Kesan Teman Imamat Mgr. Roni Pakaenoni Uskup Agung Kupang

Loading

Kupang, Garda Indonesia | Monsegneur (Mgr. baca monsinyur, red) Hironimus Pakaenoni atau kerap akrab disapa Romo Roni Pakaenoni, putra Timor Tengah Utara (TTU) kelahiran Noemuti, 14 April 1969, telah dipilih oleh Sri Paus Fransiskus sebagai Uskup Agung Kupang menggantikan Mgr. Petrus Turang.

Adapun Monsinyur (bahasa Itali: monsignor) merupakan suatu predikat atau sebutan kehormatan bagi kaum klerus Gereja Katolik yang telah memperoleh gelar kehormatan gerejawi tertentu dari Paus.

Terpilihnya Romo Roni Pakaenoni, Ketua Yayasan Swastisari dan Komunitas Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAS) Keuskupan Agung Kupang tersebut bakal dilantik pada 9 Mei 2024, Hari Kenaikan Yesus Kristus. Demikian disampaikan Mgr. Petrus Turang dalam Misa Ekaristi pada Sabtu malam, 9 Maret 2024.

Kesan dari teman Imamat datang dari Romo Ambrosius Ladjar, Pr. Pastor Paroki Katedral Kristus Raja Kupang. Romo Ambros (sebutan akrab umat, red) menutur kesan positif terhadap Uskup Agung Kupang yang pernah mengenyam pendidikan di SMP Katolik Santo Yoseph Noemuti tersebut.

“Orangnya tenang, baik, kalem, bijak dan sederhana. Karena kami berdua ini hampir 2 tahun bertugas di Assumpta. Beliau menjadi kapelan, kemudian kami dimutasi. Saya ke Niki-Niki selama 4 tahun lebih dan Romo Roni saat itu ke Pariti-Sulamu,” ungkap Romo Ambros.

Meskipun demikian, imbuh Romo Ambros, tapi sebagai manusia, ada sisi negatif juga seperti emosi harus dijaga juga hal privat lain yang menjadi penilaian umat yang bisa diperbaiki. “Seperti suaranya beliau (Mgr. Roni Pakaenoni, red) volumenya bisa lebih besar lagi. Saya kita semua mesti bersyukur dan bergembira karena menjadi kader gereja yang baik saat ini,” paparnya.

Romo Ambros pun berharap agar segala jejak langkah dan upaya dari Uskup Turang (saat ini menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Agung Kupang, red) kiranya dapat ditingkatkan terus. Sebab Keuskupan Agung Kupang berada di wilayah selatan NTT merupakan Keuskupan Agung Metropolitan, maka hal ini tentu perlu ada nilai plusnya karena berada d pusat pemerintahan provinsi NTT.

“Semoga segala bentuk dukungan dan memampukan beliau memimpin KAK yang heterogen dengan manusia, budaya dan agamanya pada 6 (enam) kabupaten/ kota di Keuskupan Agung bagian selatan ini,” pinta Romo Ambros.

Kesan Imamat pun datang dari RM. Longginus Bone Pastor, Paroki Santo Fransiskus dari Asisi BTN Kolhua dan Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Kupang.

Menurut Romo Dus Bone (sapaan akrab umat, red), Romo Roni merupakan seorang  Imam yang sangat tenang dan memiliki daya refleksi yang tinggi.

“Mgr. Roni tidak banyak bicara, namun dalam ketenangannya dia menyelami setiap peristiwa dengan cermat,” tutur Romo Dus.

Sebagai seorang Dosen Teologi dan pembina para Frater, imbuhnya, Mgr. Roni Pakaenoni sangat dekat dengan para Frater dan di balik senyumannya yang sangat khas, salah satu keunikan utama yang dimiliki Mgr Roni yakni memiliki semangat mendengarkan yang tinggi.

“Ketika kita menyampaikan persoalan atau sesuatu kepada Mgr. Roni, beliau akan mendengarkan dengan sabar. Mgr. Roni tidak akan menyela atau memotong pembicaraan dan pada akhirnya beliau akan memberikan jalan keluar atau nasehat yang sangat bijak,” papar Romo Dus.

Romo Dus pun sangat yakin dengan moto, “Gembalakanlah Domba-dombaku”, Mgr Roni Pakaenoni akan menjadi “Pelayan” yang setia mendengarkan umat dan Imam di KAK dan terutama mendengarkan Tuhan dalam keheningan.

Penulis (+Roni Banase)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *