Kunjungan itu sebagai ajakan kepada masyarakat Manggarai untuk hidup saling berbagi dan membatu sesama yang membutuhkan bantuan.
Manggarai | Seorang anggota Polisi yang bertugas di Polres Manggarai Timur (Matim), Bripka Herybertus Tena atau akrab disapa Bripka Hery Tena, mengunjungi salah satu warga Rofinus Das (51) penderita stroke di Kampung Wetok, Desa Langkas, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Kunjungan Bripka Hery Tena kepada seorang warga kurang mampu yang menderita stroke di Kampung Wetok itu, sebagai bentuk mewujudkan komitmen Polri memberikan pelayanan dan kepedulian terhadap masyarakat.
Pantauan Garda Indonesia pada Minggu, 22 Juni 2025, terlihat Bripka Hery Tena memberikan pendampingan medis kepada bapa Rofinus Das di Kampung Wetok itu. Ia menyebut kedatangannya guna memastikan agar Bapak Rofinus Das mendapatkan pengobatan yang layak serta berkelanjutan.
“Kedatangan saya untuk memastikan bapak Rofinus Das harus mendapatkan pengobatan. Kita berdoa bersama semoga Kitabisa.com secepatnya merespons laporannya,” kata Bripka Hery Tena kepada media ini pada Minggu, 22 Juni 2025.
Ia menjelaskan, kunjungannya ke rumah Bapak Rofinus Das di Wetok, Desa Langkas guna memastikan kondisi kesehatan dan memastikan data kependudukan agar secepatnya membuat laporan ke Kitabisa.com.
“Kehadiran Polri menujukan bahwa Polisi itu benar-benar hadir di tengah masyarakat, membantu masyarakat itu suda menjadi tugas pokok anggota Polri,” ungkap Bripka Hery.
Hal ini menunjukkan kepedulian Polri dalam melayani benar-benar nyata tidak sekedar retorika tetapi juga sebagai ajakan kepada masyarakat Manggarai untuk hidup saling berbagi dan membatu sesama yang membutuhkan bantuan.
Sementara itu, Theresia Imur (49) istri Bapak Rofinus Das, harus bekerja keras sebagai tulang punggung keluarga semenjak suaminya menderita stroke pada tahun 2012 lalu.
Ia harus membanting tulang sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, penghasilannya yang tidak menentu membuat anak mereka, Sandri (13), harus mengubur impiannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.
Sebagai informasi Bapak Rofinus Das (51) telah mengalami stroke sejak tahun 2012 lalu, akan tetapi ia tidak mendapatkan perawatan pengobatan yang memadai. Hal tersebut disebabkan kondisi ekonomi keluarga kurang mampu.(*)
Sumber (*/Ferdy Daud)