Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Mengenal Syamsul Jahidin, Mantan Satpam Pengguncang Markas Polisi

Mengenal Syamsul Jahidin, Mantan Satpam Pengguncang Markas Polisi

  • account_circle Rosadi Jamani
  • calendar_month Sen, 17 Nov 2025
  • visibility 467
  • comment 0 komentar

Loading

Publik ramai membicarakan sosok pemberani, dan mantan Satpam. Sosok ini telah mengguncang markas polisi. Dialah Syamsul Jahidin, bukan Syamsul yang itu ya. Ini asli Syamsul pemberani.

Namanya, dari lahir memang Syamsul Jahidin. Ia bukanlah dari akademi kepolisian, bukan dari barisan keluarga ningrat, melainkan dari pos satpam. Tempat paling jujur untuk belajar tentang negara, menjaga pintu, melihat siapa yang masuk, siapa yang keluar, dan siapa yang pura-pura tidak salah padahal jelas salah.

Syamsul lahir di Pangesangan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tempat itu mungkin tak banyak disebut dalam rapat kabinet, tapi dari sanalah lahir anak muda yang kelak mengguncang birokrasi negara. Orang lain di usia 20-an sibuk tampil estetis di Instagram, Syamsul justru kuliah sambil jaga pintu demi membiayai mimpinya. Ketika teman-temannya pamer OOTD, Syamsul pamer shift malam. Ironisnya, justru shift malam itulah yang melatih keberaniannya. Keberanian yang kelak membuat 4.351 polisi harus kembali ke markas.

Pendidikan Syamsul tidak main-main. S1 Komunikasi, S1 Hukum, S2 Komunikasi, Magister Hukum Militer, dan kini sedang S3 Hukum. Deretan gelar ini membuat sebagian orang bingung, “Ini orang belajar atau mau buka warung akademik?” Tapi bagi Syamsul, ilmu itu bukan pajangan. Ilmu adalah peluru. Ia menembakkannya langsung ke jantung undang-undang yang dianggapnya bermasalah, UU Polri.

Ketika ribuan polisi aktif duduk manis di jabatan sipil, dari kementerian sampai BUMN, kebanyakan orang hanya menghela napas. Tapi Syamsul mengangkat alis, lalu mengangkat gugatan. Ia bertanya hal paling tabu di republik ini, “Kenapa polisi boleh rangkap jabatan, tapi rakyat biasa dilarang rangkap kerja?”

Pertanyaan sederhana itu menggema sampai ke Mahkamah Konstitusi. MK pun mengetok palu seperti mengentak meja birokrasi yang terlalu nyaman. “Polisi tidak boleh rangkap jabatan! Kembalilah ke markas!”

Seketika, 4.351 polisi yang sebelumnya berkeliaran di ruang-ruang rapat kementerian mendadak seperti anak magang yang dipanggil pulang lebih awal. Jabatan sipil kosong. Tanda tangan macet. Kop surat bingung mau ditujukan ke siapa. Semuanya berawal dari tangan seorang mantan satpam bernama Syamsul Jahidin.

Karier hukum Syamsul memang tak biasa. Ia pernah menggugat pangkat tituler Letkol Deddy Corbuzier. Ia membela bayi tertukar. Ia menjadi mediator di lima pengadilan. Ia advokat, tapi juga filsuf jalanan yang memahami bahwa kadang hukum perlu diketuk lewat humor dan keberanian.

Mottonya, “Berani, benar, berhasil,” bukan sekadar pajangan di bio media sosial. Ia hidup dari itu. Dari keberanian itulah, satu orang tanpa seragam mampu menegur institusi paling berseragam di negeri ini.

Ironinya, Syamsul yang dulu menjaga pintu kini menjaga konstitusi. Ia tahu kapan harus mengizinkan sesuatu masuk, kapan harus menolaknya. Ia mungkin tidak punya bintang di pundak, tapi jelas punya nyali yang bersinar lebih terang dari lampu rotator.

Ketika sejarah bangsa ditulis ulang nanti, ada satu paragraf kecil yang pasti akan dikenang, seorang satpam dari Mataram pernah mengguncang 4.351 polisi hanya dengan pena, logika, dan keberanian.

