Antara Kupang dan Semarang

Loading

Oleh : Roni Banase

Bermimpi untuk mengenal Kota Semarang lebih intim, tentunya menjadi agenda penting dalam hidup (meski masih banyak daerah di Indonesia belum dikunjungi), membuat diri ini nelangsa dan memendam bara rindu. Bercikal dari acara district conference (Discon) Rotary D3420 kepemimpinan District Governor (DG) Cindy Bachtiar, mengantarkan langkah dan menapak kakiku di kota terbesar kelima di Indonesia ini pada Jumat, 20 Mei 2022 pukul 24.10 WIB.

Bersama President Elect (PE) Elsje Mansula, meski kami datang mewakili klub Rotary Kupang Central yang berdomisili di provinsi termiskin ketiga di Indonesia, namun saya bangga. Mengapa harus bangga? Ya, harus karena tentunya, “NTT Tidak Miskin”, seperti penegasan General Manager PLN UIW NTT, Agustinus Jatmiko dalam bukunya, “Jalan Terang Menuju NTT Sejahtera”, (buku ini karya pertama saya, tahap awal belajar menjadi seorang Penulis Buku), menekankan bahwa NTT menyimpan banyak potensi sumber daya, namun belum diolah dan dikelola secara maksimal.

Kedatangan saya ke Semarang juga bermaksud menelisik dan menelusuri rekam jejak sejarah Tokoh Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia asal NTT, E R Herewila (sementara menyiapkan bahan menulis buku kedua ini, “Terima kasih Ma Kudji Pellokila Herewila yang memberikan legitimasi”).

Meski datang dari NTT, namun saya bangga. Sekali lagi, saya bangga memiliki dan menjadi orang NTT! Datang berbalut blazer tenun khas NTT dari Sabu Raijua, hasil rajutan dari Padupadan Tenun–Mas Erwin Yuan dan dengan dukungan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) dan Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat; untuk mengenalkan potensi produk unggulan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari provinsi yang memiliki 1.192 pulau, 22 kabupaten/kota, 72 bahasa daerah, dan 737 motif tenun, dan 19 varian kopi ini kepada masyarakat Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang dinakhodai oleh Ganjar Pranowo.

Ya, dengan kekuatan dukungan Bank NTT dan Ketua Dekranasda NTT, saya percaya diri menyuguhkan potensi UMKM sesuai arahan Direktur Utama Bank NTT, Alex Riwu Kaho. Saya pun bangga dan kokoh berdiri sebagai manusia kuat dari NTT yang terkenal dengan tingkat toleransi tertinggi di Indonesia.

Layaknya lagu “Manusia Kuat” dari Tulus,

Kau bisa patahkan kakiku
Tapi tidak mimpi-mimpiku
Kau bisa lumpuhkan tanganku
Tapi tidak mimpi-mimpiku

Kau bisa merebut senyumku
Tapi sungguh tak akan lama
Kau bisa merobek hatiku
Tapi aku tahu obatnya

Manusia-manusia kuat itu kita
Jiwa-jiwa yang kuat itu kita
Manusia-manusia kuat itu kita
Jiwa-jiwa yang kuat itu kita

Ya, aku adalah manusia kuat dari Nusa Tenggara Timur, sambil mendambakan suatu saat nanti (entah 20 tahun atau 40 tahun ke depan, NTT bakal seperti Semarang dengan sumber pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2020, sebesar 5,09 triliun, meskipun saat ini di bawah kepemimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat baru bermimpi punya target PAD tahun 2021 sebesar Rp.1,7 triliun. Di dalam kereta eksekutif Brawijaya dari stasiun Solo Jebres hingga ke Semarang Tawang, saya meyakini, ya meyakini bahwa NTT bakal maju.

Dan dalam keremangan malam sekitar pukul 23.30 WIB, saya pun membayangkan seperti apa tampang Semarang sebagai kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah JakartaSurabayaBandung, dan Medan. Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk sekitar 1,7 juta jiwa dengan sumber anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2020, berupa pendapatan Rp.5.093.441.461.000 (5,09 triliun), belanja Rp.5.256.092.789.000 (5,2 triliun), dan pembiayaan Rp.162.651.328.000,- (162,6 miliar).

Semarang juga terkenal dengan deretan bangunan bersejarah dan masih terpelihara jejak historis perjuangan para pejuang ini pun memiliki demografi, Islam 82,28%, Katolik 5,22%, Protestan 8,71%, Buddha 0,68%, Hindu 0,07%, dan aliran kepercayaan 0,04% dengan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 85,55% tahun 2021 (ukuran sangat tinggi), sementara IPM NTT tahun 2021 sebesar 65,28 atau tumbuh 0,14 persen (meningkat 0,09 poin) dibandingkan capaian tahun 2020.

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Semarang yang signifikan ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit yang tersebar di penjuru kota. Perkembangan regional ini menunjukkan peran strategis Kota Semarang terhadap roda perekonomian nasional.

Kembali saya pun berharap suatu saat nanti, jika NTT dikelola dengan cermat dan cerdas, dan jika model pembangunan yang diterapkan oleh Presiden Jokowi, dapat diterapkan lagi oleh Presiden Indonesia terpilih 2024—2029 dalam perhelatan pilkada serentak 2024; maka Kota Kupang bakal berdampingan mesra dengan Kota Semarang sebagai kota maju dan bermartabat.

Semoga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *