Budaya Memiliki Peran Penting dalam Membangun dan Memajukan Bangsa

Loading

Oleh : Sumarna – APN Kementerian Pertahanan

Budaya memiliki  peran yang sangat penting dan mendasar dalam membangun dan memajukan bangsa, karena terkait dengan nilai-nilai yang melandasi tata kehidupan dalam masyarakat sehingga budaya  membentuk karakter dan moral bangsa.

Saat ini, khususnya generasi muda (milenial) terjadi krisis karakter dan moral bangsa, disebabkan  karena  tidak punya prinsip dan integritas ini merupakan indikasi kegagalan dalam membangun kebudayaan. Contoh bagaimana kebudayaan  memajukan masyarakat Korea Selatan, kebudayaan mereka berhasil dikapitalisasi menjadi produk-produk industri ekonomi kreatif, karena rakyat Korea menjadikan tradisi dan budaya mereka sebagai landasan dalam setiap sendi-sendi kehidupan.

Para ahli mengatakan bahwa budaya atau kebudayaan, sering diasosiasikan sebagai kesenian seperti seni musik, seni tari, seni lukis atau sering diasumsikan dengan kebiasaan yang berlaku di masyarakat.   Kebudayaan memiliki makna yang lebih luas, Kebudayaan yaitu suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Menurut Clifford Geertz, menekankan  bahwa kebudayaan sebagai sekumpulan ide dan proses kreatif dari akal budi yang diwariskan kemudian mewarnai kehidupan sebuah kemasyarakatan. Sedangkan Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat

Walaupun definisinya berbeda-beda namun terdapat kesamaan yaitu ciptaan manusia sesuai dengan peradabannya. Peradaban menciptakan kebudayaan, kebudayaan menciptakan perangai manusia, begitu sebaliknya manusia menciptakan kebudayaan dan kebudayaan pada akhirnya membentuk peradaban manusia itu sendiri.  Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit di dalamnya, termasuk sistem agama, politik, adat-istiadat, bahasa, perkakas/teknologi, pakaian, bangunan serta karya seni.

Bahasa dan budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap diri manusia, sehingga sering dianggap sebagai warisan genetis. Budaya merupakan pola hidup menyeluruh, bersifat kompleks, abstrak, serta luas yang  terpolarisasi dalam suatu citra yang khas dan memaksa mengambil bentuk yang berbeda dalam berbagai budaya seperti individualisme di Amerika, keselarasan individu dengan alam di Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina (bersifat memaksa)  dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat digunakan untuk memperoleh rasa bermartabat.

Di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengambil sebuah langkah dalam membangun karakter bangsa melalui program “Revolusi Mental” untuk mencegah dan mengatasi adanya indikasi krisis karakter khususnya di kalangan generasi muda (milenial), dimulai penyelenggaraan Pawai Pesta Kesenian Bali ke-38 di Monumen Perjuangan Rakyat Bali.

Presiden Jokowi mengajak masyarakat memberi penghormatan kultural dan budaya terutama di Bali, hal ini sebuah contoh keberhasilan Indonesia yang berhasil membangun sendi-sendi kehidupan masyarakat berdasarkan nilai budaya dan tradisi mereka, dilandasi oleh pemahaman pentingnya kebudayaan dalam pembangunan bangsa menuju Indonesia yang adil, makmur, demokratis dan sejahtera.

Pesta Kesenian di Bali bukan semata-mata pesta rakyat ataupun festival seni, melainkan satu kegiatan yang memiliki fungsi sebagai seni, fungsi pendidikan dan fungsi menggerakkan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini dapat dilihat Korea Selatan yang mampu menggerakkan ekonomi rakyat dengan mengaktualisasikan seni budaya mereka tanpa kehilangan fondasi dalam tatanan kehidupan mereka.

Saat negara lain mengalami resesi beberapa tahun yang lalu, di mana menurut pandangan Gede Mahendra Wijaya (Alumni IPB), bahwa permasalahan ekonomi global telah menjadikan hampir seluruh negara di dunia morat-marit, namun Indonesia sejauh ini telah membuktikan sebagai salah satu negara yang mempunyai daya tahan tinggi dalam menghadapi krisis ekonomi global.  Hal ini dibuktikan di mana  Indonesia, China dan India justru mengalami pertumbuhan bahkan terakselerasi dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6,1% per tahun.

Kemampuan menggerakkan ekonomi rakyat dengan mengaktualisasikan budaya akan mendorong timbulnya kreativitas khususnya generasi muda. Jika dahulu kewirausahaan merupakan sebuah bakat bawaan sejak lahir yang diasah melalui pengalaman di lapangan, maka saat ini paradigma itu telah bergeser. Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya.  Pengembangan usaha (enterpreneurship) merupakan salah satu momentum pembangunan ekonomi bangsa yang berlandaskan pada kreativitas yang timbul karena budaya bangsa.

