Pleno Hasil Festival Desa Binaan Bank NTT, Juri Tetapkan Juara

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Festival Desa Binaan Bank NTT yang dihelat selama dua bulan (Mei—Juni 2021, red), diplenokan dalam rapat juri pada Senin siang, 12 Juli 2021 di ruang oval lantai IV kantor pusat Bank NTT dan telah ditetapkan 4 (empat) nominator terbaik untuk juara 1, 2, 3, dan favorit.

Enam juri yang dilibatkan dalam Festival Desa Binaan Bank NTT. Yakni: Dr. James Adam (Akademisi/dosen), Ir. Abraham Paul Liyanto (Ketua KADIN NTT), Dedy Safari (Regulator/Otoritas Jasa Keuangan), Handrianus Paulus Asa (Regulator/Bank Indonesia), Joni Lie Rohi Lodo (Dinas Parekraf NTT), dan Stenly Boymau (Konsultan Pers Bank NTT)

Hadir secara offline ‘tatap muka’ empat orang juri dan dua juri yakni Ir. Abraham Paul Liyanto dan Handrianus Paulus Asa secara online ‘daring’ karena beberapa alasan. Tampak hadir seluruh panitia Festival Desa Binaan Bank NTT.

Saat membuka rapat, mewakili manajemen Bank NTT, Reinhard Djo menegaskan kembali terkait semangat kegiatan ini. “Festival ini merupakan implementasi dari misi Bank NTT yaitu ‘Pelopor Penggerak Ekonomi Rakyat’ dan ‘menggali sumber potensi daerah untuk diusahakan secara produktif bagi kesejahteraan masyarakat NTT,” urai Rei sembari menyampaikan ucapan terima kasih dari manajemen kepada keenam dewan juri.

“Kami melihat dan mendengar, kinerja profesional dari enam dewan juri. Ini adalah sebuah capaian luar biasa karena sudah bersama-sama dengan Bank NTT menggali potensi, walau harus ke pulau-pulau mendatangi Bumdes binaan setiap desa,” ungkap Rei sambil menegaskan, manajemen tidak campur tangan terhadap kerja juri.

Juri diberi kesempatan untuk bekerja, imbuh Rei, dan manajemen tidak akan mengintervensi. “Dengan demikian, tentu kami berharap agar keputusan yang dihasilkan, objektif, dan nantinya desa ini menjadi pionir bagi desa-desa lain di NTT,” tandasnya.

Sejumlah fakta mengemuka dalam rapat selama hampir tujuh jam itu. Berlangsung dari pukul 14.00—19.30 WITA. Ketua dewan juri, Dr. James Adam saat membuka rapat , memberikan kesempatan kepada setiap juri mempresentasikan temuan di lapangan. Pasalnya, setiap juri mendatangi empat Bumdes yang tersebar di seluruh NTT untuk mengevaluasi kinerjanya. Begitu pula dengan para pimpinan cabang Bank NTT tentang keseriusan mentransfer dan mengimplementasikan visi Bank NTT.

Hasil presentasi setiap juri, lalu secara bersama mengevaluasi kinerja 23 Bumdes untuk menentukan 12 terbaik. Kemudian, setiap juri masih diberikan kesempatan untuk beradu argumentasi, mengacu pada data-data yang ditemukan serta disandingkan dengan fakta-fakta pendukung lainnya.

Suasana pleno hasil Festival Desa Binaan Bank NTT

Diskusi menjadi cukup serius, karena muncul argumentasi mengenai validitas skor yang ditetapkan, karena ada perbedaan persepsi dari setiap juri, karena tidak semua daerah didatangi mereka. Setiap orang hanya dijatahi empat. Namun, akhirnya ada solusinya, bahwa kehadiran satu orang juri di lokasi, mengakomodir kepentingan seluruhnya. Ada data dan dokumentasi yang lengkap, di-cover oleh panitia sehingga fakta-fakta itulah yang dibuka saat evaluasi.

Diskusi kian sengit tatkala saat skoring ‘penilaian’ ada tiga Bumdes yang memiliki skor 100. Sedangkan lainnya berada pada kisaran skor 93—99. Ini terjadi karena skor untuk empat kriteria yakni kriteria utama, lokasi, usaha dan ketrampilan desa binaan masing-masing dengan terjemahannya, nyaris lengkap.

Para nominator memiliki Lopo DI@ BISA dengan totalitas kerja agen yang melampaui target. Bahkan semuanya dibuktikan dengan rekap dari tiap cabang mengenai agen, dan kinerja keuangannya. Terobosan mereka menembus pasar nasional memasarkan produk lokal, menjadi pertimbangan. Bahkan beberapa desa, sukses menjual produk mereka di Shopee, Tokopedia, Bukalapak bahkan ada yang memiliki dan mengelola website ‘laman’ sendiri.

“Kalau kita lihat memang beberapa desa punya nama besar. Namun, nama besar di bidang inovasi demi pengembangan potensi desa itu. Apakah saat Bank NTT masuk, dan dimodali oleh Bank NTT ataukah justru tanpa bank ini pun mereka bisa jalan?. Saya justru melihat tentang sejauh mana peranan bank ini bagi pertumbuhan usaha mereka sehingga filosofi kehadiran Bank NTT sebagai pelopor penggerak ekonomi rakyat, terjawab di sini,” tegas Paul Liyanto.

Pernyataannya sangat beralasan, karena ketika penentuan skor, ada desa yang nilainya tinggi, namun keunggulannya tidak serta merta karena kehadiran Bank NTT. Sehingga dengan beberapa pertimbangan, juri akhirnya memutuskan tiga juara utama dengan satu favorit. Dan, juara-juara ini akan diumumkan pada saat perayaan HUT Ke-59 Bank NTT, pada Sabtu, 17 Juli 2021.

Juara I berhak atas uang tunai Rp.250.juta, juara II Rp.150 juta dan juara III sebesar Rp.100 juta. Penghargaan bagi pemenang festival diberikan bantuan pengembangan dan perbaikan sarana dan prasarana menjadi usaha yang mandiri (dalam bentuk CSR). “Hari ini juri telah selesai melaksanakan tugasnya untuk menyaring dan menentukan mana yang terbaik. Perlu ditekankan bahwa memang ada yang sukses, karena geliat usahanya cukup maju. Namun, ada beberapa pertimbangan lain, seperti, apakah kemajuan itu setelah kehadiran Bank NTT atau justru tanpa Bank NTT pun mereka sudah berjalan?. Waktu pendampingan menjadi pertimbangan, begitu pula dengan ada banyak alasan, mengapa si A menjadi juara dan si B tidak,” tegas James Adam saat menutup rapat.

Juara sudah ditetapkan, selanjutnya akan diserahkan ke panitia untuk diumumkan, namun yang menjadi catatan penting adalah tentang keberlanjutan usaha di setiap Bumdes. Karena itu butuh pendampingan lanjutan, dan ini sudah menyangkut keseriusan kerja Bank NTT di tingkat cabang. “Karena itu perlu ada pelatihan atau training untuk para pengelola Bumdes, marketing praktis promosi dan juga display produk. Bagi kami, ini harus ada kemitraan dengan pihak luar, ada yang sudah jalan dan ada yang belum. Lalu sistem keuangannya bagaimana, agar nanti usahanya bisa awet,” pungkas James.

Dengan berakhirnya penetapan pemenang, maka berakhirlah kerja juri selama dua bulan. Juri pun memberikan sejumlah rekomendasi secara tertulis, yang akan menjadi catatan penting bagi manajemen Bank NTT. Seluruh nominator, atau 23 Bumdes akan memperoleh piagam penghargaan dari manajemen. (*)

Sumber dan foto (*/Humas Bank NTT)