Wagub NTT Josef Nae Soi Peroleh Nama Baru dari Komunitas Tuli Kupang

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi saat ini telah memperoleh sebuah nama baru dari Komunitas Tuli Kupang (KTK); sebuah komunitas yang beranggotakan 50 orang disabilitas yang berdiri sejak tahun 2016. Pemberian nama baru tersebut diberikan oleh KTK saat kegiatan Pelantikan Forum PRB NTT Periode 2018—2020, di Anjungan Pantai Lasiana Kupang.

‘Kacamata’, itulah nama baru untuk Wakil Gubernur Josef Nae Soi. Nama tersebut diberikan KTK yang rata-rata anak muda dengan secara serempak memberikan bahasa isyarat dengan membentuk pola kacamata menggunakan jari dan diikuti oleh Wagub Josef

Pemberian nama baru untuk Wagub NTT pasangan dari Gubernur Viktor Laiskodat tersebut sebagai bentuk apresiasi dan kegembiraan teman-teman KTK usai memperoleh jawaban ruangan sekretariat yang selama ini diidamkan mereka.

Pantauan media ini, Kamis, 25 April 2019 sekitar pukul 20.35 WITA, teman-teman dari Komunitas Tuli Kupang dapat berkomunikasi dengan bahasa isyarat dengan bantuan penerjemah. Semua komunikasi dua arah antara Wagub Josef dan teman-teman KTK diterjemahkan oleh Novel Siagian.

Mereka tampak bahagia dan bersemangat dapat berkomunikasi langsung dengan sosok Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi yang pernah mengenyam pendidikan di Belanda. Momen bahagia dan mengharukan tersebut juga diabadikan oleh para fotografer dan wartawan yang datang meliput kegiatan yang diinisiasi oleh BPBD Kota Kupang dan BPBD Provinsi NTT tersebut.

Suasana akrab Wagub Josef Nae Soi dan Komunitas Tuli Kupang

Teman-teman KTK merasakan kebahagiaan luar biasa dengan berpelukan sambil menangis di belakang panggung kegiatan sebagai ucapan syukur karena diberikan perhatian dari Wagub Josef Nae Soi berupa tempat sekretariat KTK di salah satu ruangan dari Kantor Dinas Sosial NTT

Selain meminta sekretariat yang langsung dipenuhi oleh Wagub Josef, KTK juga meminta akses lampu seperti sirine sebagai bentuk mitigasi bencana karena teman-teman KTK tidak dapat mendengar sehingga diperlukan semacam lampu pemberi isyarat bencana

Wagub Josef Nae Soi saat akan meninggalkan lokasi kegiatan sempat dikonfirmasi media ini tentang apa saja bentuk perhatian pemerintah bagi teman-teman Komunitas Tuli Kupang menyampaikan bahwa belum mengetahui apa lagi bentuk kebutuhan mereka

“Saya belum tahu apa kebutuhan mereka, kita akan adakan simulasi untuk mereka yang disabilitas. Kita akan cari tahu apa saja kebutuhan mereka”, jelas Wagub Josef

Penerjemah KTK, Novel Siagian

Sedangkan, Penerjemah Komunitas Tuli Kupang, Novel Siagian, saat ditemui usai menerjemahkan aksi Pantomin Gempa oleh KTK dan percakapan antara KTK dan Wagub Josef, mengatakan sebenarnya sosialisasi penanggulangan bencana sudah diberikan kepada para disabilitas tuli namun semuanya berbasis suara

“Suara ada hambatan bagi disabilitas tuli, sehingga perlu adanya lampu peringatan menyala bagi teman-teman tuli dan walaupun ada usul yang lebih baik lagi, mereka sangat menghargai lagi”, ujar Novel

Lanjut Novel, usai diberikan sekretariat teman-teman tuli langsung berpelukan dan menangis, terlebih Ketua KTK Mario Lado sangat bahagia karena selama ini mereka berkumpul di rumah Mario Lado di Kelurahan Oepoi

“Namun jumlah mereka (KTK,red) banyak sekitar 50 orang (anak muda dan orang tua)”, ungkap Novel

Tambah Novel, Teman-teman KTK, sebagian besar memiliki kemampuan dan ketrampilan, beberapa dari mereka adalah Atlit Futsal Nasional Putri yang meraih juara 3 di Tailand dan akan mewakili Indonesia ke Swiss

“Mereka bisa melakukan banyak hal namun mereka punya keterbatasan pendengaran”, pungkas Novel.

Penulis dan editor (+rony banase)