Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ekonomi dan Bisnis » Noebaun, Desa Binaan Bank NTT yang Menginspirasi

Noebaun, Desa Binaan Bank NTT yang Menginspirasi

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sen, 21 Nov 2022
  • visibility 5
  • comment 0 komentar

Kefamenanu, Garda Indonesia | Desa Noebaun, Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), adalah satu dari lima desa yang direkomendasikan oleh Bank NTT Cabang Kefamenanu, untuk mengikuti kompetisi antar desa dalam Festival Desa Binaan Bank NTT dan Festival PAD Tahun 2022. Dan pada Sabtu, 19 November 2022, juri festival, Stenly Boymau, berkunjung ke desa itu.

Di sana, juri hendak mengkonfirmasi kembali kesiapan mereka dalam mengikuti kompetisi paling spektakuler yang dihadirkan oleh Bank NTT. Didampingi dua pendamping dari Direktorat Kredit kantor pusat, yakni Echni Marisa Killa dan Ronald Lede, serta Berty Nope dan tim dari Cabang Kefamenanu, mereka diterima secara adat oleh tokoh masyarakat setempat. Di sana sudah hadir Penjabat Kepala Desa Noebaun, Apriana M Ninu, Ketua Kelompok Pelita Hati Oeluan, Yosef Juan Heli, Charles selaku staf pada Dinas Pertanian TTU, para tokoh adat, tokoh masyarakat dan anggota kelompok.

Ada yang menarik dari penyambutan juri kali ini, yakni Stenly dan rombongan diterima secara adat, melalui tutur adat Natoni, serta pengalungan selendang. Usai prosesi, dilanjutkan dengan pertemuan yang berlangsung di Lopo Dia@ BISA yang difasilitasi oleh Bank NTT, terletak di dekat tempat wisata Oeluan, TTU.
Saat itu Pj Kades Nebaun, Apriana Ninu menjelaskan sedikit mengenai profil desa dan geliat masyarakat yang terus bersinergi dengan aparat pemerintah desa, untuk membangun daerah mereka.

“Kelompok ini adalah kelompok yang selalu kami jadikan sebagai teladan bagi masyarakat lain. Kami memotivasi mereka bahwa, hanya dengan kerja keras, serta kerja cerdaslah kita akan berhasil,” tegasnya menambahkan, Noebaun juga memiliki tanah yang subur sehingga dia menyarankan warganya yang hendak menjadi tenaga kerja ke luar daerah untuk datang dan belajar dari usaha yang dibangun oleh Yosef Juan Heli. Ada 401 KK di desanya, dan hampir semuanya adalah petani.

“Saya motivasi warga untuk jangan lagi kerja jadi buruh di luar, kan di sini ada Bank NTT yang siap membiayai kita. Nah Bank NTT ini tidak sama dengan bank lain, dan ini yang kami rasakan. Petugasnya ramah dan mereka memberi solusi, seperti pendampingan waktu tanam, membantu dalam kemasan hingga penjualan. Mereka datangkan pembeli,” ujarnya serius.

Dia merasa senang, karena ibu-ibu sudah terlibat dengan beraneka kerajinan baik tenunan, gerabah, maupun tanaman hortikultura. Diakui, masyarakat butuh panutan dan mereka sudah melihat keberhasilan warga, dan inilah motivasi terbaik bagi mereka untuk memulai.

Sementara ketua kelompok Pelita Hati, Josef Juan Heli kepada juri mengisahkan bahwa dia memulainya ketika sedag berada di SoE. Saat itu dia direkrut sebuah LSM internasional yang punya program pendampingan terhadap generasi muda. Setelah dikaji, maka program pertanian hortikultura sangat tepat sehingga Yosef menjadi salah satu anggota. Lalu dia kembali ke Kefamenanu, tepatnya Noebaun untuk memulai usahanya. Kebunnya yang tak begitu luas, digarapnya. Tak sejengkal pun dia lepas, semua ditanami aneka tanaman sayuran maupun buah-buahan dengan pola taman menggunakan sistem irigasi tetes.

“Awalnya saya dengan mama yang memulai usaha ini. Namun semakin berkembang. Kami juga sudah datang ke beberapa lokasi dan beri motivasi seperti kemarin baru dengan Sinode GMIT, di sana kami bicara di seratus pendeta mengenai metode penanaman yang tepat,” jelas Juan sembari menambahkan, kini sudah banyak warga yang mau bergabung setelah melihat pola kerja yang benar dan didukung sistem pemasaran yang baik.

Benar saja, di kios organik mereka, terdapat banyak barang dagangan. Sebagian besar hasil pertanian yang mereka kelola, seperti sayur mayur, labu jepang, labu lilin, jagung, semangka, pisang mentah dan yang sudah masak serta masih banyak lagi. Mereka juga menyediakan aneka makanan ringan seperti ubi kayu/singkong yang diolah dengan gula merah sehingga dijadikan  makanan ringan, keripik pisang, keripik ubi, madu batu, dan pisang goreng.

Yang menarik dari kios organik ini, ternyata mereka melayani pembayarannya menggunakan digitalisasi dan semua difasilitasi oleh Bank NTT. Mereka adalah salah satu merchant QRIS, sehingga bagi pengunjung yang tidak membawa uang tunai, tinggal melakukan scan pada kode bar yang tersedia.

Tak cukup di situ, juri diajak masuk ke kebun. Dan ternyata luar biasa. Di kebun yang luas itu, seluruhnya dibentuk bedeng-bedeng berdiameter 1 X 4-5 meter. Ada bedeng yang sudah kosong karena baru saja dipanen, sedangkan ada yang masih dipenuhi sayuran maupun cabe.

Belum lagi tanaman labu yang dibentuk melata pada sebuah terowongan bambu, dengan buah labu berukuran besar yang berjuntai di tengah. Tentu ini menambah sensasi pengunjung yang menyusuri lorong, yang diibaratkan sebagai etalase untuk memamerkan beraneka bentuk buah labu itu.

Dalam sebuah diskusi di tengah kebun itulah, Juan membeber buah dari hasil kerja kerasnya itu. “Kami baru saja panen semangka pada bulan Oktober, dan saat itu kami undang Pak Wakil Bupati TTU. Semangka kalau sekali panen kami dapat sekitar Rp30 juta, belum lagi sayur yang juga keuntungannya sangat bagus,” tegas Juan.

Menurutnya, sebagai petani dia harus bisa membaca peluang di pasar, sehingga ketika petani lain ramai-ramai menanam satu jenis sayur, dia tidak akan menaman jenis yang sama. Dia baru akan menanamnya ketika merek hampir panen, sehingga ketika stok di pasar habis, dia akan melempar sayur olahannya di pasar. Begitu pula dengan cabai. “Itu yang saya bilang bahwa petani harus bisa membaca peluang pasar. Dari sinilah dia akan untung,” tegasnya ringan. Dia sudah mencobanya dan berhasil.

Sementara Stenly Boymau, yang tahun ini adalah tahun kedua dilibatkan menjadi juri dengan sejumlah profesor itu, memberi apresiasi atas kerja keras dan cerdas dari kelompok usaha ini. Karena mereka berani memulai sesuatu hal yang baru, yakni menanam dengan hitungan pasar yang cerdas. Apalagi, mereka menanam tanaman yang agak unik, sehingga berdampak pada nilai jual.

“Semuanya menggunakan pupuk organik, dan ini sesuatu yang baik. Masyarakat sudah harus bisa memproteksi diri terhadap sayuran dengan pupuk kimia karena sangat tidak aman, nah disini Pak Juan dan kelompok tani ini memulai sebuah pola yang baru,” tegas Stenly. Dia mendorong warga setempat untuk jangan berhenti berkreasi, karena lahan mereka masih luas dan Noebaun dikenal sebagai sebuah wilayah yang subur.

“Kelompok tani ini hendaknya menjadi embrio untuk lahirnya kelompok yang lain. Jangan takut untuk memulai, karena Bank NTT siap menjadi mitra, kita punya fasilitas kredit yang murah, tanpa agunan dan tanpa bunga. Tidak hanya di situ, Bank NTT akan terus mendampingi pada packaging hingga penjualan. Jangan ragu, kita ada banyak even dan selalu melibatkan UMKM sebagai mitra, sehingga kami bisa pastikan bahwa seluruh hasil pertanian atau produknya akan laku karena difasilitasi dengan pembeli,” ujar konsultan Humas Bank NTT ini.

Bank NTT menurutnya memfasilitasi petani agar produknya masuk ke kanal-kanal penjualan yang dijual secara online dengan harga bersaing.

“Kelebihan kelompok ini adalah menjual hasil pertanian dengan pupuk organik. Nah ini perlu dikampanyekan kepada publik bahwa kita menjual sayuran serta aneka buah-buahan sehat, tanpa pupuk kimia. Masyarakat diedukasi mengonsumsi makanan sehat, apalagi letak usaha ini di jalur Jalan Timor Raya atau trans Timor, ini sangat memudahkan pemasarannya,” ujar mantan Pemred Jawa Pos Group ini. (*)

Sumber (*/tim)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bupati Maluku Tengah Ancam Pecat ASN Yang Tidak Loyal

    Bupati Maluku Tengah Ancam Pecat ASN Yang Tidak Loyal

    • calendar_month Rab, 12 Jun 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Maluku Tengah, Garda Indonesia | Bupati Maluku Tengah, H. Tuasikal Abua,SH., atas nama Undang-undang (UU) mengancam akan melakukan pemecatan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak loyal dan tidak disiplin dalam melaksanakan tugas. Ancaman Tuasikal ini bukan saja kepada ASN eselon III, dan eselon IV tetapi juga kepada pejabat Esselon II atau Pimpinan OPD. Pernyataan […]

  • Gubernur VBL : Mulai Hari Ini, Gratis ‘Swab dan Rapid Test’ bagi Masyarakat NTT

    Gubernur VBL : Mulai Hari Ini, Gratis ‘Swab dan Rapid Test’ bagi Masyarakat NTT

    • calendar_month Jum, 16 Okt 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Saya hitung mulai hari ini, masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan melakukan perjalanan ke Jakarta atau ke mana pun, apalagi Desember nanti, anak-anak yang akan berangkat sekolah ke luar NTT, tidak lagi dibebani dengan swab atau rapid test dengan anggaran-anggaran seperti itu,” ujar Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL). Baca […]

  • Banjir dan Longsor Landa Lima Provinsi, Tim SAR Evakuasi 22.938 Orang

    Banjir dan Longsor Landa Lima Provinsi, Tim SAR Evakuasi 22.938 Orang

    • calendar_month Sen, 18 Jan 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Tim SAR gabungan terus bekerja keras dalam pelaksanaan operasi SAR di beberapa tempat termasuk penelusuran korban dan potongan pesawat Sriwijaya Air. Saat operasi SAR SJ-182 tengah berlangsung, bencana tanah longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada Sabtu, 9 Januari 2021 sekitar pukul 16.45 WIB. Longsor […]

  • Terungkap! Pelaku Kejahatan Transmisi Dokumen ke Orang Lain Itu Charles Dupe

    Terungkap! Pelaku Kejahatan Transmisi Dokumen ke Orang Lain Itu Charles Dupe

    • calendar_month Sab, 13 Jun 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Belu-NTT, Garda Indonesia | Substansi perdebatan sengit antara Tim Advokat Seldi Berek dan Tim Kuasa Hukum Polres Malaka tentang adanya dugaan pemfitnahan dan pencemaran nama baik terhadap korban Lorens Lodiwyk Haba, akhirnya terungkap jelas dalam jawaban Termohon terhadap ‘petitum’ (tuntutan) Pemohon dalam sidang kedua pada Kamis 11 Juni 2020. Demikian, hal itu disampaikan secara tegas […]

  • Bank NTT Sukses Terapkan Transaksi Nontunai Pemerintah

    Bank NTT Sukses Terapkan Transaksi Nontunai Pemerintah

    • calendar_month Ming, 25 Sep 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Surabaya, Garda Indonesia | Kementerian Koordinator Perekonomian RI, menghelat acara menarik bertajuk ‘Penguatan Data Transaksi Non Tunai Pemda Lewat Sinergi SIMDA-CMS BPD’ yang dilangsungkan di Four Points by Sheraton, Surabaya pada Jumat, 23 September 2022. Acara yang diselenggarakan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan ini sejatinya bertujuan meningkatkan efektivitas monitoring dan evaluasi kebijakan percepatan dan perluasan […]

  • Bergulir Pelarangan Pendaki Pemula Naik Puncak Gunung Rinjani

    Bergulir Pelarangan Pendaki Pemula Naik Puncak Gunung Rinjani

    • calendar_month Kam, 10 Jul 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Balai TNGR bahkan berencana menerapkan sistem identifikasi melalui gelang berteknologi radio frekuensi untuk melacak pendaki, sekaligus mengevaluasi kelayakan berdasarkan riwayat pendakian.   Lombok | Pasca-meninggalnya wisatawan asal Brasil, Juliana Marins, saat mendaki Gunung Rinjani memicu desakan publik untuk melarang pendaki pemula naik ke puncak gunung tersebut. Juliana ditemukan tewas setelah dilaporkan jatuh pada Sabtu pagi, […]

expand_less