Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Buronan Rakyat Jelata Digeser Partainya

Buronan Rakyat Jelata Digeser Partainya

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sab, 30 Agu 2025
  • visibility 39
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh : Rosadi Jamani

Jasad Affan Kurniawan sudah bersemayam di liang lahat. Namun, api kemarahan rakyat semakin menguat. Salah satu pemantik kemarahan itu justru datang dari orang dalam Senayan. Siapakah sosoknya?

Di negeri yang katanya demokrasi tapi lebih sering terasa seperti panggung sirkus politik, seorang bernama Ahmad Sahroni tiba-tiba naik pangkat dalam daftar paling dicari, bukan oleh Interpol, bukan pula oleh FBI, melainkan oleh kekuatan paling dahsyat di jagat politik Nusantara, rakyat jelata.

Betapa tidak? lidahnya yang tak bertulang meluncur deras di Medan, 22 Agustus 2025, menyebut para pengusul bubarkan DPR sebagai “orang tolol sedunia”. Satu kalimat saja, dan seketika lautan manusia mendidih, amarah berputar seperti pusaran badai Katrina, demo bergemuruh di Senayan, dan warganet menyalakan obor digital di X, Instagram, Tiktok, hingga kolom komentar portal berita.

Lidah Sahrini, eh salah, Sahroni, alih-alih jadi senjata diplomasi, berubah jadi senapan mesin kata-kata. Filosof Yunani mungkin sudah memperingatkan sejak ribuan tahun lalu, lidah bisa lebih tajam dari pedang. Benar saja, lidah yang terlepas kendali itu berhasil menorehkan luka politik. Bahkan, lebih besar dari kasus e-KTP segede bakpau. Bedanya, ini bukan soal korupsi, tapi soal ego dan harga diri rakyat yang dijadikan bulan-bulanan.

Publik menuntut darah politik. “Copot! Pecat! Usir!” begitu teriakan yang bergema di jalanan. Bahkan seorang influencer, Salsa Erwina Hutagalung, dengan gagah berani menantang debat terbuka, seakan ingin menunjukkan bahwa di era digital, rakyat tidak hanya bisa memaki di kolom komentar, tapi juga siap melawan di panggung diskusi.

Akun Instagram Sahroni pun diserbu, dihujani kata-kata yang lebih tajam dari silet. “Kayak bocah SD aja lu bang!” tulis seorang netizen, seolah menegaskan bahwa gelar Wakil Ketua Komisi III DPR tak menjamin kebijaksanaan setingkat wali kelas.

Di tengah badai itu, Partai NasDem panik. Mereka tidak ingin dituding tolol berjamaah hanya karena satu kadernya. Lalu keluarlah surat sakti bernomor F.NasDem.758/DPR-RI/VIII/2025, ditandatangani Viktor Laiskodat dan ironisnya, juga Sahroni sendiri. Dengan selembar kertas, status Wakil Ketua Komisi III dicabut, dan pria yang pernah disebut “crazy rich Tanjung Priok” itu pun diturunkan derajatnya menjadi anggota biasa Komisi I DPR. NasDem menyebutnya rotasi, rakyat menyebutnya hukuman, sementara filsuf politik menyebutnya pengorbanan ritual, seekor kambing harus disembelih agar pesta tetap bisa berlangsung.

Namun apakah rakyat puas? Ternyata tidak. Mutasi dianggap hanya kosmetik politik. Netizen tetap menuntut pemecatan total, bahkan sumpah serapah “Jangan pilih NasDem!” menggema seperti panggilan lima waktu di timeline medsos.

Jerry Massie dari P3S menambah garam di luka dengan menyebut ucapan Sahroni sebagai “narasi sampah”. Aktivis Ferry Irwandi lebih sadis lagi, menyebut mulut Sahroni sebagai “mulut sampah” yang ikut menyulut ricuh demo 28 Agustus, demo yang berujung korban jiwa. Di sinilah drama berubah menjadi tragedi, sebuah teater rakyat di mana satu kata bisa menelan nyawa.

Ironisnya, saat demo itu berlangsung, Sahroni mengaku “ngumpet”, sembunyi dari tatapan massa. Buronan rakyat memang begitu, tak perlu surat penahanan, cukup tatapan jutaan mata untuk membuat seorang pejabat ketar-ketir. Ia boleh saja klarifikasi bahwa kata “tolol” tidak ditujukan untuk semua orang, tapi rakyat sudah terlanjur murka. Kata-kata itu bagai panah yang sudah melesat, tak bisa ditarik kembali, menancap dalam di dada bangsa yang rapuh kepercayaannya pada parlemen.

Maka, lahirlah sebuah ironi epik, seorang legislator yang seharusnya menjaga marwah rakyat justru menjadi simbol arogansi. Kini, Ahmad Sahroni berdiri di persimpangan sejarah, apakah ia akan tetap menjadi buronan rakyat, atau belajar bahwa lidah tak bertulang bisa menjatuhkan lebih cepat dari suara pemilu lima tahun sekali? (*)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Jenazah Frans Lebu Raya Dimakamkan di Pulau Adonara Tanah Kelahirannya

    Jenazah Frans Lebu Raya Dimakamkan di Pulau Adonara Tanah Kelahirannya

    • calendar_month Sel, 21 Des 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 46
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang, Garda Indonesia | Jenazah mantan Gubernur NTT 2 (dua) periode, Alm. Drs. Frans Lebu Raya telah diterbangkan menuju ke Larantuka di Pulau Flores, menggunakan maskapai Dimonim Air pada Selasa, 21 Desember 2021 sekitar pukul 11.30 WITA dan diperkirakan tiba di Larantuka pukul 12.30 WITA. Turut mengantar Jenazah Frans Lebu Raya ke bandara El Tari […]

  • BERITA LIAR! Yohana Lisapaly Bantah Skenario RUPS Bank NTT

    BERITA LIAR! Yohana Lisapaly Bantah Skenario RUPS Bank NTT

    • calendar_month Sen, 11 Nov 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 97
    • 0Komentar

    Loading

    Yohana pun mengaku sangat kecewa dengan tudingan yang disematkan pada dirinya itu. Secara tegas, dia meminta agar informasi liar yang menyeret namanya itu harus bisa dipertanggungjawabkan.   Kupang | Nama Sekretaris DPW Partai NasDem Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohana Lisapaly diseret oleh pemberitaan sejumlah media lokal yang menyebut dirinya ikut terlibat dalam skenario rapat […]

  • Tata Alun-alun Kota Ba’a, Bank NTT Salur CSR Rp250 Juta

    Tata Alun-alun Kota Ba’a, Bank NTT Salur CSR Rp250 Juta

    • calendar_month Sab, 2 Apr 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 55
    • 0Komentar

    Loading

    Ba’a, Garda Indonesia | Bank NTT Cabang Rote Ndao pada Kamis, 31 Maret 2022, menyerahkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) senilai Rp. 250  juta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rote Ndao. Dana bantuan ini diberikan untuk penataan kawasan alun-alun Kota Ba’a. Kepala Bank NTT Kantor Cabang Rote Ndao, Sender Dewa Lele, menjelaskan penyerahan CSR ini sebagai bentuk tanggung […]

  • SMPK Frater Maumere Gapai Fasilitas dari Gerakan Menulis Buku Indonesia

    SMPK Frater Maumere Gapai Fasilitas dari Gerakan Menulis Buku Indonesia

    • calendar_month Jum, 12 Feb 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Loading

    Maumere-NTT, Garda Indonesia | Sebagai Sekolah Aktif Literasi Nasional, SMPK Frater Maumere di Kabupaten Sikka,Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggapai fasilitas Buku Antologi Cerpen Siswa 150 eksemplar, Plakat Sekolah Aktif Literasi Nasional, Piagam Sekolah dan Kepala Sekolah Aktif Literasi Nasional, PIN Gerakan Menulis Buku (GMB), dan baliho literasi. Fasilitas GMB kepada SMPK Frater Maumere diserahkan […]

  • Finalisasi Data Korban Bencana NTT Tahap I 30 April, Verifikasi II 3 Mei

    Finalisasi Data Korban Bencana NTT Tahap I 30 April, Verifikasi II 3 Mei

    • calendar_month Kam, 29 Apr 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 42
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menegaskan batas akhir penyampaian data korban bencana seharusnya pada Senin, 26 April 2021. Namun, masih ada beberapa kabupaten yang belum memasukkan data-data tersebut. Hal ini tentu sangat memalukan. Demikian penegasannya saat penyerahan Dana Tunggu Hunian (DTH) tahap I pasca-bencana Siklon Tropis Seroja dari BNPB kepada […]

  • OPM Larang Kibarkan Merah Putih di Papua Jelang HUT RI ke-80

    OPM Larang Kibarkan Merah Putih di Papua Jelang HUT RI ke-80

    • calendar_month Sen, 4 Agu 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Loading

    Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, menanggapi ancaman ini dengan optimis, menyebut warga Papua tetap mencintai Indonesia.   Papua | Menjelang peringatan HUT RI ke-80, ketegangan memanas di Papua. Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan bahwa larangan pengibaran Bendera Merah Putih oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) adalah bentuk teror terhadap masyarakat. Kepala Penerangan […]

expand_less