Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Antara Horas dan Syalom

Antara Horas dan Syalom

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Jum, 10 Mei 2024
  • visibility 3
  • comment 0 komentar

Oleh : Roni Banase

Kamis, 7 Desember 2023 merupakan kali kedua saya berada di Medan, Sumatra Utara. Kedatangan saya ke kota yang terkenal dengan ikonik “Horas” ini untuk mengikuti seremoni pelantikan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Ikatan Media Online (IMO) Indonesia Provinsi Sumatra Utara periode 2023—2028.

Lima tahun sebelumnya, pada kisaran Oktober 2018, saya mengikuti perhelatan temu nasional PUSPA (partisipasi publik untuk kesejahteraan perempuan dan anak) yang diinisiasi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) Republik Indonesia, Prof. Dr. Yohana Yembise (salah satu perempuan terbaik asal Papua).

Menapaki kota Medan dengan segala serba-serbinya menggelitik saya untuk menelusuri kota terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya dan Bandung. Terletak di Sumatra Utara, Medan memiliki populasi sekitar 2,5 juta jiwa dengan luas wilayah 265,00 km². Kota ini adalah pusat ekonomi dan perdagangan di wilayah Sumatra.

Kota Medan merupakan wilayah dengan penduduk terbanyak di Sumatra Utara, yakni 2,54 juta jiwa (16,39%) dari total penduduk. Kemudian, Kab. Deli Serdang dengan jumlah penduduk 2,03 juta jiwa (13,13%), Kab. Langkat 1,1 juta jiwa (7,13%).

Ada yang menganggap Medan sebagai salah satu kota yang punya kehebatan pada bidang kuliner. Namun, penduduk kota Medan justru terkenal sebagai orang yang bar-bar, yang kalau berbicara selalu dengan suara keras atau nada tinggi. Hal itu dikarenakan adanya logat Batak yang kental.

Sering kali orang luar daerah sering mengira bahwa kota Medan adalah kota dengan populasi suku Batak terbanyak. Padahal, sejarah yang ada di Medan justru tidak lepas dari peradaban Melayu.

Mengapa demikian?

Secara historis, Medan merupakan wilayah Kesultanan Deli; sebuah kesultanan Melayu. Itu sebabnya, Medan juga sering dikenal sebagai Tanah Deli. Adapun bukti sejarah yang sangat terkenal di Medan adalah Masjid Raya Al Mahsun dan Istana Maimun. Jadi, pada masa-masa sebelum Medan resmi didirikan, cerita pada saat itu dipegang oleh orang-orang Melayu Deli.

Meskipun demikian, sebagai etnis asli, sekarang ini Melayu tidak menjadi suku yang mendominasi Medan. Sebab dominasi budaya Melayu pelan-pelan luntur setelah Revolusi Sosial pasca kemerdekaan; terjadi migrasi masif oleh suku Batak ke Medan. Hingga jumlah yang menetap mengalami peningkatan dari 0,2 persen menjadi 11 persen.

Namun, bukan hanya orang-orang dengan suku Batak saja, suku-suku lain dari luar provinsi seperti Jawa, Aceh, dan Minangkabau juga ramai bermigrasi. Belum lagi para pendatang dari luar seperti Tionghoa, Arab dan India. Hal tersebut menjadikan Kota Medan sebagai kota yang juga kaya akan suku-bangsa.

Mengapa suku yang selalu diidentikkan dengan Medan justru suku Batak?

Dilansir dari GoodNews, sama seperti Jakarta yang menjadi pusat sentral karena kedudukannya sebagai ibu kota, Medan merupakan ibu kota di Sumatra Utara. Oleh karena itu, para penduduk dari kota-kota kecil atau pinggiran ibu kota menjadikan Medan sebagai tempat potensial untuk mencari pekerjaan.

Jadi, seolah sudah menjadi budaya bagi penduduk dari lokasi suku Batak berasal seperti Samosir, Tapanuli, Simalungun, dan lain sebagainya untuk merantau ke Medan. Adanya perantauan tersebut akhirnya membuat Medan dihuni oleh orang-orang bersuku Batak, hingga seiring berjalannya waktu ciri khas mereka ikut mendominasi masyarakat suku lain yang ada di Medan.

Selain itu, perantauan mereka ke kota lain selain Medan turut andil dalam pembentukan citra bahwa suku di Medan adalah Batak.(*)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • 10 SPBU Baru Pertamina di Tol Trans Jawa Siap Sambut Pemudik

    10 SPBU Baru Pertamina di Tol Trans Jawa Siap Sambut Pemudik

    • calendar_month Sab, 1 Jun 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Batang-Jateng, Garda Indonesia | Untuk memastikan keamanan layanan BBM di sepanjang jalur tol Trans Jawa, Pertamina menghadirkan 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tol baru yang sudah siap melayani masyarakat mulai masa mudik Lebaran 2019. Sebanyak 10 SPBU tersebut diresmikan langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno didampingi Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas’ud Khamid di […]

  • PLN Akan Berikan Kompensasi untuk Pemadaman Listrik di Jabodetabek

    PLN Akan Berikan Kompensasi untuk Pemadaman Listrik di Jabodetabek

    • calendar_month Sel, 6 Agu 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, PLN akan terus berupaya maksimal untuk segera menormalkan aliran listrik kepada para pelanggan. Baca juga :  http://gardaindonesia.id/2019/08/05/listrik-padam-di-jabodetabek-presiden-jokowi-jangan-sampai-terjadi-lagi/ “Kami bekerja semaksimal mungkin penormalan seluruh pembangkit dan transmisi yang mengalami gangguan, saat ini sejumlah pembangkit listrik sudah mulai masuk sistem mencapai 9.194 MW”, ungkap Plt Direktur Utama (Dirut) […]

  • 36 Guru Pendidikan Agama Katolik di TTS Terima Sertifikat Pendidik

    36 Guru Pendidikan Agama Katolik di TTS Terima Sertifikat Pendidik

    • calendar_month Sen, 29 Sep 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Bimas Katolik, Kantor Kementerian Agama Kabupaten TTS, menyadari betapa pentingnya kehadiran guru-guru agama Katolik yang berkualitas, khususnya di tengah tantangan pendidikan di daerah.   SoE | Sebanyak 36 Guru Pendidikan Agama Katolik (PAKat) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) resmi menerima sertifikat pendidik dari Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Penyerahan sertifikat dilakukan oleh Kepala Kantor […]

  • Sulit Air Bersih, YPKM & Kasogi Sumbang Sumur Bor ke Jemaat Nifukani TTS

    Sulit Air Bersih, YPKM & Kasogi Sumbang Sumur Bor ke Jemaat Nifukani TTS

    • calendar_month Jum, 27 Agu 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    SoE-TTS, Garda Indonesia | Persoalan kebutuhan air saat musim kemarau menjadi perhatian dan prihatin di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), kelangkaan air menjadi realitas yang dialami oleh masyarakat setiap musim kemarau. Kondisi tersebut yang mendorong Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM) dan Komunitas SoE Berbagi (KASOGI) tergerak hati untuk membantu meringankan beban dan memenuhi kebutuhan masyarakat […]

  • Sulit Dicairkan, Tabungan Akidi Tio 2 Triliun Rupiah Akhirnya Disumbangkan

    Sulit Dicairkan, Tabungan Akidi Tio 2 Triliun Rupiah Akhirnya Disumbangkan

    • calendar_month Sel, 3 Agu 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Fakta di balik sumbangan Akidi Tio 2 triliun rupiah akhirnya terungkap. Dana itu ternyata masih ada di bank Singapura. Uang itu hasil usaha Akidi Tio dengan partner bisnis di Singapura dan Hongkong. Mereka juga punya aset dalam bentuk gedung-gedung. Sebelum dana itu disumbangkan, anak Akidi Tio, Heryanti sudah berusaha mencairkannya, tetapi […]

  • Talkshow KOMPAK : Orang Muda Pulang ke Desa di Tanah Perjanjian

    Talkshow KOMPAK : Orang Muda Pulang ke Desa di Tanah Perjanjian

    • calendar_month Jum, 26 Jul 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Orang muda harus pulang ke desa, tanah perjanjian, untuk mengelola tanah yang berlimpah susu dan madu. Pulang ke desa, migrasi untuk menegakan keadilan sosial. Demikian salah satu bagian rekomendasi dari 10 (sepuluh) rekomendasi dari talkshow bertajuk ‘Selamatkan Orang Muda NTT dari Bahaya Human Trafficking’ yang diselenggarakan Komunitas Peacemaker Kupang (KOMPAK) yang […]

expand_less