Kenapa Imlek Hujan Deras

Loading

Tahun Baru China atau Imlek selalu tiba selama rentang tanggal 21 Januari—20 Februari. Pada periode tersebut bertepatan dengan puncak musim hujan di Indonesia. Maka, tidak mengherankan jika hujan sering tiba saat Imlek.

Selain itu, curah hujan tinggi saat perayaan Imlek di Indonesia pun dipengaruhi oleh monsun Asia. Monsun ini mencapai puncaknya pada Januari—Februari, bertepatan dengan perayaan Imlek. Saat monsun aktif, udara lembap dari samudra bergerak ke daratan, menyebabkan peningkatan curah hujan di berbagai wilayah. Hal inilah yang membuat perayaan Imlek sering kali berlangsung di tengah hujan.

Pertanda hujan atau tak hujan saat Imlek

Jika saat Imlek tidak turun hujan, maka itu pertanda ketidakberuntungan. Namun, masyarakat China tidak kemudian serta merta menganggap Tuhan tak merestui. Sebab, Imlek akan tetap membawa kebahagiaan dan kemeriahan.

Pada tradisi China, hujan saat Imlek adalah pertanda berkah selama tahun mendatang. Namun, beda tingkat derasnya hujan, beda pula makna yang dibawa.

Suasana Imlek di klenteng. Foto: pixal

Dikutip dari laman resmi LPM Progress Universitas Indraprasta PGRI (Unindra), berikut pertanda hujan atau tak hujan saat Imlek:

Hujan gerimis: keberuntungan yang datang sedikit. Namun, bila gerimis dalam waktu lama, maka pertanda keberuntungan sepanjang tahun.

Hujan deras: berarti akan ada keberuntungan melimpah ruah.

Hujan badai: hujan yang terlampau deras, apalagi jika diiringi angin besar atau badai, adalah pertanda kurang baik. Pasalnya, hujan ini bisa mengakibatkan bencana.

Kenapa Imlek zelalu jatuh pada periode 21 Januari–20 Februari?

Dirangkum dari How Stuff Works, kalender tradisional China yang menggunakan sistem lunisolar digunakan untuk menentukan waktu Imlek. Lunisolar berarti kalender ini menggunakan hitungan peredaran Matahari dan Bulan secara bersamaan.

Menurut penjelasan dari laman Chinese Language Institute (CLI), dalam penanggalan, satu tahun berdasarkan peredaran Bulan hanya terdiri dari 354 hari. Sementara itu, jika mengacu pada peredaran Matahari, jumlah harinya adalah 365. Untuk mengatasi selisih waktu ini, kalender tradisional China menambahkan satu bulan ekstra setiap tiga tahun sekali sehingga dalam satu tahun terdapat 13 bulan.

Bulan pertama dalam kalender ini dinamakan 正月 (zhēng yuè), sedangkan bulan terakhir disebut 腊月 (là yuè). Guna menjaga keselarasan antara siklus Bulan dan Matahari, sebuah bulan kabisat yang dikenal sebagai 闰月 (rùn yuè) dimasukkan dalam kalender China. Penambahan bulan ini bertujuan agar perhitungan tetap sesuai dengan musim dan pergerakan Matahari.

Penentuan tanggal Tahun Baru Imlek menggunakan perhitungan khusus, yaitu berdasarkan bulan baru yang jatuh paling dekat dengan pertengahan antara titik balik Matahari musim dingin (winter solstice) dan ekuinoks musim semi (spring equinox). Oleh sebab itu, Tahun Baru Imlek selalu jatuh antara tanggal 21 Januari hingga 20 Februari.(*)

Sumber (*/detik/ragam)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *