Belu–NTT, Garda Indonesia | “Semua atlet, saya minta supaya di–rapid antigen, pelatih diperiksa antigen, terapkan protokol kesehatan, duduk jaga jarak dan dibatasi kapasitas, tidak boleh lebih dari 50 persen. Masing–masing mengawasi atletnya, wasit–wasit juga diperiksa. Yang belum diperiksa, nanti besok kita datangkan lagi tim ke sini untuk melakukan pemeriksaan. Demikian pun sesudah pertandingan,” kata Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus, Sp.PD – KGEH, FINASIM dalam sambutan membuka secara resmi turnamen Pencak Silat IV antar–perguruan se–Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di Gelanggang Olahraga L. A. Bone Atambua, pada Rabu, 30 Juni 2021.
Bupati Belu menuturkan, selama masa pandemi Covid–19, yang mana kasus positif terus meningkat di Kabupaten Belu maka kegiatan–kegiatan mengumpulkan banyak orang yang tidak terlalu bermanfaat, dihentikan sementara disertai pembinaan terukur.
“Jadi, ada 5 M, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun, dan menghindari bepergian. Sesudah pulang rumah hati–hati. Kita jaga diri kita sendiri, keluarga kita dan masyarakat kita,” ujar dr. Agus Taolin.
Terkait pelaksanaan Kejuaraan Pencak Silat, dr. Agus Taolin berharap lahirnya generasi baru yang akan membawa nama Belu ke tingkat yang lebih tinggi. Pemerintah akan support terhadap seluruh atlet, dan bahkan akan dilakukan prestasi berjenjang.
“Para atlet maupun wasit harus menjunjung tinggi sportivitas dalam pertandingan. Tadi sudah diucapkan ikrar wasit, pegang teguh janji itu. Kalah adalah kalah, latih lagi, menang adalah menang, hormati lawan. Kalau menang, tidak usah mengejek lawan, harus sportif,” pesan Bupati Belu.

Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Belu, Benediktus Manek menjelaskan, pencak silat merupakan budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan oleh anak–anak bangsa, karena pencak silat bukan hanya seni bela diri, tetapi juga mengandung nilai budi pekerti dan sosiologi.
“Kejuaraan Pencak Silat ini diadakan setiap tahun. Ini merupakan yang keempat kalinya, dan sekurang–kurangnya ada dua kegiatan yang dilakukan. Dengan pembinaan secara berjenjang IPSI Belu telah mengutus perwakilannya di tingkat nasional, dan IPSI Belu merupakan juara bertahan untuk keempat kalinya,” tambah Beni Manek.
Diketahui, Kejuaraan Pencak Silat antar – perguruan ini dilaksanakan sampai 5 Juli 2021 dengan mengusung tema “Melalui Kejuaraan Pencak Silat Kita Rajut Semangat Persaudaraan dan Sportivitas dalam Mengembangkan serta Melestarikan Pencak Silat Sebagai Budaya Asli Bangsa Indonesia” dan diikuti 6 (enam) perguruan, yaitu Sera Panca Jaya, Silat Tapak Sakti, Cendana Wangi, Padjajaran, Persaudaraan Setia Hati Teratai dan Perisai Diri. (*)
Penulis: (*/ Herminus Halek)
Foto oleh kominfo belu