Rote Ndao, Garda Indonesia | Para jurnalis sangat kecewa dengan kinerja Tim Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Rote Ndao karena terkesan tertutup dalam penyampaian informasi penanganan kasus Corona.
Bermula dari jumlah kasus Covid-19 berdasarkan hasil rapid test di Kabupaten Rote Ndao terus bertambah pasca pengumuman dua Orang Dalam Pemantauan (ODP) oleh Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Rote Ndao, Sabtu, 11 April 2020.
Jurnalis sudah menanyakan ke Jubir Gugus Tugas pada Senin, 13 April 2020, terkait informasi hasil rapid test dua orang kerabat dekat ODP yang positif, namun dikatakan belum ada perkembangan, hingga media di Rote Ndao tidak mendapatkan penjelasan resmi terkait penambahan satu ODP dan dua ODP ( 3 ODP Positif Hasil Rapid Test) karena Gugus Tugas tidak merespons pertanyaan wartawan di Rote Ndao.
Menyikapi sikap Gugus Tugas Covid-19 Rote Ndao ini, beberapa jurnalis media cetak, elektronik dan online menganggap bertentangan dengan Protokol Komunikasi Publik Penanganan Covid-19 secara nasional yang mengatur, antara lain memberikan akses media untuk mengetahui informasi terkini terkait virus; harus memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada publik, juru bicara harus bisa ditemui dan bisa dihubungi setiap saat; selalu menyampaikan update informasi secara berkala; memastikan dapat mencantumkan keterangan waktu untuk menjamin ketepatan informasi, dan pada setiap perubahan yang terjadi, harus diinformasikan bahwa ini merupakan perubahan dari informasi sebelumnya.
Mencermati kondisi itu, Ketua Ikatan Media Online (IMO) Provinsi NTT, Rony Banase berupaya membangun komunikasi dan menjembatani kondisi tersebut dengan menghubungi Kabag Humas dan Protokol Setda Pemda Rote Ndao, Handryans Bessie dan Kepala RSUD Ba’a dr Widyanto P Adhy.
Kabag Humas dan Protokol Setda Pemkab Rote Ndao menyampaikan bahwa sejak awal telah membuat rilis berita setiap hari terkait perkembangan Covid-19 secara rutin untuk para jurnalis. “Namun, pada perkembangan, usai hasil tes cepat atau Rapid Test dari beberapa ODP dan terkait teknis klinis lainnya agak sulit diperoleh dari Direktur RSUD Ba’a,” ungkap Handri pada Minggu, 19 April 2020 pukul 10.23 WITA.
Lanjutnya, upaya fasilitasi telah dilakukan, dengan menyampaikan beberapa pertanyaan media terkait hal teknis klinis, namun sulit diperoleh penjelasan yang mendetail dan tidak digubris. “Dijawab, namun hanya satu atau dua kata saja, kondisi tersebut sulit bagi teman-teman media untuk mengembangkan pemberitaan dan Direktur RSUD Ba’a tidak mengikuti perkembangan pemberitaan,” beber Handri sembari menyampaikan bahwa upaya membangun komunikasi dan menyampaikan informasi satu pintu dan terarah telah dilakukan dengan dr Adhy.
Terpisah, Direktur RSUD Ba’a saat dihubungi via telepon pada Minggu, 19 April 2020 pukul 11.32 WITA, menyampaikan akan berupaya untuk membangun komunikasi dua arah dengan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Rote Ndao.
dr Adhy juga menyampaikan telah berupaya menyampaikan hal teknis klinis kepada teman-teman media melalui Kabag Humas. “Hal tersebut telah dilakukan secara terus-menerus dan disampaikan kepada Kabag Humas,” katanya menjawab pertanyaan Ketua IMO NTT terkait kerja kolaborasi penyampaian update informasi penanganan Covid-19 di Rote Ndao. (*)
Penulis (*/Tim IMO NTT)