Catholic Relief Services Bantu Warga Rentan NTT via INCIDENT

Loading

Kupang | Catholic Relief Services (CRS) melaksanakan program INCIDENT (Increasing Resiliency through Disaster Risk Reduction and Climate Change Adaptation) yang berlokus di Kabupaten Belu, Flores Timur dan Lembata sejak tahun 2022 dan berakhir pada Agustus 2024.

Pasca-tahun kedua berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan lembaga mitra kerja lokal seperti CIS Timor meningkatkan ketangguhan masyarakat di Kabupaten Lembata, Flores Timur dan Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program  INCIDENT yang didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), maka dihelat  lokakarya penutupan Program INCIDENT, “Bersama Membangun Masa Depan yang Berdaya” pada Kamis, 1 Agustus 2024 di Hotel Aston Kupang.

Lokakarya ini dihadiri sekitar 150 orang pemangku kepentingan kunci di sektor pengelolaan bencana yang terdiri dari perwakilan pemerintah, donor, mitra kerja dan peserta program INCIDENT, serta melibatkan program CRS lainnya yang masih berlangsung di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Adapun lokakarya ini dihelat untuk menguatkan kerja sama dan memupuk keterlibatan bermakna pemangku kepentingan yang lebih luas, sehingga dapat menjadi pijakan kuat dalam upaya penguatan ketangguhan masyarakat terhadap risiko bencana di NTT di masa depan.

Selain itu, acara  ini juga dimaksudkan untuk membagikan pembelajaran, praktik baik dan keberhasilan Program INCIDENT dan program-program CRS lainnya yang dilaksanakan di wilayah NTT. Pembelajaran yang didapatkan selama masa pelaksanaan program disajikan  dalam bentuk pameran foto dan pemutaran video cerita perubahan, serta gelar wicara dengan peserta program yang sukses mengatasi tantangan kerentanan bencana dan berhasil menjadi inspirasi masyarakat sekitar tempat tinggalnya.

Perwakilan USAID/BHA, Yusak Oppusunggu, Program Specialist  menyampaikan harapannya terhadap hasil yang telah dicapai bersama dalam membangun ketahanan di tiga kabupaten dapat ditiru dan menjadi contoh baik di daerah lain untuk membangun ketangguhan di Nusa Tenggara Timur.

Country Manager CRS Indonesia, Yenni Suryani menyampaikan bahwa program CRS tidak hanya menyasar agar program terlaksana dengan lancar, namun juga agar berhasil memiliki dampak yang berkelanjutan. ”Pelaksanaan program di CRS tidak dimaksudkan untuk berhenti pada pelatihan dan praktik semata, tetapi terpatri dalam kesadaran masyarakat sehingga menjadi kebiasaan yang rutin dijalankan. Untuk mendukung hal tersebut, selain bekerja di masyarakat,” ujarnya.

Pose bersama saat sesi lokakarya penutupan Program INCIDENT, “Bersama Membangun Masa Depan yang Berdaya”

Program INCIDENT secara paralel berkolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan adanya dukungan yang memadai terhadap upaya peningkatan ketangguhan bencana di NTT.

Sementara, Pj Gubernur NTT menyampaikan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan, yang telah berkolaborasi mendukung upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana masyarakat NTT.

Program INCIDENT ditutup secara simbolis oleh CRS Indonesia dengan menyerahkan buku foto pembelajaran dan kisah perubahan penting yang terjadi di masyarakat.

Output Program INCIDENT di NTT

Program INCIDENT berhasil merumuskan 15 Kajian Risiko dan Rencana Aksi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di 15 desa dampingannya, berkontribusi secara bermakna untuk memperkuat dokumen kebijakan dan rencana PRB di Kabupaten Lembata, Flores Timur dan Belu, telah melatih setidaknya 8.658 petani untuk mempraktikkan pertanian cerdas iklim di desa dampingannya, serta membentuk 47 kelompok simpan pinjam internal masyarakat (SILC) yang mendorong sekiranya 870 peserta program untuk lebih siap menghadapi guncangan ekonomi di saat darurat, dengan total aset lebih dari Rp.1 miliar kurun waktu 2 (dua) tahun pelaksanaan program INCIDENT.

Kiprah CRS di Indonesia

Catholic Relief Services (CRS) adalah sebuah organisasi kemanusiaan internasional milik komunitas Gereja Katolik Roma di Amerika Serikat. Didirikan pada tahun 1943 oleh uskup-uskup Amerika Serikat, organisasi ini memberikan bantuan kepada 80 juta orang di lebih dari 100 negara dan teritori di benua AfrikaAsiaAmerika LatinTimur Tengah dan Eropa Timur.

Sebagai salah satu anggota Caritas Internationalis – jaringan dunia organisasi-organisasi kemanusiaan Katolik – CRS memberikan bantuan dalam situasi-situasi darurat dan membantu masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang untuk keluar dari lingkaran kemiskinan melalui prakarsa-prakarsa pembangunan yang bersandar pada kekuatan masyarakat itu sendiri dan yang bersifat terus-menerus. Bantuan didasarkan sepenuhnya pada kebutuhan, bukan latar belakang ras, kepercayaan maupun kewarganegaraan.

CRS telah bekerja di Indonesia sejak 1957, melalui Memorandum Saling Pengertian (MSP) dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk membantu masyarakat menjadi lebih mandiri dan tangguh melalui pelaksanaan program di bidang pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, peningkatan mata pencarian, hunian yang aman dan bantuan kemanusiaan pasca bencana. CRS bekerja sama dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan dalam melaksanakan programnya, dan berkomitmen mendorong penguatan kepemimpinan di tingkat lokal (local leadership). (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *