Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Markas Brimob Dikepung Ribuan Abang Ojol

Markas Brimob Dikepung Ribuan Abang Ojol

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Jum, 29 Agu 2025
  • visibility 2
  • comment 0 komentar

Oleh : Rosadi Jamani

Abang ojol terkenal solidaritasnya. Sekitar pukul 22.00 WIB, Kamis malam, 28 Agustus 2025, ribuan abang ojol mengepung Markas Brimob. Mereka menuntut pertanggungjawaban atas meninggalnya Affan Kurniawan dan kondisi kritis Moh Umar Amirudin.

Ribuan motor ojol yang menyerbu ke arah markas Brimob. Mereka datang dengan wajah muram, dada bergemuruh, dan mata menyala penuh api dendam. Affan Kurniawan sudah menjadi korban, tubuhnya hancur dilindas rantis Brimob di tengah demonstrasi. Sementara rekannya, Moh. Umar Amirudin, masih berjuang antara hidup dan mati di rumah sakit. Satu nama sudah gugur, satu nama lagi tergantung di ujung napas. Semua itu bukan karena perang dengan musuh asing, melainkan karena roda baja negara yang mestinya melindungi rakyat.

Barisan ojol itu tak bisa dibendung. Jaket hijau yang biasanya hanya jadi penanda pesanan makanan kini berubah menjadi seragam perang rakyat kecil. Helm mereka beradu cahaya matahari, kilau yang tak kalah dari tameng aparat. Klakson dan deru knalpot memekakkan telinga, bergema bagaikan genderang perang zaman modern. Markas Brimob yang angkuh dengan pagar besinya tiba-tiba terlihat kerdil, dihantam arus manusia bermotor yang menuntut satu hal, keadilan untuk Affan, kehidupan untuk Umar.

Detik-detik tragedi itu terus terngiang di kepala mereka. Bagaimana rantis hitam bermoncong baja itu melaju tanpa belas kasihan, tubuh Affan tak lagi terlihat sebagai manusia, melainkan seolah-olah hanya kerikil di jalan raya. Jeritan saksi mata tak mampu menghentikan roda yang terus menggiling, dan dalam hitungan detik, satu nyawa melayang, satu keluarga hancur. Tak ada film perang Hollywood yang bisa melukiskan ngeri itu. Inilah realitas, rakyat miskin ditindas oleh kendaraan negara, dan negara hanya berucap lirih, “maaf.”

Istana melalui Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi menyampaikan permintaan maaf atas insiden tragis ini. Disusul Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo secara terbuka menyampaikan, “Saya menyesali terhadap peristiwa yang terjadi dan mohon maaf sedalam-dalamnya… Sekali lagi, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk korban dan seluruh keluarga dan juga seluruh keluarga besar Ojol.”

Kata itu, “maaf,” dilemparkan Istana dan Kapolri seperti recehan. Maaf seakan mampu menutup luka, padahal luka itu telah menjelma parit yang menganga di hati rakyat. Maaf seakan bisa membayar cicilan motor Affan, padahal istrinya kini bahkan tak tahu harus beli susu anak pakai apa. Maaf seakan cukup untuk menahan mesin ventilator yang menopang Umar di rumah sakit, padahal tiap menit hidupnya adalah pertempuran mahal melawan maut.

Di hadapan kenyataan seburuk ini, wajar bila ribuan ojol marah. Mereka meneriakkan nama Affan dengan suara serentak, seakan ingin membangunkan arwahnya dari liang kubur untuk menyaksikan bahwa ia tidak sendirian. Umar, yang kini terbujur dengan selang infus, bagai simbol perlawanan terakhir, setiap denyut nadinya adalah teriakan diam untuk melawan ketidakadilan.

Markas Brimob dikepung suara rakyat kecil yang sehari-hari hanya dihargai lima ribu rupiah per kilometer. Tapi kini mereka menunjukkan harga diri yang lebih mahal dari kendaraan lapis baja. Negara boleh memiliki rantis, gas air mata, dan peluru karet, tapi rakyat memiliki sesuatu yang lebih berbahaya: murka. Dan murka itu, bila menyatu, bisa mengguncang tembok setebal apa pun.

