7 Juta Raib, Lius Berek Bakal Laporkan Alfons Lete ke Polsek Tasbar

Loading

Belu, Garda Indonesia | Basilius Berek alias Lius Berek, warga Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT); bakal melaporkan Alfonsius Lete, warga Kecamatan Raimanuk ke Polsek Tasifeto Barat atas dugaan tindak pidana penipuan.

Lius Berek yang kesehariannya bekerja sebagai tukang ojek merasa telah ditipu oleh Alfons Lete. Dugaan penipuan yang dilakukan pelaku itu menyebabkan korban telah mentransfer sejumlah uang bernilai Rp. 7.000.000 (tujuh juta rupiah) ke rekening milik pelaku. Korban diminta mengirimkan uang sebanyak dua kali, yakni pada tanggal 23 dan 24 September 2022.

Korban, pertama mengirimkan uang sebanyak Rp. 5.400.000 (lima juta empat ratus rupiah) untuk pembelian bahan bangunan, dan kedua, Rp. 1.600.000 (satu juta enam ratus rupiah) untuk biaya transportasi.

Menurut Lius Berek, peristiwa itu berawal ketika pelaku mendatangi rumahnya untuk menawarkan penjualan bahan bangunan berupa semen dan seng dengan harga murah meriah. “Dia datang omong bilang mau jual semen dan seng dengan harga murah. Dia suruh saya transfer uang lima juta empat ratus untuk semen dan seng. Besoknya dia suruh kirim lagi satu juta enam ratus, katanya untuk isi bahan bakar truk. Saya kirim habis, dia bilang tunggu saja karena truk segera antar. Tapi, sampai sekarang barang belum diantar. Awal-awal saya telepon dia angkat, saya SMS juga dia balas, tapi sekarang dia sudah blok nomor telepon,” cerita korban pada Jumat pagi, 21 Oktober 2022.

Lius Berek yang merasa telah diperdaya pelaku hingga berbuntut merugi jutaan rupiah, ia bakal menempuh langkah hukum dengan melaporkan kejadian ini ke polsek Tasifeto Barat.

“Saya mau lapor saja ke polisi, biar polisi yang urus dia,” tekadnya.

Pelaku, Alfons Lete yang dikonfirmasi media ini pada Jumat siang via telepon, terkesan sengaja tidak mau berbicara selama panggilan berlangsung hingga akhirnya terputus. Dikonfirmasi lanjut  via pesan teks whatsapp, pelaku berkilah handphone-nya sedang mengalami kerusakan (tidak bisa mendengarkan suara lawan bicara).

“Saya tidak tipu, besok malam kita sudah di rumah. Tolong dulu mengerti, besok sudah beres. Hp tidak dengar (suara). Besok, paling lambat Minggu pagi, saya sudah (antar) barang di rumahnya. Saya tidak blok nomor telepon. Kalau telepon tidak angkat, saya simpan hp, saya sedang dengan tukang,” respons Alfons Lete. (*)

Penulis (*/Herminus Halek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar