Relokasi Pengungsi Badai Seroja di Kota Kupang, Khusus Rumah di DAS

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Gubernur NTT,  Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) didampingi Walikota Kupang, Jefirstson R. Riwu Kore mengunjungi beberapa titik lokasi pengungsian dan daerah lokasi bencana akibat Badai Siklon Tropis Seroja di Kota Kupang, pada Senin, 12 April 2021. Pada kesempatan tersebut, Gubernur VBL minta warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan bencana agar mau direlokasi.

“Bagaimana semua sehat ko?, “tanya Gubernur VBL saat menyambangi pengungsi di Gereja GMIT Kaisarea, BTN Kolhua Kota Kupang.

“Sehat Bapa,” jawab pengungsi serempak.

Gubernur meminta kesediaan para pengungsi untuk direlokasi supaya lebih aman dan nyaman ke depannya. “Yang (rumahnya) rusak berat dan yang ada di (sekitar) daerah aliran sungai,  keputusan Pemerintah Kota Kupang akan direlokasi. Tinggal di tempat yang lebih bagus, rumahnya dibangun oleh Pemerintah. Pindah ke situ. Semua disiapkan dengan baik. Kalau sudah tinggal di situ, nanti saat hujan lebat,  tidak ada kekawatiran yang berlebihan lagi. Setuju (untuk relokasi) toh?,” tanya Gubernur VBL.

“Setuju!,” jawab para pengungsi dengan penuh semangat.

Kepada awak media di Gereja GMIT Eden Kisbaki, Kelurahan Manutapen,  Gubernur VBL menegaskan, yang direlokasi adalah mereka yang tinggal di daerah yang tidak layak  lagi dan punya risiko tinggi untuk dihuni di Kota Kupang.

“Hari Rabu, 14 April, waktu paling terakhir (batas akhir) untuk verifikasi lahannya yang harus clear dan clean. Dan juga jumlah kepala keluarga (KK) yang direlokasi harus jelas. Sehingga secepatnya dikirimkan ke Pemerintah Pusat untuk segera ditangani. Dana untuk pembangunan berasal dari Pemerintah Pusat,” tegas Gubernur VBL.

VBL pun menjelaskan,  sambil menunggu pembangunan rumah di lokasi baru, Pemerintah Pusat khususnya BNPB siapkan dana bagi masyarakat yang akan direlokasi ini untuk sewa tinggal di rumah-rumah kerabat atau keluarga, “Hal ini untuk hindari penyebaran Covid-19, kalau tinggal di tempat pengungsi dalam waktu lama. Besaran biaya sewa ini adalah 500 ribu rupiah per KK.”

Khusus untuk yang rusak ringan, lanjut Gubernur VBL, Pemerintah Kota Kupang dan Provinsi akan memberikan bantuan secepatnya sehingga masyarakat yang ada di tempat pengungsian segera menempati rumahnya kembali, “Yang rusak-rusak ringan agar kita langsung memberikan bantuan baik seng, paku maupun kayu agar mereka segera kerjakan (perbaiki) sehingga mereka bisa kembali ke rumahnya minggu ini.”

Sementara itu, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore dalam kesempatan tersebut berterima kasih kepada Gubernur VBL atas perhatian dan bantuan dari Pemerintah Provinsi. Pemerintah Kota Kupang akan lakukan pendataan secara akurat secepatnya.

“Ada 475 rumah yang harus direlokasi. Semalam, kami sudah rapat dan mengecek lokasi untuk relokasi. Peluang besar adalah di Manulai, tanah milik Pemerintah Kota. Mudah-mudahan SK-nya bisa kelar hari ini untuk segera dikirimkan ke Pemerintah Pusat,” jelasnya.

Lebih lanjut Wali Kota Jefri mengungkapkan, untuk menghindari terjadinya permasalahan di kemudian hari,  Pemerintah Kota akan melakukan beberapa upaya secepatnya. “Langkah berikutnya, kita akan segera kumpulkan mereka untuk memastikan mereka mau pindah ke sana. Kemarin kita ketemu dengan mereka semuanya dan mereka sampaikan secara lisan oke. Sehingga kita juga akan minta mereka buat pernyataan tertulis sehingga tidak ada protes di kemudian hari,” pungkasnya.

Beberapa titik pengungsian dan lokasi bencana yang dikunjungi Gubernur VBL adalah Posko 4  Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM), Kampung Amanuban Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo, Gereja GMIT Kaisarea BTN Kolhua Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, SD Inpres Labat Kelurahan Bakunase 2 Kecamatan Kota Raja, dan Gereja GMIT Eden Kisbaki, Kelurahan Manutapen, Lorong Jati Kelurahan Manutapen dan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Air Nona, Kelurahan Naikoten 1 Kecamatan Kota Raja. (*)

Sumber berita dan foto (*/Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT)

Editor (+roni banase)