Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Cerpen “Jeritan Istri, Ratapan Anak Diplomat”

Cerpen “Jeritan Istri, Ratapan Anak Diplomat”

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Rab, 3 Sep 2025
  • visibility 64
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh : Rosadi Jamani

Malam itu harusnya sederhana. Di bawah temaram lampu jalan, seorang istri berdiri menunggu di pintu rumah. Priscillia menatap suaminya, Zetro Leonardo Purba, diplomat muda Indonesia, yang mengayuh sepeda dengan senyum lelah. Ia ingin segera menyambutnya, meraih tangan suami tercinta, lalu masuk bersama ke rumah, bercengkerama dengan tiga buah hati mereka.

Namun takdir kejam datang tanpa aba-aba. Deru motor meraung, dua sosok asing melintas cepat. Lalu, dor! dor! dor! tiga peluru menyalak, merobek malam, merobek tubuh lelaki itu. Zetro terhuyung, darah menyembur, lalu jatuh di aspal tepat di depan mata istrinya.

Priscillia menjerit, suara parau yang memecah langit,

“Bang… jangan tinggalkan aku, Bang!”

Ia berlari, memeluk tubuh yang masih hangat tapi semakin dingin. Darah membasahi bajunya, mengalir ke tangannya, bercampur dengan air mata yang jatuh tanpa henti. Tubuhnya gemetar, bibirnya bergetar, suaranya pecah,

“Kau janji kita akan tua bersama, Bang… kau janji akan lihat anak-anak kita besar… jangan pergi sekarang… jangan di depan mataku…”

Orang-orang berkumpul, lampu-lampu menyinari tubuh yang tergeletak. Tapi bagi sang istri, dunia sudah runtuh. Detik itu, ia bukan lagi perempuan yang punya sandaran hidup. Ia hanya seorang istri yang kehilangan separuh jiwanya.

Di klinik, saat monitor medis menampilkan garis lurus, tangisnya meledak,

“Ya Tuhan… ambil nyawaku saja, jangan dia… anak-anak kami butuh ayahnya…”

Namun doa itu hanya bergema di ruangan dingin. Zetro pergi, tak kembali.

Di rumah, tiga anak menunggu. Si sulung, dengan wajah polos, bertanya, “Ma, ayah kenapa lama?” Si tengah menggenggam boneka lusuh, memandang pintu seakan ayahnya akan muncul membawa senyuman. Si bungsu, yang bahkan belum bisa memahami arti kehilangan, hanya menangis keras mencari dekapan ayah.

Priscillia menatap mereka, hatinya hancur berkeping-keping. Bagaimana ia bisa menjelaskan bahwa ayah mereka kini tidur dalam peti dingin? Dengan suara tersendat, ia berkata,

“Nak… ayah kalian sudah pergi. Ayah tak akan pulang lagi…”

Tangisan anak-anak pun pecah. Si sulung mencoba menahan air mata, tapi tubuh kecilnya bergetar. Si tengah berbisik lirih sambil menatap foto ayah di meja:

“Ayah, jangan tinggalin aku… aku masih butuh ayah…”

Si bungsu, dengan tangis yang belum bisa diucapkan dengan kata-kata, hanya memeluk ibunya erat-erat.

Kini rumah itu sunyi. Kursi makan yang dulu penuh tawa kini kosong. Sepeda yang dikayuh Zetro malam itu masih terparkir, menjadi saksi bisu. Foto keluarga di dinding kini bukan lagi sumber bahagia, melainkan belati yang menusuk tiap kali dipandang.

Setiap malam, Priscillia terduduk di kursi ruang tamu, menatap pintu, berharap keajaiban terjadi. Ia sering berbisik pada udara, seolah suaminya masih bisa mendengar,

“Bang… pulanglah sekali lagi. Aku janji tak kan melepasmu lagi. Pulanglah, meski hanya dalam mimpi…”

Air matanya jatuh, membasahi lantai

Malam Lince bukan hanya lokasi kejahatan. Ia adalah makam luka, tempat di mana seorang istri kehilangan separuh nyawa, dan tiga anak kehilangan pelukan ayah mereka. Tragedi ini bukan sekadar berita. Ia adalah jeritan manusia, jeritan cinta yang dipaksa hancur oleh kekejaman peluru.

Dari kisah pilu ini, kita belajar bahwa di balik setiap seragam, jabatan, atau pangkat yang melekat pada seseorang, ada hati yang berdenyut, ada keluarga yang mencintai, dan ada air mata yang jatuh diam-diam ketika takdir merenggut paksa. Seorang diplomat bukan hanya representasi negara, tetapi juga seorang suami, seorang ayah, seorang manusia yang sama rapuhnya dengan kita. Tragedi ini mengingatkan kita bahwa nyawa jauh lebih berharga dari segala bentuk ambisi, kekerasan, atau kekuasaan yang dipertaruhkan di jalanan.

Ratapan istri dan tangisan anak-anaknya adalah jeritan nurani yang seharusnya mengguncang dunia. Bahwa, kekerasan tidak hanya melukai korban, tetapi juga memutuskan banyak ikatan kasih yang tak tergantikan. Hidup ini fana, sementara cinta keluarga adalah abadi.(*)

 

 

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Menko Polhukam: Anggaran Pilkada Belum Cair, Hanya Miskomunikasi

    Menko Polhukam: Anggaran Pilkada Belum Cair, Hanya Miskomunikasi

    • calendar_month Jum, 26 Jun 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 53
    • 0Komentar

    Loading

    Surabaya, Garda Indonesia | Menko Polhukam Mahfud MD menanggapi informasi yang menyebutkan bahwa anggaran Pilkada Serentak belum cair sehingga KPU membuka peluang untuk menunda Pilkada. “Itu hanya miskomunikasi. Yang benar, Menteri Keuangan sudah mencairkan kepada KPU Pusat tetapi ketua KPU Pusat belum dapat info dari sekjennya. Dan Sekretariat Jenderal belum mentransfer ke daerah karena daerah-daerah […]

  • Pelantikan Jokowi & KH Ma’ruf Amin Dilakukan Pasca-Ibadah Umat Kristiani

    Pelantikan Jokowi & KH Ma’ruf Amin Dilakukan Pasca-Ibadah Umat Kristiani

    • calendar_month Ming, 20 Okt 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Loading

    Denpasar-Bali, Garda Indonesia | “Kita mendoakan agar prosesi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019—2024 bakal berjalan dengan aman dan lancar. Kita juga mendoakan agar Presiden Jokowi dapat menjadikan dan menyatukan Indonesia,” ujar Pastor (Administrator) Paroki Santo Petrus Perumnas Monang Maning Denpasar, Rm. Aloysius I Wayan Supriyadi, SVD pada Minggu, 20 Oktober 2019 […]

  • Kelor Solusi Cegah Anak Stunting, Diakui Ahli Kandungan Indonesia

    Kelor Solusi Cegah Anak Stunting, Diakui Ahli Kandungan Indonesia

    • calendar_month Jum, 25 Jul 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 55
    • 0Komentar

    Loading

    Kelor pun dianggap efektif karena bernutrisi tinggi atau highly nutrition karena mengandung vitamin C, 7 kali lebih tinggi dari jeruk, kalsium 17 kali lebih tinggi dari susu, dan protein 9 kali lebih tinggi dari yoghurt.   Denpasar | Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting Indonesia tahun 2024 adalah 19,8%. Angka ini […]

  • Satgas Belu Helat Rakor Evaluasi Perkembangan Covid–19

    Satgas Belu Helat Rakor Evaluasi Perkembangan Covid–19

    • calendar_month Jum, 8 Okt 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Loading

    Belu–NTT, Garda Indonesia | Tim satuan tugas (Satgas) Covid–19 Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menghelat rapat koordinasi (Rakor) evaluasi percepatan penanganan Covid–19 terkait vaksinasi dan penyesuaian data antara kabupaten, provinsi dan nasional, untuk percepatan pemutusan mata rantai penyebaran Covid–19 di wilayah Kabupaten Belu. Rakor dipimpin Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus, Sp.PD–KGEH, FINASIM didampingi […]

  • Partisipasi Perempuan dalam Politik Wujudkan Kesejahteraan Bangsa

    Partisipasi Perempuan dalam Politik Wujudkan Kesejahteraan Bangsa

    • calendar_month Kam, 20 Sep 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 42
    • 0Komentar

    Loading

    Merauke,gardaindonesia.id-“Kesejahteraan suatu bangsa dan negara tidak akan tercapai bila kondisi perempuan masih miskin, bodoh dan tertindas. Jika kita ingin maju, maka seluruh perempuan harus diselamatkan dari jerat kemiskinan dan kebodohan serta mulai melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan kepemimpinan. Ada pepatah bijak mengatakan, when you save a girl, you save generations artinya ketika kamu menolong […]

  • Kementerian PUPR Dukung Disrupsi Teknologi Tingkatkan Pelayanan Sektor Perumahan

    Kementerian PUPR Dukung Disrupsi Teknologi Tingkatkan Pelayanan Sektor Perumahan

    • calendar_month Sen, 17 Sep 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta,gardaindonesia.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung disrupsi teknologi di sektor perumahan dalam rangka meningkatkan pelayanan sektor perumahan bisa lebih cepat, lebih baik dan lebih murah. Disrupsi teknologi diharapkan mendukung pencapaian program satu juta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi secara bertahap kekurangan pasokan (backlog) rumah di Indonesia. Demikian disampaikan […]

expand_less