Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Artikel » Kelompok Tani Binaan CIRMA Sulam Impian di Batas RI-Timor Leste

Kelompok Tani Binaan CIRMA Sulam Impian di Batas RI-Timor Leste

  • account_circle Roni Banase
  • calendar_month Ming, 9 Nov 2025
  • visibility 410
  • comment 0 komentar

Loading

Sefri menangis meronta-ronta meski telah diredam, namun anak berusia lima tahun yang hidup di lahan lokasi semburan panas bumi Napan, perbatasan Republik Indonesia – Timor Leste itu tak mengindahkan upaya bujukan mamanya. Ia tetap bersikukuh seraya memaksa dalam rintihan dan tangisan agar sayur pakcoy kesayangannya dikembalikan seperti semula di bedeng bertanah liat putih tak menyerap air itu.

Bocah itu merasa sangat kehilangan sayur pakcoy organik kesayangannya, saat melihat tanaman hortikultura yang ia rawat, siram, hingga tumbuh subur menghijau di tengah gersangnya alam dan semburan lumpur panas bumi itu harus berpisah dengannya.

Ia tak rela harus berpisah dengan sayur pakcoy organik berwarna hijau merona itu yang dapat hidup subur pada tanah liat putih yang cenderung padat dengan drainase buruk membuat air sulit meresap, yang bisa menyebabkan akar tanaman membusuk.

Tanah liat putih yang bagi kebanyakan masyarakat Timor Tengah Utara (TTU) yang hidup berdampingan dengan warga negara Timor Leste yang sebelumnya menjadi saudara mereka pra jajak pendapat Agustus 1999 hingga Referendum PBB; itu tak dapat diolah sebagai lahan pertanian, namun tak demikian bagi warga eks Timor Timur yang kini telah hidup 26 tahun lamanya berbaur bersamanya saudara mereka hingga melihat dengan bangga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan berdiri dengan megah bersebelahan dengan ladang pertanian mereka.

Dua puluhan petani (70 persen eks Timor Timur dan 30 persen penduduk lokal Napan, Timor Tengah Utara) itu kini dapat tersenyum sembari melihat tanaman hortikultura seperti mentimun, seledri, daun bawang, pakcoy, buncis, tumbuh subur dan menghijau di bedeng olahan binaan Cirma.

Sebelumnya, mereka pasrah akan kondisi alam ekstrem yang mustahil mereka kelola menjadi lahan pertanian hortikultura. Keseharian cuma mengandalkan hasil kebun rutin tahunan seperti jagung dan ubi kayu. Jika ingin menyantap sayur, maka harus menunggu penjual sayur keliling datang tiga seminggu, itu pun dengan harga mencekik.

Namun, asa itu terlecut usai dibimbing dan dibina oleh Centrum Inisiatif Rakyat Mandiri (CIRMA). Melalui pembinaan dan pendampingan dari para relawan atau district focal point (DFC) CIRMA, rela menetap (live in) di rumah para petani dan melihat langsung aktivitas mereka mulai dari proses pembuatan bedeng, membuat pupuk organik hingga penyemaian bibit hortikultura.

Personil CIRMA, Echa saat melakukan monev di Kelompok Tani Pot Ana. Foto : Roni Banase

Proses itu bagian dari visi CIRMA mengentaskan para petani miskin dan miskin ekstrem di Timor Barat.

Kelompok Tani Pot Ana, Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) telah menerapkan pertanian cerdas iklim berbasis organik hingga menjual sayuran ke warga perbatasan Timor Leste.

Poktan Pot Ana dibentuk dan dibina oleh CIRMA telah berjalan empat bulan. Lokasinya berdampingan di PLBN Napan, perbatasan RI—Timor. Pot Ana bermakna lumpur panas kecil.

Mereka menerapkan iuran berjalan 15 ribu rupiah per orang per minggu. Digunakan untuk berbagai kebutuhan kelompok tani seperti pulsa listrik hingga pembelian bibit hortikultura.

Pada lahan kepunyaan Yuliana Abi itu, mereka saling membagi peran dan tugas. Dari satu bedeng panjang, mereka memperoleh hasil 700 ribu rupiah per sekali panen. Nilai rupiah itu sangat bermanfaat bagi mereka, dipakai untuk menabung, membiayai pendidikan anak sekolah hingga dipakai kembali untuk menghasilkan hortikultura lagi.

Sebelumnya, mereka hanya melakukan rutinitas yang kebanyakan dilakukan masyarakat setempat, bertengger dekat perapian saat musim dingin menusuk rusuk hingga memandang hamparan ladang gersang.

Namun kini, mereka dapat menyulam impian menjadi aktivitas bertani saat matahari pagi menyeruak dari ufuk timur. Mereka kembali merawat dan menyiram tanaman hortikultura dengan air yang bersumber dari embung menggunakan pompa air bantuan dari CIRMA.(*)

  • Penulis: Roni Banase

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PROGRES! Praktisi Mengajar Politeknik Negeri Kupang Angkatan 3—2023

    PROGRES! Praktisi Mengajar Politeknik Negeri Kupang Angkatan 3—2023

    • calendar_month Jum, 29 Sep 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 84
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang, Garda Indonesia | Peluncuran atau launching program Praktisi Mengajar Angkatan 3—2023 dilaksanakan secara luar jaringan (luring) atau offline dan dalam jaringan (daring) atau online pada Jumat pagi, 29 September 2023 di ruang rapat Rektorat Politeknik Negeri Kupang. Hadir saat peluncuran antara lain Direktur Politeknik Negeri Kupang, Frans Mangngi, S.T., M.Eng. Wakil Direktur I, II, […]

  • Gubernur Bali Paparkan Kebijakan  Pariwisata Bali ke Konjen Tiongkok

    Gubernur Bali Paparkan Kebijakan Pariwisata Bali ke Konjen Tiongkok

    • calendar_month Jum, 23 Nov 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 58
    • 0Komentar

    Loading

    Bali, gardaindonesia.id | I Wayan Koster, Gubernur Bali menerima kunjungan Konjen Tiongkok, Gou Haodong yang didampingi dua orang stafnya di kediamannya ,Jayasaba Denpasar, Jumat (23/11/18). Gubernur Koster yang didampingi oleh Wakil Gubernur Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, Kadis Pariwisata A.A.Gd. Juniarta Putra, dan Ketua PHRI Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya pada kesempatan tersebut […]

  • PLN Papar Manfaat Air Sungai Tiwu Bala dalam Proyek Geotermal Mataloko

    PLN Papar Manfaat Air Sungai Tiwu Bala dalam Proyek Geotermal Mataloko

    • calendar_month Rab, 27 Agu 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 122
    • 0Komentar

    Loading

    Debit air Tiwu Bala sangat besar dan konsisten. Debit rata-rata mencapai 0.77m3/s, sedangkan kebutuhan untuk drilling 0.04 m3/s atau proses driling hanya membutuhkan sebagian kecil dari rata-rata debit air.   Ngada | PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) menyosialisasi pemanfaatan air Sungai Tiwu Bala untuk pekerjaan drilling pembangkit listrik tenaga panas bumi […]

  • Ketum IMO Indonesia Yakin SPK Berhasil Jadi Gubernur NTT

    Ketum IMO Indonesia Yakin SPK Berhasil Jadi Gubernur NTT

    • calendar_month Ming, 22 Sep 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 69
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta | Mengabdi untuk kemajuan dan kesejahteraan daerah yang menjadi tanah kelahiran nampaknya menjadi hal penting dan prioritas bagi Brigjen TNI Simon Petrus Kamlasi. Setelah sekian lama malang melintang di berbagai jabatan sebelumnya, tak menyurutkan langkahnya untuk mendedikasikan diri kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) secara penuh pada pemilihan gubernur NTT 2024—2029. Di samping itu, […]

  • Johanis Uly Imbau Masyarakat Sabu Raijua Sadar Wisata

    Johanis Uly Imbau Masyarakat Sabu Raijua Sadar Wisata

    • calendar_month Sen, 30 Sep 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 83
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Johanis Uly, sosok milenial Calon Wakil Bupati Sabu Raijua mengharapkan masyarakat agar sedini mungkin memahami dan menggali potensi wisata yang beragam dan mempunyai nilai jual tinggi di Kabupaten Sabu Raijua. Baca juga :  http://gardaindonesia.id/2019/08/21/jo-uly-sosok-milenial-calon-wakil-bupati-sabu-raijua/ Kepada Garda Indonesia pada Senin, 30 September 2019, Jo Uly sapaan akrabnya mengharapkan agar masyarakat Sabu Raijua […]

  • Anita Gah Edukasi Persatuan & Kesatuan dengan Empat Pilar Kebangsaan

    Anita Gah Edukasi Persatuan & Kesatuan dengan Empat Pilar Kebangsaan

    • calendar_month Kam, 20 Des 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 92
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Empat Pilar Kebangsaan penting untuk tetap mempertahankan keutuhan dan persatuan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kokoh dan kuat. Mengapa Empat Pilar Kebangsaan sangat penting karena untuk mempertahankan Indonesia yang utuh dan damai sebagai bangsa yang berdiri kokoh diatas Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik […]

expand_less