Kupang | Relawan Matahari NTT yang terdiri dari ratusan aktivis Muhammadiyah yang pernah berkecimpung di berbagai organisasi otonom bentukan Kyai Haji Ahmad Dahlan, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiah (NA), menyatakan dirinya mendukung Simon Petrus Kamlasi dan Andrianus Garu (SIAGA) pada perhelatan pilkada serentak 27 November 2024.
Relawan Matahari NTT mendeklarasikan dukungan kepada Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu pada Minggu sore, 7 Oktober 2024. Merespons itu, Simon Petrus Kamlasi menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh kader Muhammadiyah di NTT kepada dirinya.
“Kami menyampaikan ucapan terima kasih. Alhamdulillah tergerak hatinya sehingga menjadi satu tujuan. Muhammadiyah menjadi satu, Relawan Matahari NTT. Tanpa ada pencerahan dari Tuhan dan kesadaran dari kita, tidak bisa menjadi seperti ini,” tutur SPK via Whatsapp pada Selasa,1 Oktober 2024.
Menurut SPK, kemunculan relawan bukanlah karena dia merupakan keturunan putra Timor dan beragama Kristen. Tapi karena di dalam Muhammadiyah sendiri ada vaksum Muhammadiyah Kristen yang simpul – simpul itu berada di wilayah Indonesia Timur.
Sementara itu, Ketua Rekalan Matahari NTT, Burhan Ansari menyebut, dukungan relawan Muhammadiyah kepada SIAGA merupakan hal yang sudah tepat. Sebab, menurut pria kelahiran Lembata itu, ormas tersebut memiliki jiwa Islam maju dan moderat seperti nilai yang dituangkan Presiden Pertama RI, Soekarno.
“Kita ingin tunjukkan bahwa benar-benar Islam berkemajuan, yaitu mampu merawat Bineka Tunggal Ika, kemajemukan,” kata Burhan dalam rilis yang diterima oleh media.
“Bung Karno dulu dibuang ke Maluku dan dia menulis Panji Islam. Islam berkemajuan itu merupakan istilah saat Bung Karno menulis risalah itu. Yang dia merupakan menantu dari ulama Hassan Din (tokoh Muhammadiyah) yang merupakan ayah dari Ibu Fatmawati, dan setelah itu bung Karno dibuang ke Ende, dan melahirkan Pancasila sebagai Kalimatun Sawa “titik temu” semua elemen masyarakat dan bangsa, terkhusus NTT yang hari ini masih menjalankan nilai-nilai Pancasila tersebut,” imbuh Burhan.
Ketua Relawan Matahari NTT menyampaikan, pihaknya dengan tegas menolak dan menghindari politisasi agama. Sebab, hal itu dapat merusak kebinekaan bangsa.
“Kami melihat secara nyata, banyak program dan kinerja Pak Simon Petrus Kamlasi yang berpihak kepada kepentingan umat, masyarakat di NTT. Program pengadaan air bersih, Industri olahan di NTT, tanaman hortikultura dan masih banyak program lainnya.
Untuk itu, aktivis muda Muhammadiyah yang kini bersatu dan menamakan diri Relawan Matahari NTT, merasa memiliki tanggung jawab sejarah.
“Bagaimana tidak? pendahulu kami adalah para pendiri yang ikut melahirkan republik ini. Republik yang disepakati dalam kerangka Pancasila, sebagai anti-tesis dari pemikiran keislaman yang progresif berkemajuan dengan wawasan kebangsaan yang diimpikan.(*)
Sumber (*/tim)