Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » ‘Myopic’ Syarief Hasan tentang Warisan Utang Negara Rp.7 Ribu Triliun

‘Myopic’ Syarief Hasan tentang Warisan Utang Negara Rp.7 Ribu Triliun

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sel, 1 Mar 2022
  • visibility 35
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh: Andre Vincent Wenas

Mengapa disebut rabun (myopic)? Kondisi tersebut, ketika seseorang mengalami kesulitan untuk melihat objek dengan jelas. Berat sebelah pula, jadinya buram.

Pak Syarief Hasan (Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat), seperti diliput TribunNews.com (Sabtu, 26 Februari 2022), di bawah judul berita “Demokrat Ungkap Jokowi Bakal Wariskan Utang Rp 7 Ribu Triliun Kepada Generasi Milenial”, mengatakan:

“Utang kita itu baik pemerintah swasta maupun pemerintah dan swasta sudah 41 persen lebih. Hampir kurang lebih Rp 7.000 triliun. Artinya kewajiban kita membayar utang itu sangat luar biasa. Artinya secara terus terang itu APBN kita tidak sehat.”

Dengan segala hormat, sebentar saja kita ingin mengomentari pernyataan publik politisi senior Partai Demokrat yang juga mantan Menteri Negara Koperasi & UKM di era SBY ini. Sekarang beliau juga sebagai Wakil Ketua MPR-RI.

Konteksnya adalah beliau mewakili Partai Demokrat menyoroti hasil survei yang menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih memiliki tingkat kepuasan yang tinggi di masyarakat.Dan hal itu olehnya dinilai kontradiktif dengan kenyataan yang ada di masyarakat. Di mana salah satu kontradiksinya adalah posisi utang Indonesia yang mencapai hampir kurang lebih Rp.7 ribu triliun.

Karena ini adalah pernyataan di ruang publik, tentu boleh juga kita tanggapi di ruang yang sama.

Seperti sudah berkali-kali coba diterangkan oleh Menkeu Sri Mulyani (juga di ruang publik), bahwa membaca (neraca) keuangan negara itu mesti menyeluruh.

Kita paham, bahwa menyeluruh itu artinya mesti melihat sisi neraca yang lengkap. Yaitu, aspek Utang (kewajiban) dan aspek Modal (ekuitas) di satu sisi, yang diimbangi dengan aspek Aset (harta) di sisi sebelahnya.

Cepat saja, kita mengacu ke Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2020 (yang terbit tahun 2021) dan sudah diaudit oleh BPK-RI. Beginilah posisi neraca keuangan negara kita:

Total Aset per tahun 2020 adalah Rp.11.098,67 triliun. Terdiri dari Aset Lancar Rp.665,16 triliun, Investasi Jangka Panjang Rp.3.173,07 triliun, Aset Tetap Rp.5.976,01 triliun, Piutang Jangka Panjang (neto) Rp.59,32 triliun, dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp.1.225,10 triliun.

Nah, aset ini dibiayai dari sisi kewajibannya (Utang) dan Modal (ekuitas), yang tergambar sebagai berikut:

Kewajiban di tahun 2020 adalah sebesar Rp.6.625,47 triliun. Terdiri dari Kewajiban Jangka Rp.701,60 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang Rp.5.923,87 triliun.

Dengan demikian, jumlah Ekuitas per tahun 2020 adalah sebesar Rp.4.473,20 triliun.

Apakah Utang yang Rp.6.625,47 triliun di tahun 2020 itu ada kenaikan dibanding tahun sebelumnya (2019)? Ya, ada kenaikan, Utang di tahun 2019 adalah sebesar Rp.5.340,22 triliun. Tetapi…

Tetapi jumlah kekayaan (total aset) negara kita pun juga naik. Dari Rp.10.467,63 triliun di tahun 2019, naik di tahun 2020 menjadi Rp.11.098,67 triliun!

Jadi, jika diukur dalam indikator rasio solvabilitas (debt to asset ratio), yaitu metrik utama yang digunakan untuk mengukur kemampuan negara (maupun perusahaan) dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka panjangnya: masih sangat aman!

Catatan tambahan saja, sebelum tahun 2019, yaitu di tahun 2018, Kementerian Keuangan juga pernah mencatat bahwa total aset negara mencapai Rp.5.728,49 triliun.

Aset tersebut terdiri dari Barang Milik Negara (BMN) yang tersebar di Kementerian/Lembaga (K/L). Artinya, jumlah ini melesat tiga kali lipat dari Rp.1.538,18 triliun selama kurun waktu 2007—2018.

