Padang Sabana Mausui, Lanskap Memesona di Pelosok NTT

Loading

Meskipun Padang Mausui ini tergolong terpencil dan membutuhkan waktu yang cukup lama kurang lebih 2—3 jam dari Kota Borong untuk bisa tiba di sana. Namun, hal tersebut tidak mengalahkan semangat wisatawan yang mengunjunginya.

 

Manggarai | Pesona hamparan rerumputan yang berada di pelosok Nusa Tenggara Timur (NTT), baru-baru ini menjadi sorotan para wisatawan. Hamparan rerumputan luasnya kurang lebih empat hektar itu yang akrab disebut ‘Padang Sabana Mausai’ atau ‘Padang Musai’. Tak heran wisatawan yang melakukan kunjungan akan menggeleng-gelengkan kepala saat mengunjunginya. Sebab setibanya di sana, kawan akan disuguhkan dengan keindahan yang luar biasa serta menakjubkan.

Padang Sabana Mausui terletak di dekat perkampungan Mausui, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, NTT.

Meskipun Padang Mausui ini tergolong terpencil dan membutuhkan waktu yang cukup lama kurang lebih 2—3 jam dari Kota Borong untuk bisa tiba di sana. Namun, hal tersebut tidak mengalahkan semangat wisatawan yang mengunjunginya. Perjalanan menuju Padang Mausai dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan beroda dua maupun empat.

Hal ini menunjukkan daya tarik Padang Mausai untuk memikat hati para wisatawan sangat kaut sehingga tidak heran meskipun jauh para wisatawan yang datang mengunjung terus meningkat dari tahun-ke tahun.

Di sini kita akan disuguhkan dengan hamparan rerumputan luas yang begitu memanjakan mata. Rerumputan ini akan berubah warna sesuai musim, yakni hijau saat musim hujan dan kuning-kecokelatan saat kemarau.

Bahkan, pepohonan rindang yang tersebar secara alami di seluruh wilayah Mausui turut memperindah cakrawala. Bukan hanya itu, kawan juga dapat berjumpa dengan kawanan sapi, kerbau, dan kuda yang berkeliaran dengan bebas. Hewan-hewan ini bukanlah binatang liar, melainkan milik para peternak lokal yang berada di sekitar wilayah itu.

Menawarkan tiga lanskap sekaligus dalam satu pandangan

Tempat ini juga dikelilingi oleh Gunung Poco Ndeki, Gunung Komba, dan beberapa bukit di sekitarnya sehingga latar pegunungan dapat terlihat dengan jelas saat Kawan berada di sini. Pegunungan menjadi faktor yang membuat Mausui sering diselimuti kabut di pagi hari.

Pemandangan lainnya yang ditawarkan adalah bentangan Pantai Tanjung Bendera yang berbatasan secara langsung dengan sabana. Pantai ini menawarkan pasir putih yang jauh dari sentuhan manusia, cocok bagi para wisatawan yang ingin menikmati natural. Kombinasi antara rerumputan hijau dengan laut biru menjadi perpaduan alam lukisan alam yang sempurna dan sulit ditemukan di mana pun.

Saat cuaca cerah, Kawan dapat melihat siluet Gunung Inerie yang memiliki bentuk kerucut sempurna. Gunung ini menambah kompleksitas bentang alam yang ada, sungguh tampak seperti lukisan yang menjadi nyata.

Kawanan kuda, sapi, kerbau menikmati hamparan rumput Padang Sabana Mausui

Semua lanskap tersebut bisa Kawan nikmati saat mengunjungi Padang Sabana Mausui. Hamparan rerumputan, pegunungan, dan laut dapat tertangkap dalam satu pandangan mata.

Lanskap alam yang memikat

Garis cakrawala di Mausui dibentang oleh padang rumput seluas belasan hektar.

Saat musim hujan, rumput berwarna hijau segar, kemudian berubah menjadi kuning keemasan di musim kemarau, menyerupai padang khas Afrika, lengkap dengan latar gunung seperti Inerie dan Komba.

Udara segar dan sejuk

Udara sejuk dan angin semilir menciptakan suasana alami yang tenteram.

Letaknya yang jauh dari peradaban manusia membuat Padang Sabana Mausui tempat yang terbebas dari polusi udara. Udara sejuk dan angin semilir menciptakan suasana alami yang tenteram.

Selain itu, Sabana Mausai juga hampir setiap harinya, langit cerah dan bersih selalu menyambut wisatawan yang berkunjung ke sini. Bukan saja memanjakan mata, melainkan juga menyegarkan pikiran bagi Kawan-kawan yang rutinitas hariannya di perkotaan.

Fauna dan kehidupan lokal

Pagi hari merupakan waktu yang tepat jika Kawan ingin melihat langit jingga kebiruan saat matahari baru saja terbangun. Terbit dari puncak Gunung Inerie, matahari seakan memberikan kehangatan saat dinginnya embun pagi masih menyelimuti Mausui. Bagi Kawan yang ingin menikmati momen ini, pukul 05.00–07.00 WITA merupakan waktu yang sempurna.

Pengunjung dapat menyaksikan gerombolan kuda, sapi, kerbau, bahkan burung endemik seperti perkutut dan elang, yang berkeliaran bebas di padang.

Selamat menikmati kepingan surga yang tersembunyi di Padang Sabana Mausui, Kawan.

Sumber (*/Ferdy Daud + ragam).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *