Dharma Wanita Kementerian Agama Kabupaten TTS ‘Perangi’ HIV/AIDS
- account_circle Daud Nubatonis
- calendar_month 1 jam yang lalu
- visibility 43
- comment 0 komentar

![]()
Sebagai organisasi perempuan yang memiliki tanggung jawab moral dalam membangun keluarga dan masyarakat, DWP Kemenag TTS merasa terpanggil untuk turut serta dalam upaya edukasi dan pencegahan HIV/AIDS.
SoE |Peningkatan signifikan kasus HIV/AIDS, baik dari segi jumlah maupun kompleksitasnya menjadi atensi Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan sebagai rangkaian peringatan HUT ke-26, maka dihelat sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS, bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS.
Kegiatan ini mengusung tema nasional “Peran Strategis Dharma Wanita Persatuan Dalam Pendidikan Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045” yang dijabarkan dalam sub tema “Penanggulangan HIV/AIDS Cegah AIDS, Selamatkan Keluarga.” yang berlangsung pada Jumat, 5 Desember 2025, di Aula Kantor Kemenag TTS.
Kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus dan anggota DWP, kepala kantor Kemenag TTS bersama jajarannya, seluruh ASN Kementerian Agama Kabupaten TTS, serta narasumber dari Dinas kesehatan kabupaten TTS yang memberikan materi mengenai pencegahan, penularan, dan penanganan HIV/AIDS.
Ketua DWP Kementerian Agama Kabupaten TTS, Flora A. Nggiku-Nuban, S.Pd., M.Pd, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sub tema ini sangat relevan dengan kondisi wilayah TTS, yang saat ini mengalami peningkatan signifikan kasus HIV/AIDS, baik dari segi jumlah maupun kompleksitasnya. Menurutnya, sebagai organisasi perempuan yang memiliki tanggung jawab moral dalam membangun keluarga dan masyarakat, DWP merasa terpanggil untuk turut serta dalam upaya edukasi dan pencegahan.
“HIV/AIDS bukan lagi isu yang jauh, tetapi ancaman nyata yang dapat memengaruhi kehidupan keluarga, masa depan anak-anak, dan stabilitas sosial. Karena itu, pemahaman tentang bahaya, pola penularan, dan langkah pencegahan sangat diperlukan,” ungkapnya.
Flora juga menekankan pentingnya peran seorang istri dalam ketahanan keluarga. Seorang istri, menurutnya, adalah mitra, sahabat, dan pendamping yang memiliki peran besar dalam memastikan keluarga menjalani pola hidup sehat dan bermoral. Melalui kegiatan edukasi seperti ini, DWP diharapkan dapat semakin memberdayakan anggotanya untuk menjadi pilar keluarga yang tangguh, sehat, dan harmonis.
“Pengetahuan adalah perlindungan terbaik. ASN Kementerian Agama harus mampu menjadi corong informasi yang benar sekaligus teladan dalam menjaga perilaku hidup sehat, bermoral, dan bertanggung jawab,” tegasnya.
Sosialisasi ini juga menjadi bagian dari rangkaian Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama ke-80 yang akan diperingati pada 3 Januari 2026.
“Sebagai keluarga besar Kementerian Agama, kita tidak hanya merayakan HAB dengan seremoni, tetapi dengan tindakan nyata, salah satunya melalui penguatan pemahaman ASN dan keluarga terkait isu-isu fundamental yang berpengaruh pada kehidupan sosial dan spiritual masyarakat,” tambahnya.
Ketua DWP juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Ketua KPA Kabupaten TTS beserta tim yang telah hadir memberikan edukasi, waktu, dan tenaga dalam kegiatan tersebut. Ia berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut demi kesehatan masyarakat TTS.
Di akhir sambutannya, Ketua DWP mengajak seluruh peserta untuk tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga penyebar informasi kepada keluarga dan lingkungan terdekat.
“Pencegahan HIV/AIDS adalah tanggung jawab bersama. Dengan pengetahuan yang benar, kita dapat melindungi banyak pihak dari risiko dan dampak yang merugikan.”
Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Kabupaten TTS, Ir. Oktovianus Nabunome, M.Si, menyampaikan bahwa HIV & AIDS masih menjadi persoalan serius, baik di tingkat Provinsi NTT, maupun di Kabupaten TTS, upaya penanggulangan terus dilakukan melalui peningkatan edukasi, deteksi dini, pendampingan, dan penguatan layanan kesehatan.
“Kami sadar bahwa pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Diperlukan kolaborasi seluruh elemen masyarakat, keluarga, gereja, sekolah, komunitas pemuda, dan organisasi masyarakat sipil untuk menghindari penyakit,“ ungkapnya.
Menurutnya sosialisasi ini merupakan bagian dari komitmen kita bersama untuk meningkatkan pengetahuan, menghilangkan stigma dan diskriminasi, serta mendorong masyarakat untuk berperilaku sehat dan tidak takut memeriksakan diri.(*)
- Penulis: Daud Nubatonis
- Editor: Roni Banase











Saat ini belum ada komentar