Tragedi Affan adalah cambuk sejarah. Umar yang tergeletak kritis adalah saksi hidup betapa murahnya nyawa rakyat di mata negara. Barisan ojol yang mengeruduk markas Brimob adalah penanda bahwa kesabaran rakyat sudah tamat. Mereka datang bukan untuk menunggu belas kasihan, melainkan untuk menuntut, jangan pernah ada lagi roda baja yang menggilas rakyat kecil. Karena sekali rakyat murka, dunia akan mengutuk, sejarah akan mencatat, dan pagar Brimob tak lagi tampak perkasa, melainkan hanya reruntuhan moral yang patah.(*)

 

 

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Menkominfo Rudiantara : ‘ Fitur Foto & Video di Medsos Dikunci Sementara’

    Menkominfo Rudiantara : ‘ Fitur Foto & Video di Medsos Dikunci Sementara’

    • calendar_month Kam, 23 Mei 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran foto dan video berunsur kekerasan dan pesan berantai terkait aksi demo anarkis yang sementara berlangsung di Bawaslu Jakarta sejak tanggal 20 Mei 2019, dilakukan dengan memberhentikan sementara penyebarannya dengan mengunci akses di media sosial Menkominfo Rudiantara menyampaikan bahwa untuk sementara fitur foto dan video di media […]

  • Idulfitri 1446 H, PLN Siapkan 1000 SPKLU di Jalur Trans Jawa-Sumatra

    Idulfitri 1446 H, PLN Siapkan 1000 SPKLU di Jalur Trans Jawa-Sumatra

    • calendar_month Sen, 10 Mar 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    SPKLU yang dioperasikan PLN bersama mitra berjumlah 3.529 unit, tersebar di 2.400 titik seluruh Indonesia. Secara rinci, jumlah SPKLU di Sumatra sebanyak 431 unit, Jawa 2.448 unit, Bali 166 unit, Kalimantan 215 unit, Sulawesi 145 unit, Maluku 26 unit, Nusa Tenggara 72 unit, dan Papua 26 unit.   Jakarta | PT PLN (Persero) memastikan kelancaran […]

  • “Sikap Sungkem Gibran” ke Habib Luthfi Jadi Sorotan Saat Doa Rajut Kebinekaan

    “Sikap Sungkem Gibran” ke Habib Luthfi Jadi Sorotan Saat Doa Rajut Kebinekaan

    • calendar_month Sel, 8 Sep 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Solo, Garda Indonesia | Gibran Rakabuming menghadiri acara silaturahmi kebinekaan dan doa bersama oleh Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Yahya (Anggota Wantimpres) dengan para tokoh lintas agama se-Solo Raya guna merajut kebinekaan dalam bingkai NKRI, pada Senin pagi, 7 September 2020 di Lapangan Benteng Vasternberg. Acara yang dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya […]

  • PSKK Kota Kupang Tumbang, Perserond Rote Ndao Laju Semifinal ETMC

    PSKK Kota Kupang Tumbang, Perserond Rote Ndao Laju Semifinal ETMC

    • calendar_month Kam, 22 Sep 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Lembata, Garda Indonesia | Persatuan Sepakbola Rote Ndao (Perserond) yang bermarkas di Lapangan Sanggaoen, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan diri melaju ke babak 4 (empat) besar atau semifinal usai menahan hasrat PSKK Kota Kupang dalam putaran 8 besar pada Kamis sore, 22 September 2022 pada pukul 14.30 WITA—selesai. Tiket semifinal yang diraih […]

  • Bangun 16 Ruas Jalan Provinsi, Pemprov NTT Pinjam 187,9 Miliar ke PT.SMI

    Bangun 16 Ruas Jalan Provinsi, Pemprov NTT Pinjam 187,9 Miliar ke PT.SMI

    • calendar_month Kam, 6 Agu 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan apresiasi atas inisiatif Pemprov NTT untuk melakukan pinjaman ke PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero. Pinjaman ini ditujukan untuk membangun 16 ruas jalan Provinsi NTT . “Selamat atas perjanjian penandatanganan ini. Pa Gub (Gubernur) adalah orang (baca : kepala […]

  • Pilkades TTS, Mantan Sekretaris Desa Oelbubuk Jadi Pemenang

    Pilkades TTS, Mantan Sekretaris Desa Oelbubuk Jadi Pemenang

    • calendar_month Rab, 27 Jul 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    SoE, Garda Indonesia | Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di 136 desa di Kabupaten TTS dihelat pads Senin, 25 juli 2022. Hasilnya pun telah diketahui khalayak umum, baik yang langsung mengikuti di desa masing-masing ataupun melalui media sosial. Seru, menegangkan, bahagia, haru bahkan ada juga rasa kecewa. Namun, perlu diapresiasi penyelenggara maupun peserta Pilkades karna […]

expand_less