Pimpro Bangunan RS Marianum Kimbana Enggan Beri Daftar Tenaga Buruh

Loading

Belu–NTT, Garda Indonesia | Pimpro pembangunan RS Marianum Kimbana, Fredrikus Bele terkesan enggan memberikan daftar nama para tenaga buruh beserta alamatnya sesuai KTP, ketika diminta Garda Indonesia pada Senin, 25 Oktober 2021, pukul 10.37 WITA.

“Ok, sebentar saya minta admin buatkan dan kirim,” respons Fred Bele via pesan whatsapp, tetapi tidak dipenuhinya meski sudah ditunggu hingga Selasa pagi, 26 Oktober 2021.

Fred Bele menyebutkan jumlah total tenaga buruh lokal Kimbana sebanyak 70 orang, dengan perincian tenaga buruh lama 14 orang ditambah buruh baru 53 orang. Sedangkan, minus 3 orang seperti yang disebutkannya, tidak terlampir dalam pesan whatsapp.

“Jadi, dari 114 orang di lokasi, orang lokal di sekitar proyek ada 70 orang. Dengan data ini, di mana letak ketidakadilan saya sebagai pimpro? Atau di mana bisa dikatakan SSpS membohongi orang lokal?,” tulis Fred Bele via whatsapp sembari merincikan tim pengawas dan staf 7 orang, tukang Jawa 9 orang, buruh luar Kimbana 19 orang, dan sekuriti 2 orang.

Terkait surat kesepakatan tentang tenaga buruh prioritas dari warga lokal Dusun Kimbana, Oetfo dan Dusun Leoruas seperti disebutkan Lukas Kaisadu, mantan Kepala Provisial SSpS Timor melalui Kepala Provinsial SSpS Timor, Sr. Aloisia Teti, SSpS membantah secara tegas via sambungan telepon seluler pada Senin siang, 25 Oktober 2021, pukul 13.14 WITA.

“Kesepakatan tertulis itu tidak pernah ada!” tandas Sr. Aloisia,SSpS.

Ketika Garda Indonesia meminta untuk diberikan nomor kontak mantan Kepala Provinsial SSpS Timor agar bisa berkomunikasi langsung, malah Sr. Aloisia berdalil bahwa beliau sedang ‘On Line Capacity Building’.

“Saya tidak akan kasih nomor suster kepada siapa – siapa, kalau orangnya tidak mau diganggu. Kami juga tidak beri nomor hp di setiap orang,” tuturnya melalui whatsapp, pukul 13.10 WITA. (*)

Penulis + foto: (*/Herminus Halek)