Budi Arie Tegaskan Projo Bukan Relawan Pro Jokowi
- account_circle melihatindonesia
- calendar_month Ming, 2 Nov 2025
- visibility 158
- comment 0 komentar

Budi Arie juga mengungkap rencana perubahan logo Projo agar tidak terkesan mengkultuskan seseorang.
Jakarta | Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa nama Projo bukanlah singkatan dari Pro Jokowi seperti yang selama ini dikenal publik. Ia menjelaskan, nama Projo berasal dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi.
“Projo itu artinya negeri dan rakyat. Jadi Projo itu sendiri artinya adalah negeri dalam bahasa Sansekerta, dan dalam bahasa Jawa Kawi itu artinya rakyat,” ujar Budi Arie di sela-sela Kongres III Projo yang digelar di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 November 2025.
Menurutnya, sebutan Pro Jokowi hanya muncul karena penyebutan media yang lebih mudah dilafalkan. “Projo. Memang enggak ada (kepanjangannya). Cuman teman-teman media kan ya Projo, Pro Jokowi, itu kan karena gampang dilafalkan saja,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Budi Arie juga mengungkap rencana perubahan logo Projo agar tidak terkesan mengkultuskan seseorang. Saat ini, logo Projo berwarna hitam-merah dengan siluet wajah Presiden ke-7 Joko Widodo di tengah lingkaran putih dan tulisan “Projo” di bawahnya.
“Logo Projo akan kita ubah, supaya tidak terkesan kultus individu,” beber Budi Arie. Ia menegaskan bahwa perubahan logo ini menjadi bagian dari transformasi organisasi.
“Projo akan melakukan transformasi organisasi, yang salah satunya adalah kemungkinan mengubah logo Projo. Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu. Iya, kemungkinan (bukan logo Jokowi lagi),” katanya.
Meski logonya berubah, nama organisasi tetap akan menggunakan nama Projo.
Projo sendiri merupakan organisasi relawan yang terbentuk sejak 2013 untuk mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2014. Nama Projo selama ini kerap disebut sebagai kepanjangan dari “Pro Jokowi”. Organisasi ini berperan besar dalam menggalang dukungan bagi Jokowi pada dua periode Pilpres, yakni 2014–2019 dan 2019–2024.
Budi Arie yang juga mantan kader PDI-P dikenal sebagai salah satu pendiri dan tokoh sentral Projo. Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta periode 1998–2001 serta Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPD PDI-P DKI Jakarta periode 2005–2010.
Pada Pilpres 2024, Projo menjatuhkan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Saat deklarasi pada 2023, Projo menilai Prabowo sebagai sosok yang layak melanjutkan kerja Jokowi.
Budi Arie sendiri pernah menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) di era Jokowi, lalu menjadi Menteri Koperasi pada kabinet Prabowo. Namun, ia kemudian digantikan oleh Ferry Juliantono pada reshuffle kabinet, Senin, 8 September 2025.
Pada Kongres III Projo yang dihelat di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, 1–2 November 2025, Budi Arie kembali terpilih sebagai Ketua Umum Projo periode 2025–2030.
“Hasil kesepakatan bersama atau aklamasi seluruh peserta seluruh kongres Projo ke III memutuskan menetapkan Budi Arie Setiadi sebagai Ketum DPP Projo periode 2025 sampai 2030,” kata Freddy Damanik yang memimpin sidang, Minggu, 2 November 2025.
“Sepakat ya,” tambahnya, yang kemudian disambut persetujuan seluruh peserta kongres.(*)
- Penulis: melihatindonesia
- Editor: Roni Banase











Saat ini belum ada komentar