Resiliensi berkelanjutan merupakan kemampuan mewujudkan lingkungan yang tangguh dalam menghadapi bencana baik secara struktural maupun non-struktural. Tidak hanya memiliki kesiapan infrastruktur tahan bencana yang memadai namun juga kapasitas masyarakat yang sadar dan tangguh terhadap bencana.
Jakarta | Program SIAP SIAGA mendorong upaya penyelarasan pengetahuan di antara pelaku kebencanaan dan perubahan iklim lintas daerah dan lintas sektor untuk bertukar pengalaman dan pembelajaran melalui Garda SIAGA Policy Bootcamp yang dihelat di Vertu Harmoni Hotel Jakarta pada 2—5 Desember 2024. Dikemas sebagai lokakarya kebijakan, aktivitas ini mendorong diseminasi pengetahuan sektoral untuk penguatan pemahaman kolektif dalam mendorong kebijakan manajemen risiko bencana dan iklim yang terpadu.
Garda SIAGA Policy Bootcamp adalah lokakarya kebijakan intensif bagi para jawara atau champion kebencanaan multi sektor antar daerah dan di tingkat nasional. Lokakarya ini menguatkan jaringan koordinasi melalui fasilitasi pertukaran pengetahuan, pemahaman, dan pembelajaran untuk mendukung penyusunan maupun penyelarasan kebijakan manajemen risiko bencana dan perubahan iklim yang lebih efektif.
Garda SIAGA Policy Bootcamp pun melibatkan perwakilan kementerian nasional, pemerintah daerah, dan unsur non-pemerintah, termasuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan jejaring kerjanya sebagai peserta maupun sebagai pembicara. Hadir para champion dari unsur Pentahelix yakni perwakilan Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berkolaborasi dengan Think Policy, sebuah platform terpadu untuk meningkatkan proses pembuatan kebijakan di Indonesia, turut mendukung Program SIAP SIAGA dengan melibatkan pengambil kebijakan di tingkat nasional dan daerah untuk merespons masukan maupun berkolaborasi langsung dengan aktor non-pemerintah, kegiatan ini juga berperan untuk menguatkan kapasitas jaringan dalam bekerja sama untuk mencapai keluaran kebijakan kebencanaan yang tepat sasaran di tengah-tengah masyarakat.
Catherine Meehan, Secretary DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade) dalam sesi pembukaan menyampaikan bahwa Program SIAP SIAGA melanjutkan program manajemen risiko kebencanaan di Indonesia. Cakupannya, beber Catherine, berupa membuka jaringan pelibatan para partisipan kebencanaan, berbagai pengetahuan kebencanaan hingga pengembangan inovasi yang bersifat inklusi dengan tetap menjaga keberlanjutan yang bersifat resiliensi.
Lucy Dickinson, Team Leader SIAP SIAGA berharap Garda SIAGA Policy Bootcamp dapat menjadi ajang saling berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait manajemen risiko bencana. Dan dapat dijadikan acuan berbagi praktik baik manajemen risiko bencana antar provinsi dan kelembagaan dalam cakupan wilayah Indonesia.
Perlu diketahui, Garda SIAGA Policy Bootcamp terdiri dari 3 (tiga) unsur aktivitas yakni, bincang ahli (expert talk), pembelajaran antar rekan (peer-to-peer learning), dan rencana aksi (action plan). Masing-masing aktivitas dilaksanakan berupa:
• Bincang ahli: Dikemas dalam kombinasi talkshow dan diskusi, aktivitas ini akan mengundang tiga pembicara (satu dari tingkat nasional, satu dari Australia/Regional Asia Pasifik, dan satu dari organisasi masyarakat sipil nasional/subnasional), untuk berbagi pengetahuan dan kerangka kerja pengurangan risiko bencana, perubahan iklim; dan tujuan pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional dan global. Pengetahuan ini lantas akan didiskusikan dengan studi kasus lokal untuk mengulas praktiknya di lapangan.
• Pembelajaran antar rekan: Dikemas dalam rupa diskusi kelompok terarah (focus group discussion), aktivitas ini mendorong peserta untuk lebih dalam mengidentifikasi peluang dan tantangan dari pelaksanaan kebijakan kebencanaan dan perubahan iklim yang berkelanjutan. Berbekal pengetahuan dari sesi sebelumnya, peserta didorong untuk lebih peka terhadap celah di antara kerangka kerja dan pemahaman dengan implementasinya di level masyarakat (tapak).
• Rencana aksi: Dikemas dalam rupa diskusi kelompok terarah, aktivitas ini menindaklanjuti celah pelaksanaan kebijakan kebencanaan dan perubahan iklim dari sesi sebelumnya melalui tujuan kolektif dan tujuan individu jangka pendek (1-2 tahun). Sesi ini menjadi konklusi dari para peserta untuk mengamplifikasi perannya di lembaga masing-masing sebagai champion, untuk mengutilisasi pengetahuan dan jaringan yang di dapatkan dari kegiatan ini.(*)
Sumber (*/Think Policy/Program SIAP SIAGA/Roni)