Kreativitas merupakan imajinasi, inspirasi atau kemampuan untuk membuat sesuatu yang berasal dari ide kreatif sebagai sebuah karya dibutuhkan integritas dan sinergitas yang tinggi untuk mengembangkan kreativitas dan harus dapat ditumbuhkan  pada setiap individu harus ditingkatkan dan dikembangkan.

Warisan budaya Indonesia memiliki banyak nilai kreativitas yang menekankan pada aspek art, beauty, social, empathy, ceremony, dan sebagainya.  Keragaman budaya tersebut menandakan tingginya kreativitas yang tertanam di masyarakat Indonesia yang mencirikan keahlian spesifik dan talenta yang dimiliki, serta harus didukung oleh keragaman etnis dan beragam bahasa (bahasa Indonesia) agar dapat hidup berdampingan dengan toleransi, sehingga secara keseluruhan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki faktor pendukung yang powerfull dalam membangun dan  mengembangkan ekonomi kreatif.

Kontribusi peran generasi muda bangsa (milenial) yang nyata adalah dengan mengembangkan bisnis berbasis budaya sejalan dengan pembangunan ekonomi dalam melestarikan budaya bangsa dan berpartisipasi dalam pembangunan berbasis budaya dengan membangun culture-preneurship, sehingga budaya dapat berkembang sejalan dengan penerapan ekonomi kreatif, dan keragaman kearifan lokal masyarakat setempat dalam melestarikan budaya  dari generasi ke generasi.

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, namun selama ini pengelolaannya belum maksimal dan masih tertumpu pada pemerintah, sehingga membutuhkan peran para cendekiawan, pelaku bisnis dan masyarakat, terutama para pemudanya yang mempunyai daya eksplorasi tinggi. Pemuda adalah sumber daya insani yang dapat dibentuk menjadi insan-insan kreatif dan mempunyai integritas tinggi dalam mewujudkan sebuah ide agar para pemuda dapat lebih produktif.

Banyak pendapat para pakar dan peneliti termasuk UNESCO, mengusulkan dimasukkannya “budaya” ke dalam model pembangunan berkelanjutan, karena kebudayaan sangat menentukan keberhasilan pembangunan dan bagaimana masyarakat melakukannya di dunia dengan pendekatan baru yang menunjuk pada hubungan antara kebudayaan dan pembangunan berkelanjutan melalui dua hal yaitu; pembangunan dari kebudayaan itu sendiri (warisan, kreativitas, industri-industri  budaya, barang-barang kerajinan, wisata budaya) dan kepastian bahwa kebudayaan bertumpu secara benar di seluruh kebijakan publik, khususnya yang berhubungan dengan pendidikan, ekonomi, ilmu pengetahuan, komunikasi, lingkungan, kepaduan sosial, serta kerja sama internasional.

Pembangunan berlandaskan kreativitas masyarakat dan pemuda sebagai aktor utama dengan sumber daya yang dimanfaatkan secara efisien akan mendorong penciptaan lapangan kerja baru sehingga mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Pelestarian kebudayaan dengan kearifan lokal (local genius) merupakan salah satu komoditi utama pembangkit pariwisata lokal, manufacturing pembangunan ekonomi penghasil devisa di Indonesia, sehingga pelestarian budaya harus  dibarengi peningkatan ekonomi bangsa. Dengan demikian budaya memiliki fungsi  ganda dalam membangun dan memajukan bangsa di antaranya; budaya sebagai seni (kebudayaan/kesenian); budaya sebagai pendidikan/edukasi di masyarakat  (membangun karakter suatu masyarakat/perubahan budaya); budaya sebagai penggerak ekonomi masyarakat (budaya yang berbasis ekonomi kreatif dan nilai-nilai kehidupan masyarakat sebagai penggerak pembangunan berkelanjutan (culture as the driver of sustainable development).

Agar warisan budaya (kearifan lokal dan tradisional) dimanfaatkan secara optimal guna kemajuan bangsa maka perlu kolaborasi budaya sebagai identitas dan kebanggaan bangsa dengan pemanfaatan serta dukungan  perkembangan teknologi dan informasi yang tepat guna untuk menciptakan peluang melakukan sintesis terhadap kebudayaan, sehingga mendorong perkembangan dan kemajuan ekonomi kreatif akan menjadi kekuatan besar dan mendasar yang mengakar di masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, seluruh komponen bangsa dan elemen masyarakat, harus bersinergis menyiapkan khususnya para generasi muda (milenial) sejak dini agar mampu berpartisipasi dalam membangun bangsa dan negara. Pembentukan kreativitas dimulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga sampai dengan pendidikan formal di tingkat perguruan tinggi untuk belajar memahami lingkungan dan budaya bangsa, sehingga mampu berpacu dan berkompetisi untuk berkarya, serta dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan pada akhirnya dapat memberikan sumbangsih dengan karya  nyata demi  terwujudnya bangsa dan negara Indonesia yang maju, mandiri, berdaulat dan bermartabat.(*)

Foto utama oleh viapulsa.com