Kupang, Garda Indonesia | Dana stimulan dampak Badai Seroja untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur Rp.849.300,000,000,- (delapan ratus empat puluh sembilan miliar tiga ratus juta rupiah), di mana progres penyaluran hingga saat ini belum menggembirakan dengan dana tersalurkan sejumlah Rp.19.960.000.000,- (sembilan belas miliar sembilan ratus enam puluh juta rupiah) atau 2.35% dari total jumlah bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk 53.400 rumah rusak telah disalurkan ke rekening Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 16 kabupaten/kota yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Belu, Malaka, Alor, Rote Ndao, Lembata, Flores Timur, Ende, Ngada, Manggarai Barat, Sumba Timur, Sumba Barat dan Sabu raijua) pada tanggal 31 Desember 2021.
Demikian terungkap saat kunjungan kerja Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Suharyanto, beserta jajarannya ke Provinsi NTT dalam rangka memonitoring dan evaluasi progres stimulan rumah dampak Badai Seroja, pada Kamis, 12 Mei 2022 bertempat di aula El Tari Kantor Gubernur NTT.
Dalam arahannya, Kepala BNPB Doni Monardo mengungkapkan bahwa masih ada daerah yang berproses terkait administrasi seperti menetapkan juknis, melakukan verifikasi, validasi, dan sosialisasi. Situasi ini harus terus dipacu terutama percepatan perbaikan dan pembangunan rumah.
Doni Monardo berharap para kepala daerah dapat membangun komitmen bersama guna mempercepat penyaluran dana tersebut agar kebutuhan hunian warga terdampak di 16 kabupaten/kota segera diatasi. Stimulan perbaikan rumah menggunakan dana siap pakai yang masa berlakunya sangat terbatas. Masa transisi darurat ke pemulihan tingkat Provinsi NTT akan berakhir pada 31 Mei 2022 dan akan diperpanjang 3 (tiga) bulan sampai dengan Agustus 2022.
Doni Monardo juga mengapresiasi Kota Kupang dan Kabupaten Ende yang telah berproses melakukan perbaikan dan pembangunan rumah rusak. Kota Kupang diharapkan dapat menjadi contoh bagi kabupaten lain dalam penyaluran bantuan seroja. Ia menekankan percepatan ini diperlukan agar masyarakat terdampak segera memperoleh hunian dan di sisi lain pemanfaatan dana stimulan dapat mendukung pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19.
Wagub NTT Josef Nae Soi juga memberikan apresiasi kepada Wali Kota Kupang dan Bupati Ende yang menunjukkan kemajuan realisasi penyaluran stimulan perbaikan rumah. Ia berharap kiranya hal ini menjadi pendorong bagi 15 kabupaten lainnya agar segera melakukan aksi nyata di lapangan. Apresiasi juga disampaikan kepada Wali Kota Kupang, Bupati Kupang, Bupati Lembata, Bupati Flores Timur, Bupati Alor, Bupati Sumba Timur dan warga masyarakatnya yang telah menyediakan lokasi untuk pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak yang direlokasi. Hal ini merupakan bentuk kepedulian yang luar biasa dan menjadi modal membangun ketangguhan daerah terhadap bencana.
Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore pun memaparkan progres bantuan stimulan untuk Kota Kupang yang mendapatkan bantuan Rp.150.985.000.000,- (seratus lima puluh miliar sembilan ratus delapan puluh lima juta rupiah) yang disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI). Untuk saat ini progres rumah dalam tahap pengerjaan perbaikan berjumlah 6.126 unit dan rumah yang telah selesai pengerjaannya 6.145 unit yang terbagi dalam 3 kategori kerusakan yakni rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.
Menurut Wali Kota Jefri, terdapat beberapa kendala dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat antara lain proses sosialisasi terkait bantuan yang cukup memakan waktu serta proses pembuatan rekening bank baru bagi masyarakat yang kesulitan akses ke bank terkait.
Di sela acara, Doni Monardo menyerahkan bantuan berupa peralatan bagi Provinsi NTT dan kabupaten/kota. Kota Kupang mendapatkan bantuan 1 unit trailer tangki air yang diharapkan dapat membantu penanggulangan bencana oleh instansi terkait. Usai rapat, Doni Monardo beserta rombongan didampingi Wali Kota Kupang dan jajarannya meninjau rumah korban terdampak Siklon Seroja di Kelurahan Oepura.
Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore, bersama para bupati atau yang mewakili dari daerah terdampak Badai Seroja, Forkopimda NTT, Kalak BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, serta perwakilan BPBD Kabupaten/Kota se-NTT. (*)
Sumber (*/PKP_chr)
Editor (+roni banase)