Belu–NTT, Garda Indonesia | Koperasi Kredit (Kopdit) Cendana Timor peduli keselamatan lalulintas. Owner Kopdit, Engelbert Belak Asa bersama warga sekitar bergotong royong menambal jalan berlubang di jalan raya kilometer 18, Dusun Kimbana, Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu pagi, 3 November 2021.
“Soal dana pengerjaannya tidak seberapa jumlahnya sehingga kami ambil dari uang koperasi. Kami bersama warga di sini berniat melakukannya karena memang yang diutamakan itu keselamatan semua pengendara, terutama pengendara roda dua yang melintasi jalan lurus sekitar lebih kurang 1 kilometer ini. Siapa pun yang melewati jalan ini, sudah pasti dengan kecepatan di atas kecepatan sedang. Kita mau peduli dengan sesama yang sering kecelakaan,” ungkap Engel Belak Asa ketika diwawancarai Garda Indonesia.
Disaksikan di lokasi, jalan berlubang dengan kedalaman 20—30 centimeter, panjang 2 meter, dan lebar 2 meter. Bahan–bahan yang digunakan untuk mengecor jalan berlubang hingga rata dengan permukaan jalan, berupa semen 2,5 sak, pasir 10 ember, dan kerikil 2 ember dengan waktu pengecoran di bawah 120 menit.
Usai pengecoran, warga meletakkan drum bekas, ban bekas, dan papan di lokasi, mewarnainya dengan pilox berwarna merah. Ditambah lagi lilitan garis polisi melingkar yang dihantar oleh dua anggota Polsek Tasifeto Barat.
“Mudah–mudahan, dengan kepedulian ini bisa cukup memberi kenyamanan kepada setiap pengendara yang melintas di jalan ini. Pengecoran ini sifatnya sementara. Karena itu, kami berharap agar para pihak terkait bisa tergerak untuk secepatnya memperbaiki jalan ini demi keselamatan lalulintas,” tutur Engelbert sembari mengimbau kepada para pengendara untuk berhati–hati melewati jalan ini terutama pada malam hari, lantaran masih ada benda–benda padat yang sengaja diletakkan di lokasi untuk menunggu pengecoran benar– benar mengering.
Sebelumnya, ada sekelompok orang yang mengaku berasal dari PT. Sari Karya Mandiri (SKM), datang ke lokasi. Mereka meletakkan sejumlah tiang bulat berukuran kecil, lalu menandainya dengan garis polisi. Lalu, keesokan harinya ada juga sekelompok orang datang lagi dengan melakukan pengecoran, tetapi manfaatnya justru tidak bertahan lama. Kecelakaan pun terus terjadi hampir setiap malam.
Untuk diketahui, jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Belu, Malaka, TTU, TTS, dan Kabupaten Kupang serta Kota Kupang ini sudah mulai rusak sejak kurang lebih 1 bulan terakhir. (*)
Penulis + foto: (*/Herminus Halek)