Oleh : Roni Banase
Pagi ini, Selasa, 9 Agustus 2022 sekitar pukul 06.13 WITA, saya menyusuri setapak di sepanjang pantai Sanur, Bali. Suasana masih lenggang, belum banyak wisatawan Nusantara maupun mancanegara hilir mudik. Rintik hujan menyambut ku saat keluar dari pintu Hotel Ananda Beach (hotel tua konsep urbanview di pinggir pantai Sanur).
Bermaksud jalan pagi (karena di daerah asal, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT]) jarang jalan pagi, saya tak menggunakan alas kaki agar dapat menikmati sensasi sentuhan pasir laut di telapak kaki.
Sekadar memotret deretan kapal cepat atau Speedboat yang berjejer menunggu para penumpang menuju ke Nusa Penida dan Nusa Lembongan, saya pun mengambil angel beberapa short video untuk konten TikTok (maklum mau kejar pengikut di atas 100K [meski saat ini menggapai 17,1K]).
Hari ini, saya tak beruntung karena matahari terbit terhadap gumpalan awan hitam. Sebelumnya, Senin pagi, 8 Agustus, saya beruntung karena cuaca cerah dan beberapa angel foto dan video terpampang manis di galeri ponsel teman kerjaku.
Sembari melihat aktivitas para pedagang kaki lima yang berdesakan memenuhi koridor jalan setapak (meski beberapa bulan ke depan, mereka bakal direlokasi ke areal di depan Warung Mak Beng (warung terkenal dengan suguhan menu ikan).
Hati ini tergelitik mencicipi minuman panas di kedai kopi “Goldmine”. Niat hati ingin mencicipi suguhan racikan kopi, namun riwayat sakit maag, mengurung niat. Diriku lalu memesan original tea, sebutan teh panas tanpa rasa tambahan di kedai kopi yang dikelola oleh milenial Bali kreatif.
Tak hanya teh panas yang mendampingiku menikmati sensasi pagi di Pulau Seribu Pura ini, ku dapati juga kudapan pisang goreng, pisang rebus, dan goreng ketan panas di lapak Mak Bali. Sembari mulai menggurat dinding ponsel Vivo V21 RAM 11 Gigabyte, ku seduh teh dan ku cicipi kudapan.
Puji Tuhan, lambung ini mulai menikmati sensasi aliran teh panas dan gurihnya kudapan seraya menyimak berbagai aksen dari para tamu mancanegara yang memesan kopi seraya diriku menghirup aroma biji kopi lokal Bali racikan barista. Dan akhirnya, menikmati suguhan kopi Capuccino.
Mulai dari tamu Perancis, Australia, Jepang, India, hingga Nusantara mulai mengantre. Saat mengunyah kudapan, telinga ini menyimak aksen seorang pria paru baya dari India saat berkata dalam bahasa Inggris.
Juga aksen Perancis dan Mandarin dari gadis belia saat melafalkan pesanan dalam bahasa Inggris.
Hmm, menarik. Puji Tuhan
Pagi ini, di Pantai Sanur, saya menikmati pagi hari ketujuh di Bali (sejak tanggal 2 Agustus 2022, menginjakkan kaki di bandara Internasional Ngurah Rai guna mengikuti wisuda anak kedua, Savira Margaretha Banase di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana (Unud).
Sanur, Selasa, 9 Agustus 2022.