Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Nasional » Filosofi Putri Suku Oburauw Papua Ikut Seleksi Taruni Akpol 2024

Filosofi Putri Suku Oburauw Papua Ikut Seleksi Taruni Akpol 2024

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sel, 30 Jul 2024
  • visibility 62
  • comment 0 komentar

Loading

Semarang | Putri Suku Oburauw, Papua Barat tampak bersemangat mengikuti tahapan seleksi tingkat pusat taruna-taruni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun anggaran 2024 yang dihelat Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri.

Lin, sapaan akrabnya Putri Suku Oburauw mengaku selalu ingat pesan orang tua tentang analogi ‘busur panah’. “Kebetulan saya anak pertama. Satu pesan yang sering diberikan orang tua saya kepada saya yaitu saya itu akan menjadi tolok ukur keluarga, Karena kebetulan saya anak perempuan pertama, yang paling besar, adik saya 4 orang. Papa dan mama saya bilang, ‘Kakak, kamu itu seperti kayak busur panah. Apabila kamu tepat sasaran, maka adik-adikmu yang di belakangnya itu pasti akan ikut’,” ujar Lin kepada SSDM di Kompleks Akpol, Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Sabtu, 27 Juli 2024.

Perempuan 19 tahun ini juga mengikuti seleksi taruni Akpol tahun anggaran 2023, namun tahun lalu dirinya gagal melaju ke seleksi tingkat pusat karena nilai tes psikologinya kurang.

Lin menjelaskan dia adalah putri daerah dari Kaimana, khususnya Suku Oburauw, yang pertama kali mengikuti tes Akpol hingga tingkat pusat. Lin menuturkan rata-rata keluarganya, khususnya yang perempuan, lebih cenderung ingin menjadi PNS.

“Untuk Akpol, saya taruni satu-satunya yang sampai ke (seleksi) pusat. Kebetulan di daerah kami belum pernah ada yang ikut calon taruni Akpol, yang asli anak Kaimana saya yang pertama. Kalau keluarga saya kebanyakan mereka cita-citanya PNS,” ucapnya.

Alasan Lin ingin jadi Polwan

Lin menceritakan alasannya ingin menjadi Polwan karena melihat kinerja dan wibawa kepolisian di Kaimana yang menurutnya berhasil menciptakan keamanan dan ketertiban, sehingga jarang sekali terjadi konflik. Kaimana yang merupakan kabupaten di Papua Barat, tambah Lin, menjadi kota yang nyaman berkat situasi yang aman.

“Polisi-polisi di Kaimana telah menertibkan dan menjaga keamanan. Kebetulan orang-orang di Kaimana juga sangat taat aturan. Jadi kalau tidak pakai helm, lihat polisi, mereka langsung siap-siap pakai helm, takut ditilang gitu, jadi takut aturan. Itu yang buat saya amaze sama kota saya sendiri, karena menurut saya kota paling nyaman se-Papua Barat,” ungkap dia.

Lin, Putri Suku Oburauw Papua Barat. Foto : Humas Polri

Di Kaimana, lanjut Lin, jarang terjadi konflik karena memang anggota Polri sendiri dapat mengamankan daerah kami dengan sangat baik. Puji Tuhan. Untuk itu saya juga ingin menjadi perwira polisi yang ke depan dapat memberi kontribusi untuk kemajuan Kaimana.

Lin, yang merupakan anggota Paskibraka tingkat kabupaten dan provinsi ini, ingin mengikis anggapan Papua tertinggal. Lin pun ingin menjadi contoh anak Papua yang berpikiran modern, tapi tetap mencintai dan melestarikan budaya Papua.

“Biarpun kami Papua, tapi pemikiran kami harus internasional, tidak boleh stuck di Kabupaten. Dan berpikiran modern, tidak boleh meninggalkan apalagi melupakan dari mana asal kita. Saya bangga jadi anak Papua,” tegas Lin.

Saat tahap tes pemeriksaan penampilan, Lin menunjukkan bakat menyanyi dengan membawakan lagu ‘Listen’ yang dipopulerkan penyanyi Amerika Serikat, Beyonce. Aksinya sempat mencuri perhatian para pejabat utama Polri dan panitia yang ada di ruang Pemeriksaan Penampilan. Lin juga menunjukkan kemampuannya menarikan tarian adat sambil bernyanyi ‘Sajojo’.

“Saya mau berterima kasih kepada Tuhan, karena lewat saya sering pelayanan dan apa pun itu di gereja, sering saya selalu menyanyi jadi WL (worship leader/pemimpin pujian), jadi membuat saya terbiasa tampil. Puji Tuhan sekali tadi karena sering pelayanan di gereja itu sangat membantu saya dalam menyampaikan lagu-lagu,” kata Lin.