Semoga generasi milenial yang cerdas-cerdas itu bisa memahami artinya.

Selasa, 1 Maret 2022

Penulis merupakan Pendiri & Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis (LKS) PERSPEKTIF

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Keuangan Bank NTT Alami Pertumbuhan Sebesar Rp.4,88 Triliun

    Keuangan Bank NTT Alami Pertumbuhan Sebesar Rp.4,88 Triliun

    • calendar_month Sab, 26 Okt 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Kinerja keuangan Bank NTT berhasil menunjukkan tren positif per 23 Oktober 2019. Total aset Bank NTT mengalami peningkatan sebesar Rp.4,88 Triliun menjadi Rp.16,09 Triliun dibandingkan total aset pada tahun buku 2018 sebesar Rp.11,21 Triliun atau mengalami peningkatan 16,09 %. Sesuai rilis yang diperoleh dari Humas Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTT, dalam […]

  • Akses Pelayaran Rakyat Rote Nembrala-Ndao Terancam Ditutup

    Akses Pelayaran Rakyat Rote Nembrala-Ndao Terancam Ditutup

    • calendar_month Jum, 28 Mei 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Loading

    Rote Ndao-NTT, Garda Indonesia | Akses masuk ke pelabuhan rakyat penyebrangan dari Nembrala (Dela) ke Pulau Ndao-Nuse dan sekitarnya, ke depan dipastikan untuk akan mengalami kebuntuan karena area tersebut melewati tanah milik warga yang sementara ini dalam proses membangun. Sebagaimana diketahui, penyebrangan dari Nembrala ke Pulau Ndao-Nuse dan sebaliknya sudah berjalan sejak abad ke-18 yang […]

  • Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak di Papua, Laki-laki Harus Terlibat

    Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak di Papua, Laki-laki Harus Terlibat

    • calendar_month Rab, 31 Jul 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Loading

    Jayapura, Garda Indonesia | Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama Dewan Adat Papua mendorong keterlibatan laki-laki dalam penanganan masalah perempuan dan anak di Provinsi Papua. Sebab menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak, Yohana Yembise, selama ini partisipasi laki-laki di Papua dianggap kurang dan kesadaran akan melindungi perempuan dan anak yang belum […]

  • Presiden Jokowi Lantik 12 Duta Besar LBBP Negara Sahabat

    Presiden Jokowi Lantik 12 Duta Besar LBBP Negara Sahabat

    • calendar_month Sel, 27 Jun 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 32
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Presiden Joko Widodo melantik sejumlah duta besar luar biasa dan berkuasa penuh Republik Indonesia (Dubes LBBP RI) untuk negara sahabat pada Senin, 26 Juni 2023, di Istana Negara, Jakarta. Pengangkatan para dubes LBBP RI ini tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 51/P dan Nomor 55/P Tahun 2023 tentang Pengangkatan […]

  • Stunting di Ende, Bantuan Bank NTT Disalur ke Lima Puskesmas

    Stunting di Ende, Bantuan Bank NTT Disalur ke Lima Puskesmas

    • calendar_month Sab, 21 Jan 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 45
    • 0Komentar

    Loading

    Ende, Garda Indonesia | Karyawan Bank NTT Cabang Ende memberikan bantuan kepada Pemda Ende sebesar Rp30 Juta guna mengatasi kasus stunting. Penyerahan bantuan dilakukan oleh Pjs. Pemimpin Cabang Bank NTT Ende, Theodora Lawotan kepada Bupati Ende, Djafar Achmad pada Kamis, 13 November 2022 di ruang kerja Bupati Ende. Turut hadir Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan […]

  • SMPK Frater Maumere Gapai Fasilitas dari Gerakan Menulis Buku Indonesia

    SMPK Frater Maumere Gapai Fasilitas dari Gerakan Menulis Buku Indonesia

    • calendar_month Jum, 12 Feb 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Loading

    Maumere-NTT, Garda Indonesia | Sebagai Sekolah Aktif Literasi Nasional, SMPK Frater Maumere di Kabupaten Sikka,Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggapai fasilitas Buku Antologi Cerpen Siswa 150 eksemplar, Plakat Sekolah Aktif Literasi Nasional, Piagam Sekolah dan Kepala Sekolah Aktif Literasi Nasional, PIN Gerakan Menulis Buku (GMB), dan baliho literasi. Fasilitas GMB kepada SMPK Frater Maumere diserahkan […]

expand_less