Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sebagai upaya untuk memulihkan perekonomian daerah di tengah pandemi, maka Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat meminta semua pihak mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten, masyarakat, perbankan, lembaga keuangan, hingga pelaku usaha dan UMKM untuk bekerja keras dan bersama-sama dalam pemulihan ekonomi Provinsi NTT.
Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) yang mendiskusikan ‘Strategi Percepatan Pembangunan dan Pemulihan Ekonomi Di Provinsi Nusa Tenggara Timur’ yang dilaksanakan di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT pada Rabu, 26 Agustus 2020. Turut hadir Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja; Kepala OJK Perwakilan NTT, Robert HP. Sianipar; Bupati Kupang, Korinus Masneno; dan moderator diskusi, Plt. Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho selaku Ketua Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK).
“Kondisi saat ini pada pemulihan ekonomi di daerah kita tentunya kita harus benahi semuanya. Kinerja kita masih dalam perencanaan program. Belum kita kontrol hingga sampai pelaksanaan di lapangan. Walaupun pemerintah merencanakan desain program pemulihan dengan baik, tapi bila SDM pengelola di lapangan masih timbul masalah; ini harus kita tangani bersama,” ujar Gubernur VBL.
Lanjutnya sambil berpinta, “Saya mau dalam dua minggu ke depan, kita rapat bersama antara UMKM dan pihak industri dengan melibatkan OJK, dan Perbankan. Kita cari tahu setiap UMKM masalahnya pada apa, kita lihat produknya apa, masalah apa yang dihadapi pada masa pandemi Covid-19 ini, apakah ada kendala dalam pemasarannya?”
Jadi, imbuh Gubernur VBL, “Kita bisa tahu langsung masalahnya di lapangan. Dengan demikian, maka kita kerja bersama dengan percepatan kredit-kredit yang diberikan pada UMKM ataupun relaksasi dan solusi lainnya.”

Ia juga meminta agar penanganan ekonomi daerah harus punya target tertentu untuk bisa mencapai hasil maksimal, maka menurutnya juga harus dikelola dengan cara kerja yang luar biasa untuk menuju pada pemulihan aktivitas ekonomi. Ia pun meminta agar dalam menunjang pemulihan ekonomi maka perlu ada suplay chain yang turut memberikan dampak dalam pengelolaan atau pengembangan pariwisata.
“Bila kita berbicara untuk sektor pariwisata, maka kita lihat juga supply chain yang turut mendukung. Bila kita pergi ke Lelogama dan Bokong, setiap akhir pekan banyak orang yang berkunjung ke sana, namun belum ada restoran. Ini harus diperhatikan. Harus ada restorannya dan saya juga mau makanan yang disediakan juga harus dari sektor-sektor pendukung di Kabupaten Kupang mulai dari pertanian, perkebunan, dan perikanan yang di antaranya beras, ikan, daging, bawang dan lain-lain. Dengan demikian ada dukungan untuk pariwisata dengan restorannya di sana,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Bank Indonesia NTT I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan pemulihan ekonomi akan didukung dengan biaya-biaya perbankan untuk mendorong pengembangan potensi yang ada di NTT. “Peluang kita untuk memulihkan ekonomi ini ada pada UMKM dan juga potensi yang ada di NTT. UMKM kita sangat banyak dan berpengaruh besar pada ekonomi kita. Total anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk pemulihan ekonomi tahun 2020 ini adalah 677 Triliun dan 356 triliun untuk tahun 2021. Kita harus ambil peluang ini untuk pemulihan ekonomi kita dengan potensi produksi garam, kopi, jambu mete, dan sapi,” jelasnya.
Bupati Kupang Korinus Masneno mengatakan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kupang pada pemulihan ekonomi daerah Provinsi NTT dimulai pada sektor-sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. “Dalam kondisi seperti ini, kita harus bisa bangkit kembali. Pemulihan kita mulai dari pertanian, perkebunan dan perikanan. Khusus untuk pertanian tahun ini, kami akan panen jagung untuk juga mendukung Program Tanam Jagung Panen Sapi dan saat ini kami akan panen 1.000 hektar. Kita kerja bersama mulai dari pengelolaan lahan, air, pengelolaan jagung hingga menghasilkan produksi sapi. Lokasi kami yang dekat dengan Provinsi dan tentunya sangat membantu dan memudahkan kami untuk masuk dalam pasar,” terangnya.
Ketua FKLJK, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, diskusi tersebut adalah wujud nyata dari spirit untuk menterjemahkan program kerja agar akselerasi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di NTT lebih cepat.
“Dalam diskusi yang kami lakukan, ada spirit untuk kerja bersama, dan sama-sama bekerja,” ujar Alex Riwu Kaho dalam seraya menyampaikan sesuai arahan dari Gubernur NTT sebagai keynote speaker dalam diskusi bisa menjadi landasan bagi bupati dan wali kota untuk membangun sinergitas guna menekan angka kemiskinan di NTT.
“Sesuai dengan mapping Bapak Gubernur NTTT yaitu upaya ini akan dimulai dari Pulau Sumba dan Timor,” urai Plt. Dirut Bank NTT ini sembari mengatakan, dibutuhkan spirit untuk membangkitkan semangat bersama pemerintah, pemangku kepentingan dan juga kolaborasi antar berbagai pihak untuk mendukung pemulihan ekonomi di berbagai sektor.
Sejalan dengan itu, Kepala OJK NTT Robert HP. Sianipar mengatakan sektor jasa keuangan sangat ingin mendorong pemulihan ekonomi NTT dengan pola memadukan sektor real dengan sektor keuangan dan juga relaksasi terutama bagi UMKM yang memiliki kapasitas besar dalam pemulihan ekonomi.(*)
Sumber berita dan foto (*/Humas dan Protokol Setda NTT)
Editor (+rony banase)