Terakhir, dia mengaku mengagumi sosok Kapolda Papua Barat, Irjen Johnny Eddizon Isir. Lin berharap dia dapat mengikuti langkah Irjen Johnny. Untuk diketahui, Irjen Johnny Eddizon Isir merupakan putra asli Maybrat, Papua Barat. Dia merupakan Adhi Makayasa (lulusan terbaik) Akpol Tahun 1996.

“Saya sangat terinspirasi, kemarin ditanya siapa tokoh Polri yang sangat menginspirasi kamu, saya bilang Bapak Kapolda saya sendiri. Tidak (kenal), tapi saya baca-baca tulisan tentang beliau di internet toh, jaga-jaga kalau ditanya (saat seleksi Akpol),” pungkas Lin.(*)

Sumber (*/Humas Polri)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Terjang Wilayah Amfoang, Gubernur VBL Dorong Potensi Madu dan Sapi Wagyu

    Terjang Wilayah Amfoang, Gubernur VBL Dorong Potensi Madu dan Sapi Wagyu

    • calendar_month Sen, 8 Nov 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 46
    • 0Komentar

    Loading

    Amfoang, Garda Indonesia | Selain melakukan kunjungan kerja ke Besipae Kabupaten TTS, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) juga melakukan kunjungan ke Kelurahan Naikliu, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang pada Sabtu, 6 November 2021. Menempuh kondisi jalan terjal dan berbatu sekitar 15 km; saat bertemu masyarakat, VBL mengajak dan mendorong masyarakat untuk terus mengembangkan potensi […]

  • ‘Darwin Rock Church’ Australia Donasi Sembako ke Korban Bencana Malaka

    ‘Darwin Rock Church’ Australia Donasi Sembako ke Korban Bencana Malaka

    • calendar_month Ming, 18 Apr 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 64
    • 0Komentar

    Loading

    Malaka-NTT, Garda Indonesia | Komunitas Darwin Rock Church (DRC) – Australia bekerja sama dengan Komunitas Rumah Budaya Naitimu (RBN) Halilulik, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mendonasi sembako kepada para korban pasca bencana badai Siklon Tropis Seroja di Kabupaten Malaka, pada Minggu, 18 April 2021. Koordinator Komunitas RBN, Elpidus Lau, S.Fil. […]

  • Cegah dan Kenali Potensi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

    Cegah dan Kenali Potensi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

    • calendar_month Kam, 6 Sep 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 55
    • 0Komentar

    Loading

    Pariaman,gardaindonesia.id – Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), memiliki modus dan karakteristik yang makin beragam dan menghawatirkan. Hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) tahun 2016, menunjukkan bahwa sebanyak 1 dari 5 perempuan yang sudah menikah pernah mengalami kekerasan psikis, 1 dari 4 perempuan mengalami kekerasan ekonomi, dan 1 dari 3 perempuan pernah mengalami kekerasan fisik […]

  • BMKG Klarifikasi Hoaks Kecepatan Angin 45 knots pada 17—20 Maret

    BMKG Klarifikasi Hoaks Kecepatan Angin 45 knots pada 17—20 Maret

    • calendar_month Rab, 13 Mar 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 63
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Beredar himbauan di pesan whatsapp dan media sosial lain bahwa yang memiliki pohon besar di dekat rumah tolong di tebang karena bakal akan badai besar mulai tanggal 17 Maret 2019 dengan puncak badai berupa angin kencang sebesar 45 knots pada 18—19 Maret dan berakhir pada Rabu/20 Maret 2019 Kepala Stasiun BMKG […]

  • Pemanfaatan Dunia Digital dalam Terobosan Kebudayaan

    Pemanfaatan Dunia Digital dalam Terobosan Kebudayaan

    • calendar_month Kam, 20 Mei 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 42
    • 0Komentar

    Loading

    Oleh : I Gusti Agung Gede Artanegara Harus diakui pandemi memaksa masyarakat untuk lebih adaptif dengan kondisi perubahan sosial yang sporadis. Mau tidak mau, tatanan kemanusiaan mulai bergeser menuju bentuk lainnya yang pastinya jauh berbeda dari sebelumnya. Perubahan-perubahan besar hampir di segala aspek termasuk dalam ruang kebudayaan, perubahan tersebut menjadi keniscayaan dalam berkebudayaan. Dampak pandemi […]

  • Ribka Tjiptaning Ungkap Alasan Tolak Soeharto Jadi Pahlawan

    Ribka Tjiptaning Ungkap Alasan Tolak Soeharto Jadi Pahlawan

    • calendar_month Sel, 28 Okt 2025
    • account_circle melihatindonesia
    • visibility 325
    • 0Komentar

    Loading

    Ribka Tjiptaning menilai Soeharto tidak layak mendapat gelar tersebut karena memiliki catatan kelam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa kepemimpinannya.   Jakarta | Pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto masih menyisajkan polemik di tengah publik, tanpa terkecuali tokoh politik di partai besar seperti PDIP. Dia adalah Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) […]

expand_less