Trik kecil Wakil Bupati Merauke, Fauzun Nihayah membuahkan hasil, anak-anak dengan rela mengeluarkan lem aibon dari dalam pakaian mereka masing-masing.
Merauke | Perjuangan Pemerintah Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, melawan penyakit sosial tak sehat ratusan anak-anak kecanduan menghirup aroma lem aibon/fox/castol, intensif dilakukan Wakil Bupati Merauke, Fauzun Nihayah. Dirinya beserta Dinas Sosial Kabupaten Merauke rajin berkeliling dan menemui anak-anak.
Seperti yang dilakukan Wabup Merauke pada Jumat, 13 Juni 2025, menyisir wilayah di sekitar GOR Hiad Say lalu menemui dan meminta dengan ramah kepada sekitar 7 (tujuh) anak untuk mengeluarkan lem aibon yang disembunyikan di dalam pakaian mereka.
Trik kecil Fauzun Nihayah membuahkan hasil, anak-anak dengan rela mengeluarkan lem aibon dari dalam pakaian mereka, seperti dipotret dari reels Facebook, FauzunNihayah Merauke. Ia pun mengimbau semua toko maupun kios agar tak lagi menjual lem aibon.
“Saya Wakil Bupati Merauke menghimbau, untuk semua #toko dan kios-kios yang berada di Kabupaten Merauke untuk tidak #menjual lem fox/aibon/castol kepada anak-anak di bawah umur. Kami akan menyelidiki jika ada yang dengan sengaja menjual kepada anak-anak untuk di konsumsi, maka kami pemerintah tidak segan-segan akan memberikan sangsi hukum,” ucapnya tegas.
Perjuangan tak henti
Sebulan sebelumnya, Sabtu, 2 Mei 2025, Fauzun Nihayah juga menemui puluhan anak-anak pecandu lem Aibon di belakang Stadion Mini Maro Merauke. Anak-anak pecandu lem aibon ini datang dari keluarga yang orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap. Bahkan orang tua mereka cenderung membiarkan anak-anak ini menjadi ‘pemulung’ untuk mendapatkan uang, membuat anak-anak ini tidak sekolah bahkan putus sekolah.
Dilansir dari Cendrawasih Pos, saat menemui puluhan anak-anak tersebut yang orang tuanya tinggal di belakang Stadion Mini Maro tersebut, Fauzun Nihayah meminta anak-anak tersebut berhenti untuk menghirup lem aibon, karena akan merusak kesehatan dan masa depan mereka.
Fauzun Nihayah bahkan menanyakan di mana mereka selalu membeli lem aibon tersebut yang jawab oleh anak-anak itu di kios sekitar Pasar Baru Merauke. “Nanti kita tertibkan untuk para pedagang baik toko maupun kios-kios untuk stop menjual lem aibon kepada anak-anak. Jangan karena hanya mau dapatkan uang sehingga melayani juga anak-anak yang datang beli lem dan ini merusak anak-anak kita,’’ tekannya.
Perjuangan melawan arus lem aibon pun diinisiasi oleh Ewin Falupi yang mengungkapkan bahwa Merauke jadi kota paling ujung di Indonesia, namun kasus lem aibon di sana belum ada ujungnya.
Diungkapkan Ewin Falupi, kasus aibon di Merauke marak sejak beberapa tahun belakang. 400 anak di Merauke dilaporkan kecanduan lem aibon. Anak-anak yang kecanduan, bebernya, pernah dibina, namun belum berhasil karena kios-kios masih bebas menjual lem aibon ke anak-anak.
Ewin Falupi pun menggagas petisi agar ada aturan yang melarang penjualan lem aibon ke anak-anak. Kalau kamu setuju, bisa dukung petisinya Ewin di http://change.org/KecanduanLemAibon (*)
Sumber (*/Cendrawasih Pos+ ragam)