Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ekonomi dan Bisnis » Prof Fred Benu : Bank NTT dalam ‘Track’ Benar

Prof Fred Benu : Bank NTT dalam ‘Track’ Benar

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Rab, 8 Feb 2023
  • visibility 2
  • comment 0 komentar

Kupang, Garda Indonesia | Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D., pernah menduduki jabatan sebagai Komisaris Independen Bank NTT (periode 2009—2013 dan 2014—2017), angkat bicara mengenai berbagai dinamika yang mencuat ke permukaan sebulan terakhir.

Saat ditemui di kantornya, Laboratorium Lahan Kering Undana, Penfui, akhir pekan (minggu pertama Februari 2023), Prof Fred, demikian disapa, mengurai fakta-fakta terkait kondisi terkini dari Bank NTT.

“Saya mau bicara tentang kinerja Bank NTT. Laba Bank NTT ini kalau kita mau lihat sejak 2019 itu laba bersihnya menurun. Tahun 2019 itu Rp. 236.475.000, dan tahun 2020 jadi Rp 236.289.000 atau turun sekitar 186 juta. Dan tahun 2021 juga turun. Kita masih tunggu laba di tahun 2022. Mari kita bedah ini secara lebih detail,” ungkap Prof Fred.

Penurunan laba itu, imbuh Rektor Undana 2 (dua) periode ini merupakan sebuah kenyataan dan kritik harus yang diterima. Tapi kita harus meliat kenapa harus turun. “Tiga tahun terakhir, semua tahu, perekonomian nasional sedang terpuruk karena dilanda pandemi. Semua sektor terpukul termasuk perbankan. Bukan hanya Bank NTT sehingga penurunan itu bisa kita maklumi,”tegasnya.

Ketika ada pihak yang mengkritik, sebagai akademisi, dia melihat itu wajar. Harus diterima secara positif walau ada fakta pandemi yang perekonomian khusus sektor perbankan terganggu. Namun Prof Fred mau mengajak semua pihak untuk secara arif melihat, bahwa kehadiran Bank NTT itu mengemban 2 (dua) fungsi, yakni fungsi ekonomi dan kedua, fungsi sosial.

“Kita tidak bisa saja menekankan dia untuk pencapaian target-target ekonomi dengan mengabaikan target sosial dalam pelaksanaan fungsi intermediasi bank. Contohnya dia juga harus mengalokasikan dana pihak ketiganya untuk kredit sektor UMKM. Kita tahu bahwa di sektor ini kita tidak bisa mematok NIM (net interest margin) yang besar. Karena ini kan pelaku usaha mikro kecil dan menengah sehingga margin keuntungan yang diperoleh sektor UMKM ini kecil dibanding kredit yang kita salurkan untuk kredit konsumsi dan kredit investasi serta kredit modal kerja. Itu kita bisa peroleh laba yang tinggi. Kalau fungsi intermediasi bank, yang melaksanakan fungsi sosial bank, ini kita tidak bisa mematok laba yang tinggi,” imbuhnya.

Bahkan menurut Prof Fred, walau ada penurunan laba, namun semua harus jujur melihat bahwa dari sisi fungsi intermediasi bank untuk sektor UMKM, Bank NTT sudah melaksanakannya dengan sangat baik.

“Kita lihat sekarang Bank NTT itu menyalurkan kredit untuk ekosistem pertanian, peternakan, itu semua dibangun oleh Bank NTT dan kita perlu mengapresiasi itu. Menyalurkan kredit untuk sektor pertanian yang adalah sektor UMKM. Sekali lagi kita perlu mengapresiasi itu. Kalau kita lihat sektor UMKM ini tumbuh cukup banyak di sini dengan mendukung program-program pemerintah,” tegas dia.

Bank NTT, lanjut Prof Fred, selain menyiapkan modal, juga memfasilitasi agar BumDes terlibat di dalamnya bahkan Bank NTT juga menyiapkan pasar, sarana produksi dan ini adalah sebuah fungsi intermediasi yang baik dan dengan peran tanggung jawab sosial ada di dalamnya, tentu tidak bisa menggenjot pendapatan yang tinggi dari Bank NTT. Sehingga peran serta Bank NTT dalam fungsi sosial di masa-masa sulit, mesti diapresiasi walaupun pendapatannya menurun.

“Saya tidak perlu memuji dan mengatakan selamanya Bank NTT baik karena ada beberapa fakta mengenai laba, ROA, ROE yang memang harus kita kritisi. Memang menurun karena pendapatan menurun,” tegas Prof Fred.

Di samping krisis, lanjutnya, karena Bank NTT mulai ekspansi ke sektor digital yang mana kita tak bisa berharap banyak kalau tidak size-nya diperbesar. Demikian juga NIM. Pada 2021 itu hanya 6,53 % tetapi pada 2022 ini sudah naik 7,65 %. LDR juga naik itu kurang bagus karena itu berarti kinerja dana kita tidak cukup baik sehingga tidak tersedia cukup uang untuk kita memberikan loan dan mesti diturunkan lagi.

“Jika kita liat BOPO, sebenarnya turun. Pada 2021 itu 82,80 % dan pada tahun 2022 yang sebentar akan RUPS ini 80 %. Ini sangat baik,” tegasnya menambahkan “Sedangkan NPL (Non Performing Loan), juga kita lihat itu dari 2,56 menjadi 2,63%. Itu juga kurang baik. Dari sejumlah indikator ini, namun harus diketahui bahwa pada 2022 ini baru saja kita recovery sehingga kita berharap kinerja 2022 yang akan diukur dalam RUPS di 2023 ini mungkin ada sedikit perbaikan. Salah satu yang harus kita lihat di 2023 ini, khusus pemegang saham, mari kita fokuskan pada pemenuhan modal inti minimum yang Rp 3 Triliun.”

Prof Fred pun berharap kepada semua pihak untuk mendukung bank NTT karena bank ini adalah bank milik masyarakat NTT yang punya tanggung jawab ekonomi juga ada tanggung jawab sosial.

Dia melihat Pemprov dan Pemkab/kota memiliki komitmen sehingga bisa memenuhi modal inti minimum Rp3 Triliun seperti yang dipatok oleh OJK. Dan di tahun 2023 ini dilakukannya reenginering proses bisnis kredit khususnya di sektor UMKM.

“Karena kredit ke sektor UMKM itu menolong banyak orang. Waktu resesi kemarin sektor ini yang bertahan. Karena itu saya berterima kasih karena Bank NTT juga ikut perhatikan sektor UMKM. Yang menjadi fondasi perekonomian daerah. Tanggung jawab ada di pengurus yakni direksi. Mari kita kawal baik-baik,” ujar Prof Fred.

Tak hanya itu, dia pun berharap agar Komisaris sebagai wakil dari pemegang saham pun dapat menjalankan fungsinya secara baik dan jangan masuk ke hal-hal teknis sehingga direksi tidak terganggu.

Dan berharap agar di tahun 2023 ini, Bank NTT juga harus memperhatikan layanan-layanan digital yang jika jujur dilihat, hari ini Bank NTT sudah memiliki banyak kemajuan, ada banyak inovasi layanan. “Walaupun kita juga perlu memperhatikan segala mekanisme sehingga kita tidak perlu mendapapat teguran dari regulator,” tegasnya.

Dan secara jujur dia melihat, perkembangan Bank NTT dari tahun ke tahun, sudah cukup baik, jauh berbeda jika dibanding dengan masa-masa dia memimpin. Diakui bahwa hal ini dikarenakan dulu organisasinya berbeda dengan saat ini.

“Pengurusnya sudah berkembang, beda dengan dulu yang digabung antara dana dan kredit. Sekarang sudah dipisah sehingga kinerjanya lebih baik. Kalau soal inovasi, saat ini jauh berkembang. Kalau soal tingkat resiko, saya lihat relatif sama,” ungkap Prof Fred.

