Banten merupakan provinsi di Indonesia yang terletak pada bagian paling barat Pulau Jawa dengan ibu kota di Kota Serang. Sebelum terjadi pemekaran daerah, provinsi ini sebelumnya pernah menjadi bagian dari wilayah Jawa Barat yang kemudian resmi dimekarkan pada tanggal 4 Oktober 2000.
Wilayah Banten terletak di antara 5º7’50”-7º1’11” Lintang Selatan dan 105º1’11”-106º7’12” Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota (Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan), 4 kabupaten (Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang).
Provinsi Banten memiliki wilayah laut yang menjadi salah satu jalur laut strategis yaitu Selat Sunda. Dengan menggunakan kapal -kapal berukuran besar, Selat Sunda menjadi jalur penghubung antara Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara, khususnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Selain itu, wilayah laut Banten adalah jalur penghubung antara Jawa dan Sumatra.
Provinsi Banten secara geografis dan pemerintahan berperan sebagai zona penyangga bagi Jakarta. Peran ini utamanya berfungsi di wilayah Tangerang Raya yang meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.
Saat ini, provinsi Banten dipimpin oleh gubernur, yang posisinya sebagai penjabat gubernur, yakni Al Muktamar. Ia menggantikan posisi Gubernur Wahidin Halim, yang telah menyelesaikan masa tugas jabatan bersama Wakil Gubernur Andika Hazrumy periode tahun 2017—2022. Al Muktamar sebelumnya menjabat sebagai sekretaris daerah, kemudian diangkat menjadi penjabat gubernur pada 12 Mei 2022 hingga 12 Mei 2023, dan ditetapkan kembali pada posisi tersebut sejak 12 Mei 2023 hingga sekarang.

Indeks kebahagiaan menurut provinsi pada tahun 2017—2021
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil perhitungan indeks kebahagiaan menurut provinsi untuk 34 provinsi di Indonesia.
Metode penghitungan Indeks Kebahagiaan tahun 2017-2021 berbeda dengan metode tahun 2014. Indeks Kebahagiaan 2017–2021 diukur menggunakan 3 (tiga) dimensi yakni kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (affect), dan makna hidup (eudaimonia). Sementara metode sebelumnya (2014), Indeks Kebahagiaan hanya diukur menggunakan satu dimensi yaitu kepuasan hidup (life satisfaction).
Berdasarkan metode tersebut diperoleh 5 (lima) provinsi dengan skor terendah yang menempatkan Banten sebagai provinsi paling tidak bahagia di Indonesia dengan skor 68,08; disusul Bengkulu 69,74; Papua 69,87; Nusa Tenggara Barat (NTB) 69,98; dan Jawa Barat 70,23.
Sementara itu, Pj Gubernur Banten, Al Muktamar menanggapi survei yang menempatkan Banten di posisi pertama sebagai provinsi paling tidak bahagia.
Al Muktamar menanyakan siapa yang tidak bahagia dan apanya yang tidak bahagia. Ia bahkan mengatakan kalau perlu ia menari.
“Kalau perlu saya menari, saya akan menari, saya akan siapkan hiburan-hiburan untuk itu (masyarakat bahagia, red),” ucap Al Muktamar. (*)
Sumber (*/BPS+ Wikipedia)