Target Bank NTT Menuju Peringkat Komposit 2 pada Tahun 2021

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank (TBK) secara konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dengan cakupan penilaian terhadap Profil risiko (Risk Profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (Earnings), dan Permodalan (Capital). Peringkat Komposit dikategorikan antara lain Peringkat Komposit 1 (PK-1), Komposit 2 (PK-2), Komposit 3 (PK-3), Komposit 4 (PK-4), Komposit 5 (PK-5).

Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Sementara, Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal.

Sebagai Bank Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bank NTT pun mematok target menuju Peringkat Komposit 2 (PK-2), yang mana saat ini berada pada Peringkat Komposit 3 (PK-3).

Direktur Utama Bank NTT, Alex Riwu Kaho dalam sambutannya pada Launching Go TBK 2 Bank NTT dan Penandatangan Pakta Integritas pada Senin, 30 November 2020 pukul 09.30 WITA—selesai yang dihadiri oleh jajaran Komisaris, Direksi dan Ketua OJK NTT, mengungkapkan bahwa saat ini berada pada posisi Peringkat Komposit 3 (PK-3) atau Cukup Sehat. “Oleh karena kehadiran Pak Robert Sianipar (Kepala OJK NTT) dan Pak Made Salguna (Konsultan Bank NTT Menuju TBK 2, red) yang datang dengan kehormatan dan memberikan kehormatan kepada kita agar pantas menjadi orang terhormat dalam bank ini,” urainya.

Penandatanganan Pakta Integritas Bank NTT Go TBK 2

Selain itu, tegas Alex, harus melakukan edukasi dan sosialisasi dan setiap pemimpin wajib menjadi role model Go TKB 2 serta wajib melaksanakan pekerjaan hari ini dan tidak menunda.

“Kondisi Bank NTT cukup sehat dan jangan memanipulasi diri untuk melindungi diri dari hal yang tak pantas dan menyelamatkan Bank agar ada perbaikan menuju kepada tingkat kesehatan Bank,” tandasnya.

Kepala OJK Provinsi NTT, Robert Sianipar dalam sambutannya mengungkapkan bahwa meski melakukan launching sebuah produk dan komitmen tak menjamin OJK akan memberikan Bank NTT Rating 2 (Peringkat Komposit 2, red) apalagi dalam tahun 2021.

“Dari 27 BPD se-Indonesia, hanya 2 atau 3 yang mempunyai peringkat komposit (PK-2), tantangan cukup besar dan berat, tapi bukan tidak mungkin,” ungkapnya.

Karakteristik BPD di Indonesia, imbuh Robert Sianipar, bisnisnya tak punya target dan tidak punya tantangan. “Saya coba membandingkan dengan operasional Bank secara umum, tingkat komposit 2 itu rating atau raport karena di dalamnya tidak hanya kuantitatif atau kualitatif, namun ada unsur tata kelola. Jadi, Bank itu service atau pelayanan,” urai Robert sembari memberikan contoh pelayanan lebih dari seorang Security yang dapat melayani nasabah.

BPD (Bank Pemerintah Daerah), tandas Robert, terlalu lama dimanjakan karena biro kas menguasai kabupaten/kota di NTT, pasti masuk ke Bank NTT dan pasti membiayai ASN (Aparatur Sipil Negara). “Komposisi kredit Bank NTT saat ini sekitar 65 persen masih pembiayaan ASN, di mana tantangannya,” tanyanya.

Jadi, tegas Kepala OJK, Bank NTT harus diberikan attachment dan menjadi Bank Devisa, supaya layak memperoleh rating 2. “Harus ada upaya, kerja keras, dan kesungguhan dari seluruh jajaran untuk menggapai posisi rating 2 tersebut karena dengan hanya launching tak menjamin Bank NTT memperoleh posisi tersebut,”ucapnya.

Penulis dan Editor (+rony banase)
Foto oleh Sandro—Humas Bank NTT