Dia mengajak semua pihak agar jangan menutup mata terhadap inovasi-inovasi layanan yang sudah dilakukan saat ini. Kalau mau jujur melihat, digitalisasi pelayanan di Bank NTT sangat bagus. “Misalnya dalam Festival Desa Binaan Bank NTT itu setiap daerah memiliki agen sebanyak ribuan orang. Dan itu inovasi yang hebat. Produk-produk inovasi lainnya, yang saya bilang ekosistem pertanian peternakan terintegrasi, itu dikaitkan dengan TPID, tim ketahanan pangan daerah. Ada layanan jasa keuangan, ada Bank NTT yang bekerja sama dengan lembaga asuransi kesehatan dan asuransi tenaga kerja. Asuransi atas kredit yang disalurkan, asuransi gagal panen, asuransi ternak. Ada peran stake holder yang dimainkan di sini sehingga ada warga yang tergabung dalam BumDes dan sebagainya,” ujarnya.

Prof Fred menambahkan, “Saya lihat inovasi IT, ada 249 ATM, 400-an mesin EDC, ada 13.867 merchant QRIS, 140 merchant Laku Pandai, 3 unit money changer, 8 unit kas titipan BI, ada 53 unit Lopo Di@ Bisa. Itu inovasi-inovasi yang sampai ke tingkat bawah dan masyarakat sangat terbantu. Manakala fungsi intermediasi bank tidak jalan karena pelaku UMKM tidak punya budaya untuk tidak datang ke bank maka bank yang harus datang turun ke bawah. Inovasi-inovasi ini dulu di kita tidak ada. Dulu hanya ada EDC dan tidak sampai 100. Begitu juga ATM tidak sebanyak sekarang.”

Dan ekspansi seperti inilah yang menurutnya membuat Bank NTT melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak bisa memaksa bank mencari laba yang tinggi. “Inilah bentuk apresiasi saya kepada Bank NTT saat ini. Orang-orang hanya melihat labanya saja. Memang dari sisi ekonomi laba memang demikian tetapi di sisi lain, dia menjalankan literasi keuangan, membuka akses seluas-luasnya terhadap sektor UMKM.  Dari data-data yang saya paparkan ini, saya simpulkan bahwa Bank NTT sedang dalam track yang baik. Fungsi seperti itu walau kita memberi kritik bahwa laba, BOPO dan sebagainya, NIM yang masih tinggi, LDR yang tinggi, kita beri kritik. Tapi dia juga ada baiknya. Bank NTT sudah melaksanakan fungsi intermediasi bank kepada sektor UMKM yang menjadi fondasi perekonomian daerah ini dan bagi saya ini sangat-sangat strategis,” ungkap Prof Fred dengan nada serius.

Apalagi, sejarah mencatat bahwa ada banyak BUMD yang berdatangan dari berbagai pelosok tanah air untuk belajar dari Bank NTT, yakni digitalisasi layanan perbankan khususnya sektor UMKM. “Dan harus kita akui bahwa itu kelebihan kita bahwa kita sudah maju sangat jauh dalam hal digitalisasi layanan perbankan. Dulu di jaman saya, tidak ada. Kita lebih banyak target ekonominya, sekarang terbalik. Ada orang yang menyoroti satu sisi, yakni laba, bahwa menurun, orang lain soroti sisi lain, dan saya soroti keduanya, bahwa ada yang turun namun jangan lupa, ada keberhasilan dari cara kerja pengurus yang sekarang,” pungkas Prof Fred. (*)

Sumber (*/Humas Bank NTT)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PDUI Cabang NTT Bagi 2.400 Telur kepada Warga di Empat Puskesmas

    PDUI Cabang NTT Bagi 2.400 Telur kepada Warga di Empat Puskesmas

    • calendar_month Rab, 27 Mei 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kota Kupang, Garda Indonesia | Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man bersama Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang NTT menyerahkan bantuan makanan tambahan berupa 2.400 butir telur atau 80 rak telur kepada warga di 4 Puskesmas yaitu Puskesmas Sikumana, Puskesmas Bakunase, Puskesmas Alak dan Puskesmas Oesapa, pada Selasa, 26 Mei 2020. Turut hadir bersama […]

