Kegembiraan pun terpancar dari raut wajah para peserta. Ryan Bas, salah satu perwakilan siswa SMP Negeri Sadi ini tak dapat menyembunyikan rasa bangganya.
Atambua | Sebanyak 20 siswa-siswi berprestasi dari SMP Negeri Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akan melantunkan suara merdu suling bambu di Istana Negara pada upacara perayaan hari ulang tahun (HUT) 80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Anak-anak dari perbatasan Indonesia—Timor Leste ini akan tampil di hadapan Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta jajaran Kementerian Kabinet Indonesia Maju pada tanggal 17 Agustus 2025.
Kegembiraan pun terpancar dari raut wajah para peserta. Ryan Bas, salah satu perwakilan siswa, tak dapat menyembunyikan rasa bangganya. “Saya merasa sangat senang dan bangga bisa dipercaya mewakili NTT dan Kabupaten Belu. Kami telah berlatih keras dan siap menampilkan yang terbaik di Istana Negara,” ujarnya dengan penuh semangat.
Penampilan suling bambu Belu di Istana Negara adalah sebuah pencapaian luar biasa sekaligus menegaskan eksistensinya sebagai salah satu daerah yang kaya akan tradisi, seni dan budaya yang patut dibanggakan. Partisipasi ini menegaskan bahwa seni dan budaya adalah aset berharga yang dapat menjadi jembatan menuju kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Momen ini menjadi saksi semangat dan harapan besar yang menyertai 20 duta budaya Belu ini. Sejarah mencatat, sebelumnya Kabupaten Belu juga mengharumkan nama daerah di panggung nasional, 150 penari Likurai tampil pada seremoni pembukaan Asian Games 2018 dan peringatan HUT ke-74 Republik Indonesia tahun 2019.
Para penampil suling bambu dilepas oleh Bupati Belu Willy Lay, Wakil Bupati Belu Vicente Gonsalves, Ketua TP PKK Kabupaten Belu, staf ahli, dan sejumlah pimpinan OPD Pemerintah Kabupaten Belu pada Senin malam, 11 Agustus 2025 di rumah jabatan Bupati Belu.
Bupati Belu berpesan agar para peserta tampil maksimal, menjaga kekompakan dan menunjukkan yang terbaik. Ia pun menekankan penampilan ini adalah kesempatan emas untuk mempromosikan kekayaan budaya NTT kepada seluruh rakyat Indonesia, bahkan dunia.(*)
Sumber (*/Prokopimbelu).