Jakarta, Garda Indonesia | Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menghelat sesi debat ke-5 Pilpres 2024 untuk calon presiden (Capres) pada Minggu malam, 4 Februari 2024.
Ada hal menarik dari pergelaran akbar ini, bahwa banyak masyarakat beranggapan kalau debat pamungkas tersebut mampu memberikan efek kejut kepada calon pemilih yang boleh jadi mampu membalikkan hasil survei yang ada saat ini.
Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia Yakub F. Ismail menilai fenomena yang bakal mengubah elektabilitas paslon dari hasil debat terakhir ini dikarenakan adanya pengaruh besar pemilih mengambang yang belum menambatkan dukungannya ke salah satu kandidat.
“Sampai sekarang masih banyak yang belum menentukan pilihannya ke salah satu paslon. Mereka ini termasuk dalam kelompok swing voters yang jumlahnya cukup banyak,” kata Yakub di Jakarta pada Sabtu, 3 Februari 2024.
Dilansir dari laman Kominfo, mayoritas swing voters adalah generasi milenial yang banyak mengakses internet, untuk itu generasi milenial harus pintar dan bijak dalam menanggapi suatu informasi yang beredar di internet.
Berdasarkan data yang dirilis Kominfo jumlah swing voters terus mengalami kenaikan di setiap Pemilu. Dimulai dari 7,3 persen pada Pemilu 1999, 15,9 persen pada Pemilu 2004, 28,3 persen pada Pemilu 2009, dan 29,1 persen pada Pemilu 2014.
Yakub Ismail pun berharap ketiga paslon Pilpres 2024 bisa menampilkan gagasan yang lebih matang saat debat nanti, sehingga itu mampu memengaruhi suara-suara mengambang yang saat ini masih belum jelas tambatannya.
“Jadi ini tantangannya bagi ketiga capres kita. Siapa yang mampu men-deliver ide, gagasan dan visi program yang lebih baik dan masuk akal, maka dia akan mampu menarik simpati dan dukungan dari para swing voters ini,” ucapnya.
Ketika ditanya oleh awak media soal tanggapannya mengenai debat tersebut, kata Yakub, apa yang difasilitasi oleh KPU tersebut merupakan sebuah sarana untuk mengedukasi masyarakat perihal program, visi-misi, dan gagasan serta pandangannya ke depan apabila menerima mandat dari rakyat.
“Adapun dalam segmen saling bertanya hemat saya jawaban setiap calon merupakan representatif dari agenda yang diusung oleh masing-masing, prihal penguasaan materi dan kemampuan dalam penyampaian tentu akan sangat beragam karena memang masing-masing calon memiliki gaya yang berbeda,” ujarnya.
“Jadi hemat saya, kunci dari kemenangan ini adalah tidak semata-mata tertumpu kepada personal capres dan cawapres saja akan tetapi juga lebih kepada seberapa kuat tekad tim sukses melakukan konsolidasi dengan banyak pihak serta merangkul seluruh lapisan masyarakat,” tambah Yakub.
Yakub juga menambahkan bahwa nalar (hal logis) serta perbuatan tulus akan memenangkan hati rakyat yang berbanding lurus dengan hasil pada pemilu 14 Februari nanti, pungkasnya.(*)
Sumber (*/tim)