara paslon lainnya merasa tak puas karena jumlah suara yang terhitung manual dengan data Sirekap terjadi kekeliruan.

Buka : https://pemilu2024.kpu.go.id/pilegdpr/hitung-suara/dapil/5302

Kondisi tersebut pun terjadi pada calon anggota legislatif (caleg) pada daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur (dapil NTT 2 [Timor, Rote, Sabu,dan Sumba]). Seperti suara Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat, S.H. M.Si dari Partai NasDem, pada 16 Februari 2024 pukul 21.53 (progres 3.210 dari 8.911 TPS [36,02%]) meraih 25.124 suara, namun pada kondisi 19 Februari, alami penurunan ke 21.715 suara (raib 3.409 suara).

Serupa, terjadi pada caleg perempuan dari Gerindra, Serena Cosgrova Franscies yang meraih 15.567 suara (progres 3.022 dari 8.911 TPS [33,91%]) pada 16 Februari 2024 pukul 17.30 lalu turun menjadi 12.151 suara (raib 3.416 suara) pada kondisi 19 Februari 2024 pukul 19:00 (progres 3.739 dari 8.911 TPS [41,96%]).

Kondisi memprihatinkan ini pun terjadi pada caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ir. Yucundianus Lepa, M.Si. pada kondisi 16 Februari 2024 pukul 17.30 meraih 9807 suara (progres 3.022 dari 8.911 TPS [33,91%]) berkurang menjadi 755 suara pada 19 Februari pukul 15:00 lalu berkurang lagi ke angka 666 pada pukul 18:00 (progres 3.729 dari 8.911 TPS [41,85%]).

Berbanding terbalik dengan perolehan suara Julie Sutrisno Laiskodat dari Partai NasDem dapil NTT 1 (Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo, Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat); memperoleh 18.298 suara pada 16 Februari (progres 3.382 dari 7.835 TPS [43,17%]) naik ke angka 24.589 kondisi 19 Februari pukul 19:00 (progres 4.160 dari 7.835 TPS [53,10%]).

Terpisah, dilansir dari CNBC Indonesia, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui telah terjadi kekeliruan di aplikasi Sirekap yang menyebabkan angka penghitungan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) berbeda dengan yang ada di aplikasi tersebut. KPU menyebut kekeliruan data itu terjadi di 2.325 TPS.

“Di dalam Sirekap yang ditemukan ada 2.325 TPS yang ditemukan antara konversi hasil penghitungan suara dan formulir yang diunggah itu berbeda,” ucap Ketua KPU Hasyim Asy’ari dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta pada Kamis, 15 Februari 2024.

Hasyim mengatakan kesalahan pembacaan data tersebut tergolong minor. Sebab, kata dia, total sudah ada 358.775 TPS yang mengunggah datanya ke dalam aplikasi Sirekap. Dengan adanya kesalahan pembacaan data untuk 2.325 TPS, berarti jumlah data yang error hanya setara dengan 0,64% dari keseluruhan data.

Penulis (+roni banase)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *