Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Nasional » PDI Perjuangan Nilai Gelar Pahlawan Soeharto Abaikan Sejarah Kelam

PDI Perjuangan Nilai Gelar Pahlawan Soeharto Abaikan Sejarah Kelam

  • account_circle melihatindonesia
  • calendar_month 5 jam yang lalu
  • visibility 8
  • comment 0 komentar
Politikus PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa gelar Pahlawan Nasional merupakan penghargaan moral tertinggi negara yang seharusnya diberikan kepada tokoh tanpa catatan kelam dalam sejarah bangsa.

 

Jakarta | Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Andreas Hugo Pareira, menilai pemerintah telah mengabaikan aspirasi masyarakat yang menolak penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Ia menilai keputusan tersebut bertentangan dengan semangat reformasi dan tidak mempertimbangkan catatan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada masa Orde Baru.

Menurut Andreas, gelombang penolakan dari masyarakat seharusnya menjadi bahan pertimbangan serius sebelum pemerintah menetapkan keputusan itu.

Ia menyesalkan bahwa berbagai suara keberatan yang datang dari kelompok masyarakat sipil dan korban pelanggaran HAM seolah diabaikan.

“Sudah berapa banyak penolakan dari kelompok masyarakat bahkan dari rakyat Indonesia sendiri terhadap pemberian gelar pahlawan bagi Soeharto. Tapi pemerintah seperti tuli dan mengabaikan,” ujarnya, Senin, 10 November 2025.

Politikus PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa gelar Pahlawan Nasional merupakan penghargaan moral tertinggi negara yang seharusnya diberikan kepada tokoh tanpa catatan kelam dalam sejarah bangsa.

Ia menilai, pemberian gelar kepada Soeharto justru berpotensi membuka luka lama bagi korban dan keluarga yang terdampak pelanggaran HAM di masa lalu.

“Pemerintah seharusnya mendengarkan aspirasi masyarakat, bukan justru menutup telinga terhadap kritik dan sejarah kelam bangsa,” tambah Andreas.

Ia juga mengingatkan bahwa semangat reformasi yang lahir setelah tumbangnya rezim Orde Baru pada 1998 seharusnya menjadi pijakan moral dalam menentukan siapa yang layak mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto dalam upacara Hari Pahlawan di Istana Negara pada 10 November 2025.

Keputusan ini memicu pro dan kontra di publik, terutama dari kalangan aktivis HAM, akademisi, dan tokoh reformasi yang menilai langkah tersebut sebagai kemunduran dalam upaya menjaga memori kolektif bangsa atas sejarah kelam masa lalu.(*)

 

 

  • Penulis: melihatindonesia
  • Editor: Roni Banase

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Geliat Industri Rumahan Kelor & Jahe Merah Mbak Retno di Tengah Pandemi

    Geliat Industri Rumahan Kelor & Jahe Merah Mbak Retno di Tengah Pandemi

    • calendar_month Sab, 6 Jun 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 22
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Jahe Merah atau empon-empon (bahasa Jawa, red) atau Zingiber officinale var. Rubrum adalah tanaman dengan rimpang berwarna merah dan ukurannya lebih kecil dari jahe putih/kuning (jahe badak). Dilansir dari Kompas.com, Jahe merah menjadi salah satu ramuan tradisional yang paling sering diolah menjadi minuman yang dapat menghangatkan badan saat cuaca hujan. Namun, […]

  • Pemimpin Negara Tiba di Labuan Bajo, Yuk Dukung KTT ASEAN 2023

    Pemimpin Negara Tiba di Labuan Bajo, Yuk Dukung KTT ASEAN 2023

    • calendar_month Sel, 9 Mei 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 29
    • 0Komentar

    Labuan Bajo, Garda Indonesia | “Kami berharap semua dapat mendukung Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, sebagai representasi Indonesia agar sukses  sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi  (KTT) ke-42 ASEAN  atau ASEAN Summit pada Selasa, 9 Mei hingga Kamis, 11 Mei 2023,” demikian imbauan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Wakil Gubernur NTT, Josef […]

  • RUPTL Terbaru 2025—2034 Tawarkan 91 Persen ‘Green Jobs’

    RUPTL Terbaru 2025—2034 Tawarkan 91 Persen ‘Green Jobs’

    • calendar_month Sen, 9 Jun 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 25
    • 0Komentar

    Dari total 836.696 tenaga kerja di sektor pembangkit listrik, Bahlil merinci bahwa lebih dari 760 ribu atau 91% pekerjaan merupakan green jobs agar anak-anak muda Indonesia bisa masuk karena berbasis pada pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT).   Jakarta | Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025–2034 tidak hanya menjadi katalisator utilisasi […]

  • Doni Monardo Harap ITB Jadi Pelopor Perguruan Tinggi Tangguh Bencana

    Doni Monardo Harap ITB Jadi Pelopor Perguruan Tinggi Tangguh Bencana

    • calendar_month Ming, 3 Nov 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 28
    • 0Komentar

    Bandung, Garda Indonesia | Guna mendukung upaya-upaya pengurangan risiko bencana, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana menghelat Forum Group Discussion (FGD) dan Launching Menuju ITB Perguruan Tinggi Tangguh Bencana di Gedung Rektorat ITB, Bandung, Jawa Barat pada Jumat, 1 November 2019. Selain bertujuan untuk membangun Kampus Tangguh Bencana dan Berkelanjutan, kegiatan FGD […]

  • Dr. Marius Jelamu : Tidak Ada Tenaga Medis Terkonfirmasi Positif Covid-19

    Dr. Marius Jelamu : Tidak Ada Tenaga Medis Terkonfirmasi Positif Covid-19

    • calendar_month Sen, 18 Mei 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 20
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Kami ingin mengklarifikasi berita Pos Kupang hari ini bahwa tidak ada satupun para medis yang terkonfirmasi positif Covid-19,” tegas Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-19 di Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius pada Senin siang, 18 Mei 2020 dalam sesi jumpa media di Biro Humas dan Protokol Setda NTT. […]

  • Ujian Nasional 2020 Dibatalkan, Pemerintah Pertimbangkan Kesehatan Siswa

    Ujian Nasional 2020 Dibatalkan, Pemerintah Pertimbangkan Kesehatan Siswa

    • calendar_month Sel, 24 Mar 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 19
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Pemerintah memutuskan ujian nasional (UN) tahun 2020 ditiadakan menyusul pandemi virus korona atau Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Keputusan tersebut diambil setelah pemerintah berdiskusi dalam rapat terbatas melalui telekonferensi yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 24 Maret 2020. “Ratas siang hari ini akan […]

expand_less