Di republik yang sering lelah oleh drama kekuasaan, nama Syamsul Jahidin hadir seperti alarm yang menyadarkan kita bahwa keberanian tidak butuh pangkat, hanya butuh tekad.(*)

 

  • Penulis: Rosadi Jamani

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Megawati Raih Gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Pertahanan

    Megawati Raih Gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Pertahanan

    • calendar_month Jum, 11 Jun 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Loading

    Bogor, Garda Indonesia | Megawati Soekarnoputri menggapai gelar profesor kehormatan dengan status guru besar tidak tetap dari Universitas Pertahanan (Unhan). Pemberian gelar kepada Ketua Umum PDI Perjuangan itu dilakukan di Kampus Universitas Pertahanan pada Jumat, 11 Juni 2021. Gelar Profesor Presiden ke-5 Republik Indonesia tersebut ditetapkan melalui  Keputusan Mendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarim Nomor 332371/mpk.a/kp.05.00/2021. Hadir […]

  • Jokowi 3 Hari di IKN, PLN Sedia Listrik Tanpa Kedip

    Jokowi 3 Hari di IKN, PLN Sedia Listrik Tanpa Kedip

    • calendar_month Ming, 24 Sep 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 35
    • 0Komentar

    Loading

    Penajam, Garda Indonesia | PLN (Persero) mengawal kunjungan 3 (tiga) hari Presiden RI Joko Widodo ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. PLN menyiapkan pasokan listrik yang andal dan mengerahkan ratusan personel dengan kelengkapan pendukungnya dalam setiap kunjungan ke proyek strategis tersebut. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, untuk mengawal […]

  • Klub Voli, Yuk Berkompetisi dalam PLN Mobile Proliga 2024

    Klub Voli, Yuk Berkompetisi dalam PLN Mobile Proliga 2024

    • calendar_month Sel, 23 Apr 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | PLN (Persero) kembali memberikan dukungan penuh untuk gelaran PLN Mobile Proliga 2024. Perseroan berharap pelaksanaan liga voli profesional paling bergengsi di tanah air tersebut akan mampu mencetak atlet-atlet voli Indonesia berkelas dunia. Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Imam Sudjarwo mengatakan, sebagai kompetisi tertinggi bola voli di […]

  • Yuspan Zalukhu Resmi Pimpin DPW Setya Kita Pancasila DKI Jakarta

    Yuspan Zalukhu Resmi Pimpin DPW Setya Kita Pancasila DKI Jakarta

    • calendar_month Sen, 12 Sep 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 47
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Setya Kita Pancasila sebagai organisasi masyarakat (Ormas) berikrar menjaga, memelihara, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Setya Kita Pancasila tumbuh dari rakyat, memperhatikan dan menyuarakan kepentingan rakyat telah disahkan oleh Pemerintah sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor AHU-0010596.AH.01.07.Tahun 2020, tanggal 20 November 2020. Dewan pimpinan wilayah organisasi kemasyarakatan Setya […]

  • IMO-Indonesia Jalin Komunikasi dengan Dewan Pers

    IMO-Indonesia Jalin Komunikasi dengan Dewan Pers

    • calendar_month Kam, 18 Jul 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | “Tim Papat yang didaulat oleh Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Media Online ( IMO ) Indonesia untuk membuka dan menjalin komunikasi sekaligus beraudiensi dengan dengan Dewan Pers akhirnya dapat terealisasi”, ujar Yakub F. Ismail Ketua Umum IMO-Indonesia kepada awak media di Jakarta, Kamis, 18 Juli 2019. Yakub juga menuturkan bahwa Tim papat […]

  • Membongkar Mitos Suci Survei Kompas

    Membongkar Mitos Suci Survei Kompas

    • calendar_month Sel, 12 Des 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 31
    • 1Komentar

    Loading

    Oleh : Mixil Mina Munir Mencermati hasil survei Kompas pada Senin, 11 Desember 2023 membuat para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden pasangan nomor urut 1 dan 3 geram, kecewa dan marah. Bagi saya survei Kompas hasilnya biasa saja, tidak ada yang istimewa, tidak kaget bahkan tidak kecewa sama sekali. Survei Kompas memang dinanti […]

expand_less