Gubernur Apresiasi; 68 ha Lahan Jagung di Kecamatan Noemuti Tanpa APBD

Loading

Kefamenanu-TTU,gardaindonesia.id-Viktor Bungtilu Laiskodat, usai mengikuti Malam Ramah Tamah bersama Keluarga Besar Nusa Bungtilu, Kamis (06/09/18) di Desa Otan, Kecamatan Semau-Kabupaten Kupang, melanjutkan “Kerja Nyata” ke Kab. Timor Tengah Utara; tepatnya ke lokasi penanaman simbolis jagung di Desa Nifuboke (58 ha) dan Bijeli (10 ha); Kecamatan Noemuti, Sabtu/8. September 2018.

Gubernur Viktor Laiskodat asal Pulau Semau ini diterima oleh Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandez dan disambut dengan sapaan adat Natoni di Gerbang Desa Nifuboke.

Gubernur menyampaikan apresiasi atas program perluasan lahan tanam jagung yang dilakukan oleh Bupati TTU tanpa menggunakan dana APBD.

“Kehadiran saya hari ini merupakan bentuk apresiasi atas program yang luar biasa dari Bupati TTU. Ini inovasi yang luar biasa karena sebelumnya ini adalah lahan sawah tadah hujan dan irigasi. Namun karena kurang air maka diubah jadi lahan jagung penggunaan teknologi pertanian sistem tetes,” jelas Viktor Laiskodat.

Gubernur Viktor berharap program ini tidak hanya bersifat sementara tetapi harus berlangsung terus.

“Saya akan datang lagi untuk mengecek hasilnya. Kalau gerakan seperti ini menjadi gerakan pangan seluruh kabupaten/kota di NTT, maka Provinsi ini akan mencapai kedaulatan pangan. NTT bisa bangkit menuju sesejahtera. Saya akan bekerja all out untuk memastikan hal ini, ” jelas Viktor.

Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandez menyampaikan rasa bahagia dan terima kasih karena TTU menjadi Kabupaten pertama yang dikunjungi Gubernur Viktor setelah dilantik Rabu/5 September 2018 oleh Presiden RI di Istana Negara Jakarta.

“Kunjungan ini merupakan sebuah kehormatan yang sangat besar bagi masyarakat TTU. Ini juga memotivasi kami untuk memanfaatkan dan memaksimalkan semua lahan yang ada untuk meningkatkan produksi pertanian,”jelas Ray Fernandez.

Ia menguraikan ide untuk memperluas lahan pertanian dimotivasi oleh gelitikan Gubernur Viktor saat debat pasangan calon Gubernur kali lalu.

 

“Saat itu pak Gubernur mengatakan bukan lahan yang tidur, tetapi orangnya yang tidur. Setelah saya pulang, saya coba berinisiatif untuk melakukan pemanfatan dan perluasan lahan pertanian pada musim kering. Kegiatan ini tidak dibiayai APBD Kabupaten. Masyarakat hanya pinjam traktor dari dinas pertanian untuk balik tanah. Masyarakat hanya siapkan makan untuk operator,” pungkas Ray Fernandes.

Upaya perluasan lahan pertanian pada musim kering ini merupakan upaya pemanfaatan lahan sawah tadah hujan dengan menanam tanaman holtikultura seperti jagung dan pepaya. Untuk mengatsi kekurangan air, digunakan teknologi pertanian sistem tetes. Lahan besar tersebut diolah oleh masing-masing warga dengan luas beraneka ragam bergantung kemampuan masing-masing. Upaya ini menjadi bagian nyata dalam mendukung Program Padat Karya Pangan (PKP) yang jadi Program unggulan pertanian Kabupaten TTU selain Program Desa Mandiri Cinta Petani (Sari Tani) periode 2016-2021. (*/humas)