Komunitas Karaja diinisiasi oleh perempuan muda Roswita Asti Kulla, sejak tahun 2019, berfokus pada pemberdayaan perempuan melalui pelestarian budaya lokal.
Sumba Barat | PT PLN (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat. Melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), PLN menyerahkan bantuan bahan baku kain tenun berupa 80 bantal/ball benang kepada Komunitas Karaja di Dusun 1, Desa Watukarere, Kecamatan Loli, Sumba Barat. Penyerahan bantuan ini dilakukan langsung oleh Ketua Persatuan Istri Karyawan dan Karyawati (PIKK) PLN UIW NTT pada Kamis, 24 Juli 2025.
Komunitas Karaja, diinisiasi oleh perempuan muda Roswita Asti Kulla, sejak tahun 2019, berfokus pada pemberdayaan perempuan melalui pelestarian budaya lokal. Para perempuan di komunitas ini mendalami 25 proses pembuatan kain, mulai dari pengolahan kapas, pewarnaan alami dari kulit kayu, hingga proses menenun. Semua tahapan dilakukan dengan kearifan lokal dan semangat keberlanjutan.
Desa Watukarere, dengan 22 Kepala Keluarga dan 437 jiwa, mayoritas warganya berprofesi sebagai petani. Dalam keseharian, para ibu aktif mencari bahan-bahan alami di alam sekitar untuk diolah menjadi benang dan kain tenun. Bantuan benang dari PLN ini akan dipilah, dicuci, dan diwarnai secara alami oleh para perempuan, menjadi bagian penting dari rantai produksi kain tradisional mereka.
Roswita Asti Kulla, penggagas dan penggerak Komunitas Karaja, menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada PLN. “Syukur dan terima kasih atas bantuan ini. Ini adalah bukti nyata bahwa perempuan saling mendukung perempuan (women support women). Budaya, keberlanjutan, dan kerajinan tangan berjalan bergandengan untuk kehidupan yang lebih baik. Semoga PLN terus menjangkau tempat-tempat pelosok negeri,” ungkapnya penuh harap.
Lebih dari sekadar pelatihan keterampilan, komunitas ini juga menjadi ruang aman dan produktif bagi perempuan, terutama dalam menghadapi isu-isu kerentanan sosial, termasuk kekerasan terhadap perempuan. Filosofi Marapu, sebagai nilai luhur warisan leluhur Sumba, menjadi inspirasi spiritual dan budaya yang menguatkan misi komunitas ini untuk terus bertahan dan berkembang.

Acara penyerahan bantuan turut dihadiri oleh pengurus dan anggota PIKK PLN UIW NTT. Kehadiran ibu-ibu dari PIKK PLN UIW NTT membawa suasana hangat dan penuh semangat kekeluargaan, yang disambut haru oleh masyarakat setempat.
Ketua PIKK PLN UIW NTT, Ibu Endang Eko Sulistyono, mengatakan pemberdayaan perempuan dan pelestarian budaya adalah bagian penting dari misi keberlanjutan PLN. “Melalui penyaluran bantuan ini, kami berharap Komunitas Karaja semakin berkembang dan mampu menjadi contoh penggerak lokal yang mengangkat potensi daerah. Kehadiran PIKK juga mencerminkan semangat kepedulian sesama perempuan yang saling menguatkan, “ungkapnya.
F. Eko Sulistyono, General Manager PLN UIW NTT, menegaskan PLN terus berkomitmen dalam pemberdayaan perempuan berbasis budaya dan komunitas, agar perempuan tidak hanya menjalankan rutinitas sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga dapat berkreasi dan mengembangkan talenta yang dimiliki untuk membantu ekonomi keluarga. Dengan peningkatan ekonomi rumah tangga, kesejahteraan sosial pun akan meningkat.
Melalui langkah nyata ini, PLN berharap dapat terus memperkuat kontribusinya dalam membangun masyarakat yang mandiri, berbudaya, dan berdaya saing di pelosok Nusantara.(*)
Sumber (*/tim PLN UIW NTT)