  • Ormas di NTT Nilai Pemerintah Berlaku Tidak Adil

    Ormas di NTT Nilai Pemerintah Berlaku Tidak Adil

    • calendar_month Rab, 25 Sep 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sejumlah ormas mendesak Gubernur NTT bertanggung jawab atas masalah tanah di Desa Patiala Sumba Barat, penetapan tapal batas Sumba Barat dan Sumba Barat Daya yang diklaim merugikan masyarakat pesisir, penetapan wilayah konservasi hutan di Amanuban Selatan dan penuntasan kasus Poro Duka. Tuntutan dan permasalahan ini disampaikan dalam aksi demonstrasi oleh Front […]

  • Pangdam IX/Udy: “Tidak Ada Lagi Istilah Titipan, KKN & Pungli dalam Catar Akmil”

    Pangdam IX/Udy: “Tidak Ada Lagi Istilah Titipan, KKN & Pungli dalam Catar Akmil”

    • calendar_month Sel, 2 Jul 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Denpasar-Bali, Garda Indonesia | “Obyektivitas harus menjadi acuan utama sehingga kegiatan Sidang Parade akan menghasilkan keputusan yang adil, jujur, obyektif, transparan dan akuntabel”, jelas Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.I.P., dalam sambutannya pada saat memimpin Sidang Pemilihan Tingkat Panda Kodam IX/Udayana Calon Taruna Akmil TA 2019 di Aula Udayana Makodam IX/Udayana, Denpasar, Selasa, 2 […]

  • Pariwisata Alor, Gubernur VBL Minta Lembaga Agama Dorong Umat Punya ‘Awareness’

    Pariwisata Alor, Gubernur VBL Minta Lembaga Agama Dorong Umat Punya ‘Awareness’

    • calendar_month Rab, 20 Okt 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kalabahi, Garda Indonesia | Guna mendapatkan sebuah desain pariwisata yang hebat atau sustainable, maka harus butuh kinerja semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, lembaga agama, lembaga adat hingga pemerhati pariwisata. Demikian diungkapkan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada saat memberikan sambutan dalam pertemuan Tokoh Lintas Agama Se-Provinsi NTT pada Selasa,.19 Oktober 2021. Mengusung tema “Penguatan […]

  • Terungkap! Pelaku Kejahatan Transmisi Dokumen ke Orang Lain Itu Charles Dupe

    Terungkap! Pelaku Kejahatan Transmisi Dokumen ke Orang Lain Itu Charles Dupe

    • calendar_month Sab, 13 Jun 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Belu-NTT, Garda Indonesia | Substansi perdebatan sengit antara Tim Advokat Seldi Berek dan Tim Kuasa Hukum Polres Malaka tentang adanya dugaan pemfitnahan dan pencemaran nama baik terhadap korban Lorens Lodiwyk Haba, akhirnya terungkap jelas dalam jawaban Termohon terhadap ‘petitum’ (tuntutan) Pemohon dalam sidang kedua pada Kamis 11 Juni 2020. Demikian, hal itu disampaikan secara tegas […]

  • Waspada ! Ancaman Infodemik Dapat Memperburuk Pandemi Covid-19

    Waspada ! Ancaman Infodemik Dapat Memperburuk Pandemi Covid-19

    • calendar_month Sab, 18 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Selain tantangan dalam upaya memutus penyebaran virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2, hambatan lain yang juga dihadapi masyarakat adalah adanya infodemik seputar Covid-19. Infodemik ini mengarah pada informasi berlebih akan sebuah masalah, sehingga kemunculannya dapat mengganggu usaha pencarian solusi terhadap masalah tersebut. Pendiri Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Harry Sufehmi mengatakan […]

expand_less