Berbekal dukungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, tim pelaksana PKM Politeknik Negeri Kupang memberikan penguatan kapasitas manajemen usaha dan strategi diversifikasi produk kepada kelompok usaha tenun ikat Petuk.
Kupang | Kelompok usaha tenun ikat Petuk, merupakan kelompok usaha kerajinan tenun ikat berlokasi di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Kelompok usaha ini telah dirintis sejak tahun 2018, berfokus pada pembuatan kain tenun berbahan dasar kapas, dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain tenun berbagai motif tenun Nusa Tenggara Timur (NTT).
Proses produksi kain tenun banyak dilakukan secara manual dan menggunakan bahan pewarna alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan di sekitar halaman. Kain tenun yang dihasilkan memiliki kualitas sangat baik meskipun waktu pengerjaannya yang cukup panjang.
Menilik kondisi tersebut, maka tiga dosen Politeknik Negeri Kupang (PNK) diketuai Jennie S. Sir, S.E., MSA., Ak. beranggotakan Nonce Farida Tuati, S.E., M.Si. dan Lita A. Ndoloe, S.Kom., M.Kom. mengungkit kapasitas kelompok usaha tenun Petuk melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM).
Simak video: https://youtube.com/shorts/kVjqBjmxNXs?si=AlQB03dk2nKYCZ5Z
Berbekal dukungan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, tim pelaksana PKM Politeknik Negeri Kupang memberikan penguatan kapasitas manajemen usaha dan strategi diversifikasi produk kepada kelompok usaha tenun ikat Petuk.
Ketua tim pelaksana PKM, Jennie Sir, membeberkan beberapa permasalahan yang diidentifikasi yakni rendahnya pengetahuan mitra terhadap manajemen usaha, proses pemasaran yang masih menerapkan penjualan langsung di rumah, produk yang dihasilkan belum dikemas baik, serta belum adanya inovasi produk (hanya menjual produk kain tenun saja [belum ada produk turunan]).
“Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mitra, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengrajin tenun ikat dalam mengelola usaha, mengembangkan strategi pemasaran digital, dan melakukan diversifikasi produk untuk meningkatkan daya saing dan nilai ekonomi,” ungkap Jennie Si sembari mengatakan upaya ini sebagai dukungan program Kampus Berdampak dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Luaran yang diharapkan, imbuh Jennie Sir, meliputi peningkatan kapasitas manajemen usaha, pengembangan varian produk baru berbasis tenun ikat, peningkatan keterampilan pemasaran digital, perluasan pasar, dan peningkatan pendapatan pengrajin pada kelompok usaha mitra.

Program ini pun diharapkan dapat berkontribusi pada pelestarian dan pengembangan tenun ikat sebagai warisan budaya yang berkelanjutan, serta berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan pengrajin tenun ikat dan pengembangan ekonomi kreatif.
Selain peningkatan kapasitas hingga keterampilan pemasaran digital dan perluasan pasar, tim pelaksana PKM juga memberikan bantuan teknologi dan inovasi berupa:
- Mesin jahit listrik typical GC 6-28-1, mesin ini dirancang khusus untuk penggunaan industrial dengan fokus pada efisiensi, kecepatan, dan konsistensi hasil jahitan untuk menghasilkan varian produk berbahan dasar tenun, seperti dompet, tas, pakaian, aksesoris lainnya.
- Mesin jahit obras typical GN-794, mesin obras industrial andal dengan berbagai pilihan konfigurasi benang sesuai kebutuhan produksi yang berbeda. Fungsi utama mesin jahit obras adalah untuk menghasilkan finishing jahitan yang lebih rapi, mencegah kain berjumbai (fraying), melindungi tepi kain dari kerusakan akibat pencucian dan pemakaian, menghasilkan tepi yang rata dan presisi. Kain tenun sangat rentan berjumbai ketika digunting sehingga sangat membutuhkan mesin obras untuk merapikan tepi kain, sebelum dijahit.
- Lemari etalase aluminium kaca, dirancang khusus memaksimalkan visual appeal produk tas sambil memberikan proteksi dan keamanan optimal. Peralatan ini bertujuan untuk membantu mitra memajang hasil produksi, sekaligus sebagai tempat penyimpanan produk yang lebih aman.
Energi baru dan ucapan terima kasih kelompok usaha tenun ikat Petuk
Pantauan media ini saat sesi penyerahan bantuan teknologi dan inovasi pada Sabtu pagi, 12 Juli 2025, para Mama-mama anggota kelompok usaha tenun ikat Petuk bersemangat mengerjakan beberapa produk turunan tenun ikat berupa tutupan gelas, sarung gawai, tutupan kotak tisu, tas dan lainnya dengan modifikasi tenun ikat.
Ketua kelompok usaha tenun ikat Petuk, Dorce Mangngi menyampaikan terima kasih kepada tim pelaksana PKM Politeknik Negeri Kupang yang telah memberikan pelatihan pembuatan suvenir hingga pemberian bantuan mesin jahit dan obras.
“Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelatihan hingga kami para pelaku UMKM bisa bangkit dan mengembangkan diri, maju, dan bersaing,” tandasnya.
Penulis (+roni banase)