Selamat Jalan Papa (Bagian 5) –Sosok Yang Selalu Dirindukan

Loading

Oleh: Roni Banase

Rabu, 31 Mei 2023 merupakan 100 hari kepulangan Papa ke ribaan-Nya. Sosok orang tua bagi anak, menantu, dan cucu dari keluarga Banase dan rumpun keluarga besar ini begitu dirindukan. Mulai dari besan, ipar, kerabat kerjanya, sopir bus hingga pedagang kudapan.

Beberapa kali, saya sempat bertemu sosok Papa Paulus, di dunia mimpi, entah tak kala diri ini rindu memeluknya (terakhir kali saya memeluknya pada awal Februari 2023, saat beliau mampir ke rumah dan bertanya rencana renovasi rumah untuk pengembangan menjadi Kantor Redaksi Portal Berita Daring Garda Indonesia.

Selanjutnya, pada Minggu, 19 Februari 2023, beliau meninggalkan kami untuk selamanya.

Sosok pekerja keras yang selalu bangun pagi sekitar pukul 05.00 WITA lalu berjalan kaki puluhan kilometer menuju lokasi persawahan, ternyata menyisakan karyanya di Kantor Desa Naiola, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

“Banyak warga desa tak mengetahui, puluhan pohon penghijauan di kantor desa, itu hasil karya Bapa Paulus Banase,” ungkap Ketua RT 001, RW 001, Dusun 01 Desa Naiola, Armandus Sila kepada kami, usai doa syukuran malam ketiga kepulangan Papa ke ribaan-Nya.

Tak hanya itu, saat kami kembali ke Kupang pada Jumat pagi, 24 Februari 2023, menumpang bus Kangen di Takari, dan disampaikan sopir bernama Polce Fallo bahwa Papa sering menggunakan bis tersebut dan menjadi pelanggan setia saat beliau rutin menjadikan Kupang—Kefa PP layaknya Kupang—Oesao (canda saya kepadanya, saat ditanya sanak keluarga tentang kondisi Papa Paulus kala masih aktif bekerja dan berkarya).

Ungkapan kasih sayang yang ditorehkan Papa Paulus pun diutarakan oleh Eva Nell Olin, istri dari Kakak (Alm.) Maxi Meol, saat mereka menetap hampir 5 (lima) tahun di Kota Kupang untuk menempuh kuliah di STIM pada kisaran tahun 1997—2002.

“Bapak Paulus pribadi pekerja keras pemerhati, penyayang, murah hati, dan rendah hati,” tuturnya kepada kami di Lopo (rumah adat masyarakat TTU), saat syukuran 40 hari Papa.

Baca juga:

https://gardaindonesia.id/2020/09/pater-gregorius-neonbasu-allah-alam-dan-arwah-itu-satu-kesatuan/

Bapak Paulus itu, kisah Kakak Eva Meol,  orang tua yang suka dan selalu mencari tahu keadaan anak cucu ponakan walau hanya lewat media telepon dan dilakukan rutin setiap bulan. Bapak Paulus rajin gereja pagi dan memiliki pribadi yang sederhana, wibawa, dan tidak sombong, berpakaian juga apa adanya.

“Saat kami ke Jalan Nangka, setiap pukul 04.00 WITA sudah bangun tidur dan siap mengikuti misa pagi dan saat pulang dari gereja pagi selalu membawa kue untuk sarapan pagi untuk anak dan cucunya,” urai Kakak Eva Meol sembari mengucapkan, “Dan saat mau berangkat kantor harus titip uang jajan untuk cucu-cucunya.”

Kakak Eva Meol menuturkan kebaikan Papa Paulus Banase, kami pun larut dalam derai air mata. Saya memang tak menyaksikan langsung (pada saat tersebut, sementara menetap di Denpasar, Bali). Meski masih dalam derai air mata, ia lalu melanjutkan kisah kebaikan Papa Paulus, “saya, almarhum suami, dan anak-anak sungguh merasakan kasih sayang Bapak Paulus dan Mama Esi (sebutan sayang untuk Mama Mooy) sebagai orang tua dekat kami.”

Kehangatan relasi yang dibangun Papa juga terpancar dan dirasakan di lingkungan kerjanya sebagai Pensiunan BI (mengabdikan diri sejak 1974—1997). Asnayati Lifu, Asisten Analis, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT pun mengatakan, “Opa Banase sudah tenang di surga, tapi sosok beliau patut menjadi panutan, sebagai seorang pensiunan BI, beliau sangat aktif dan hadir di semua kegiatan BI, di keluarga pun selalu hadir.. Suatu teladan yang patut kita contoh!”

Bahkan, Papa pun akrab dengan penjual kudapan (kue) asal Timor Tengah Selatan (TTS) yang sering menjajakan jualannya di seputar rumah tua di Jalan Nangka Kelurahan Oeba Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.

“Papa, kami akan selalu merindukanmu!” bisikku dalam hati lalu meneteskan air mata sembari mendengarkan lagu “Manusia Kuat” dari Tulus di ruang kerja (ruangan saat terakhir saya memeluk erat dan menciuminya dengan penuh cinta), tempat kami membahas berbagai progres kerja dan karya di dunia jurnalistik.

Manusia Kuat

Kau bisa patahkan kakiku
Tapi tidak mimpi-mimpiku
Kau bisa lumpuhkan tanganku
Tapi tidak mimpi-mimpiku

Kau bisa merebut senyumku
Tapi sungguh tak akan lama
Kau bisa merobek hatiku
Tapi aku tahu obatnya

Manusia-manusia kuat itu kita
Jiwa-jiwa yang kuat itu kita
Manusia-manusia kuat itu kita
Jiwa-jiwa yang kuat itu kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *