22 Tahun, 68 KK di Belu Tak Punya Lahan Garap, Bene Hale Sumbang Jagung

Loading

Belu – NTT, Garda Indonesia |  Ketua fraksi Golkar DRPD Belu, Benediktus Hale memulai masa reses pertama di tahun 2022, mengunjungi dan membagi hasil kebunnya sendiri berupa ratusan kilo gram jagung ke masyarakat RT 8 dan 9, Dusun Raihenek, Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu, 6 Maret 2022.

Bene Hale menjelaskan, bahwa jagung yang dibagi itu adalah hasil kerja kelompok binaan Partai Golkar, Kelompok Tani Fatukfia di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak.

“Jadi, mereka yang terima jagung itu semuanya warga eks Timtim yang tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam. Mereka punya niat berkebun tetapi tidak ada lahan. Terhadap kesulitan ini, maka kita memberikan dari apa yang kita punya, bukan dari kelebihan melainkan dari kekurangan kita,” katanya Bene Hale sembari mengimbau kepada masyarakat lokal sekitar yang kebetulan mempunyai lahan yang tidak terpakai agar berkenan memberikan kepada warga eks yang sangat membutuhkan.

Selain itu, Bene Hale juga secara tegas meminta Pemda Belu melalui dinas teknis untuk segera memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat Dusun Raihenek.

Kurang Akses Listrik

Ada pun keluhan lain ketika berdiskusi usai penyerahan sumbangan tersebut, bahwa hingga saat ini kelompok warga yang terdiri dari 68 (enam puluh delapan) kepala keluarga (KK) itu belum mendapatkan kecukupan akses listrik. Karena itu, Bene Hale pun berharap pemerintah daerah tergerak untuk memberikan perhatian, termasuk akses jalan layak menuju lokasi permukiman sepanjang tiga kilo meter.

Ketua RT 8, Dusun Raihenek, Abrao Do Santos yang dihubungi via sambungan ponsel pada Selasa, 8 Maret 2022, menuturkan bahwa dari total 68 KK, hanya 11 (sebelas) KK yang menikmati listrik tetapi masih dalam kondisi memprihatinkan, arus listriknya sangat lemah. Selain itu, jalan sepanjang 3 (tiga) kilo meter menuju lokasi dusun, aksesnya masih melalui jalan tani persawahan. Bahkan saat ini jalan tersebut sudah putus sehingga mengakibatkan kendaraan roda empat tidak bisa melewati. Hal lain yang lebih ironis, bahwa sudah selama 22 (dua puluh dua) tahun sejak meninggalkan Timtim dan menetap di wilayah Belu, kelompok warga Dusun Raihenek ini belum memiliki lahan pertanian. Warga memiliki keinginan bertani untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun tidak memiliki uang untuk membeli lahan.

“Tiang dan kabel sudah masuk di Dusun Raihenek, tapi arusnya sangat lemah sehingga hanya 11 KK saja yang terlayani. KK lain mau tarik juga tapi dari PLN tidak bisa layani karena arusnya sangat lemah. Mereka 11 KK ini juga lampunya mati hidup, padahal beban pemakaian arus dalam rumah sudah dikurangi dengan hanya dipakai untuk lampu,” kisah pilu Abrao Do Santos sembari berharap kiranya pemerintah daerah mau peduli untuk memberikan solusi dengan memperhatikan persoalan tersebut.

“Kami berterima kasih kepada bapak dewan Bene Hale yang sudah memberikan bantuan makanan berupa jagung untuk masyarakat Dusun Raihenek,” papar Abrao. (*)

Penulis: (*/Herminus Halek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *