Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Pertanian Perkebunan » CIRMA Praktik Ekonomi Sirkular Petani Timor Barat

CIRMA Praktik Ekonomi Sirkular Petani Timor Barat

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sel, 26 Agu 2025
  • visibility 3
  • comment 0 komentar
Produksi pupuk organik eco enzyme yang sedang berjalan di tingkat komunitas merupakan bagian dari inisiatif yang dipicu oleh CIRMA, dengan mengedepankan prinsip go green, recycle, dan reuse.

 

Timor | Praktik ekonomi sirkular untuk petani merupakan pendekatan bertani yang berfokus mengurangi limbah, memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dan menciptakan nilai tambah berulang. Apa pun yang dianggap sampah di satu tahap bisa menjadi bahan baku di tahap lain.

Prinsip ekonomi sirkular bertumpu pada upaya mengurangi limbah (reduce) yakni menggunakan pupuk organik dari kotoran ternak, dedaunan, atau limbah dapur dan mengurangi ketergantungan pupuk kimia. Selain itu, menggunakan kembali (reuse) dengan pola air bekas pencucian hasil panen digunakan untuk menyiram tanaman lain. Dan praktik daur ulang (recycle) berupa pengolahan limbah pertanian (batang jagung, sekam padi, kulit singkong) dijadikan pakan ternak atau bahan kompos dan limbah ternak jadi pupuk kandang.

Tak hanya itu, praktik ekonomi sirkular pun dapat menciptakan nilai tambah misalnya limbah buah dijadikan pakan ikan lele atau bahan eco-enzim.

Praktik ekonomi sirkular ditengarai bermanfaat untuk petani yakni hemat biaya produksi, menambah pendapatan dari produk turunan, menjaga kesuburan tanah, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sementara alur sirkular dapat berupa

  1. Petani tanam sayur-buah → hasil panen dijual.
  2. Limbah panen (daun, batang, buah rusak) → pupuk kompos + pakan ternak.
  3. Ternak menghasilkan kotoran → pupuk kandang + biogas.
  4. Produk hortikultura diolah → sambal, saus, bubuk cabai → nilai tambah.
  5. Hasil olahan + produk segar dipasarkan lewat koperasi & digital.
  6. Sisa olahan (ampas) kembali ke tanah atau ternak.

Pengolahan pupuk organik oleh Kelompok Tani Mandiri, Kabupaten Malaka. Foto : Femi Klau/DFC CIRMA Malaka

CIRMA inisiasi praktik ekonomi sirkular

CIRMA (Centrum Inisiatif Rakyat Mandiri) sebuah private foundation sekaligus sebagai organisasi masyarakat sipil di level sub-nasional, didirikan pada 2018, didedikasikan untuk mengkatalisasi perubahan positif pada komunitas miskin dan miskin ekstrem melalui program berbasis komunitas di bidang sanitasi, akses air bersih, keadilan iklim, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, pertanian cerdas iklim dan pemberdayaan ekonomi.

Sejak Desember 2024, CIRMA memperluas skala jangkauan program lintas kabupaten dalam kemitraan global bersama CJRF (Climate Justice Resilience Fund) – Amerika Serikat, melalui Program Empowering West Timor: Advancing Climate Justice and Community Resilience for Rural Smallholder Farmers, berdurasi tiga tahun. Skema program ini fokus penerima – fokus lokasi, yakni 6.000 petani kecil di 30 desa di 14 kecamatan di 6 kabupaten/kota di daratan Timor.

Direktur CIRMA, John Mangu Ladjar membeberkan kondisi saat ini pada tahun 2025, sementara memproduksi pupuk organik eco enzyme di tingkat komunitas yang merupakan bagian dari inisiatif yang dipicu oleh CIRMA, dengan mengedepankan prinsip go green, recycle, dan reuse. Tujuannya bukan semata-mata menciptakan produk komersial untuk dibeli kembali oleh CIRMA, melainkan mendorong petani dan rumah tangga untuk mandiri dalam produksi dan pemanfaatan pupuk organik.

Ditekankan, John Ladjar, CIRMA memfasilitasi proses ini bermaksud

  1. Mengurangi ketergantungan petani pada input kimia yang mahal dan berdampak buruk bagi lingkungan.
  2. Menghidupkan kembali nilai kemandirian di tingkat rumah tangga maupun kelompok tani dengan memanfaatkan limbah organik sehari-hari menjadi pupuk cair bernilai tinggi.
  3. Mendorong ekosistem berkelanjutan, di mana eco enzyme dapat digunakan langsung oleh petani baik di kebun pribadi maupun kebun kolektif kelompok, sehingga manfaatnya dirasakan nyata.
  4. Membentuk kesadaran lingkungan melalui praktik daur ulang limbah organik, yang sekaligus menjadi solusi lokal atas persoalan sampah dan degradasi tanah.

CIRMA, imbuh John Ladjar, bukanlah pihak yang membeli kembali semua pupuk eco enzyme yang diproduksi, melainkan pihak yang memicu, mendampingi, dan memperkuat kapasitas komunitas untuk menghasilkan dan menggunakan sendiri produk tersebut.

“Jika dalam perkembangannya ada kelebihan produksi yang dapat dipasarkan, maka itu adalah peluang ekonomi tambahan bagi petani dan kelompok—tetapi bukan skema utama dari program ini,” tandasnya.

Sumber (*/ragam+ tim CIRMA)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kelimut Corona

    Kelimut Corona

    • calendar_month Kam, 30 Jul 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Oleh : Mario Kali Ka’, kau lihat ibu saat ini? Luka di sekujur tubuhnya itu Ditutupi selimut yang kelimut Dan mulut-mulut menguar kutuk “Tulah ini turun atas ulah dosa manusia” berupa corona yang tak kasat mata Siapa yang dapat melawan kecemasan menjadi pembunuh Sebab corona itu kelimut Melilit kaki, tangan dan mulut “Tak bisa lagi […]

  • Gubernur Viktor Dorong GMIT Jadi Kekuatan Pilar Utama

    Gubernur Viktor Dorong GMIT Jadi Kekuatan Pilar Utama

    • calendar_month Sen, 8 Okt 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, gardaindonesia.id– Gubernur Viktor Laiskodat menghadiri kebaktian bersama Jemaat Pniel Oebaki Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Minggu (7/10/18). Kehadiran Gubernur VBL ditengah Jemaat Pniel Oebaki sehubungan dengan acara peletakan batu pertama pembangunan gedung Gereja Pniel Oebaki. Gubernur 1 NTT ini mengatakan, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) harus menjadi kekuatan pilar utama; mengingat, keberadaan GMIT sampai […]

  • Tidak Ada Gugatan MK, KPU NTT Tetapkan Victory Joss Gub/Wagub NTT Terpilih

    Tidak Ada Gugatan MK, KPU NTT Tetapkan Victory Joss Gub/Wagub NTT Terpilih

    • calendar_month Rab, 25 Jul 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, gardaindonesia.id – Senin/23 Juli 2018 merupahkan hari ke-15 Sejak KPU Prov NTT melakukan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2018. Rapat Pleno Terbuka dipimpin dan dibuka oleh Ketua KPU Prov NTT, Selasa/24 Juli 2018 malam di Kristal Ballroom Hotel Swissbel Kristal Kupang, Maryanti Luturmas Adoe dan didampingi […]

  • Plan International Dukung Kompetisi Olahraga Siswa Nasional di Aesesa

    Plan International Dukung Kompetisi Olahraga Siswa Nasional di Aesesa

    • calendar_month Kam, 20 Feb 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Nagekeo, Garda Indonesia | KOSN (Kompetisi Olahraga Siswa Nasional) Sekolah Dasar Tahun 2020 menggantikan O2SN yang sudah 1 dasawarsa. Pada Selasa, 18 Februari 2020 dilaksanakan pembukaan kegiatan KOSN di SDI Marapokot Desa Marapokot Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dilaksanakan selama 4 hari (18—21 Februari 2020), KOSN Tahun 2020 diikuti oleh 7 […]

  • Kampanye Pamungkas, Barisan Garis Keras Fatubenao Songsong Paket Sehati

    Kampanye Pamungkas, Barisan Garis Keras Fatubenao Songsong Paket Sehati

    • calendar_month Kam, 3 Des 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Belu-NTT, Garda Indonesia | Pekikan yel–yel kemenangan paket SEHATI bergaung ria mewarnai acara penyambutan Calon Bupati/ Wakil Bupati, Agustinus Taolin – Aloysius Haleserens di Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu, 2 Desember 2020. Simak video kampaye paket Sehati di Kelurahan Fatubenao https://youtu.be/muWroG3aC4g Disaksikan Garda Indonesia, tulisan FARGAS […]

  • Kolaborasi dan Sinergi dalam Pembangunan PPPA Era 4.0

    Kolaborasi dan Sinergi dalam Pembangunan PPPA Era 4.0

    • calendar_month Kam, 25 Apr 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kab.Tangerang-Banten, Garda Indonesia | Pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di era revolusi industri 4.0 memberikan peluang besar sekaligus menjadi tantangan tersendiri. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat merangsang inovasi, menyediakan ide dan sumber daya yang bervariasi tetapi di sisi lain memunculkan berbagai ancaman kejahatan terhadap perempuan dan anak, seperti bahaya pornografi dan cyber […]

expand_less