Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Daerah » Tenun Lotis Garuda dari Kab.TTS, Sapa Presiden dari Timur Indonesia

Tenun Lotis Garuda dari Kab.TTS, Sapa Presiden dari Timur Indonesia

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Jum, 6 Sep 2019
  • visibility 2
  • comment 0 komentar

Fatukopa-T.T.S, Garda Indonesia | Tenun menjadi satu kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dijaga dan dipelihara. Dari Timur Indonesia, di Desa Fatukopa, Kecamatan Fatukopa Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kelompok Tenun Ikat Namaut Hen Pin, menghasilkan tenunan dengan corak burung Garuda dan bertuliskan ‘Presiden Jokowi’.

“Kami masyarakat kecil yang tidak bisa menyapa Pak Jokowi secara langsung. Tapi kami punya kerinduan untuk menyapa Pak Jokowi,”ujar Yuliana Selan, Ketua kelompok tenun ikat Namaut Hen Pin.

Yuliana sapaan akrab wanita berusia 72 tahun itu mengatakan bahwa melalui kreasi tenun tersebut, mereka ingin menunjukkan bahwa usia tidak membatasi mereka untuk berkreasi.

Ketika ditemui di kediamannya pada Rabu, 4 September 2019, Yuliana mengisahkan bahwa dalam proses pembuatan kain tenun motif Garuda, dirinya hanya melihat gambar burung Garuda di buku lalu mentransformasikan langsung ke dalam tenunan tersebut.

Tenun Lotis Garuda hasil kreasi Yuliana Selan

“Kain tenun gambar burung Garuda itu menggunakan teknik lotis (cungkil),” jelas Yuliana.

Ketika ditanya terkait ketrampilan yang dimilikinya, Yuliana mengatakan bahwa dirinya tidak pernah belajar pada orang lain untuk membuat gambar maupun huruf. Lanjutnya, dirinya hanya berbekal kemampuan menenun dengan teknik cungkil tersebut.

“Tidak ada yang ajar. Saya lihat gambar dan langsung menenun,” tuturnya sambil mengunyah siri pinang yang dipercaya mampu menghilangkan bau mulut tersebut.

Perlu diketahui bahwa dalam menenun dengan teknik lotis, digunakan sebuah lidi yang ujungnya dibuat tajam dengan tujuan mampu memisahkan benang sesuai warnanya sehingga bisa menghasilkan gambar maupun huruf.

Yuliana menambahkan bahwa menenun teknik lotis tersebut, biasanya menggunakan dua lidi dalam membentuk huruf ataupun gambar lainnya. Namun dalam pembuatan gambar burung Garuda, dirinya hanya menggunakan satu lidi saja.

Selain membuat tenun bercorak burung Garuda tersebut, kelompok tenun ikat Namaut Hen Pin juga menghasilkan selendang yang bertuliskan Sila-sila Pancasila.

Sementara terkait nama kelompok tenun ikat tersebut, Yuliana menjelaskan bahwa Namaut Hen Pin adalah Bahasa Timor Dawan yang secara harafiah dapat diartikan ‘Biar Tetap Menyala’.

“Nama ini ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa walaupun sedikit orang saja yang masih giat dalam menenun namun itu masih tetap berjalan sebagai upaya memelihara apa yang diwariskan oleh leluhur. Dan kita ambil itu sebagai nama kelompok untuk bisa terus mendorong kita dalam menenun,” jelas Yuliana.

Yuliana juga mengisahkan bahwa sejak pertama kali dikukuhkan pada 17 Juli 2017, Kelompok Tenun Ikat Namaut Hen Pin beranggotakan 12 orang dan semuanya adalah para ibu-ibu yang masih giat menenun. “Jumlah anggota kita semakin banyak dengan bergabungnya 4 orang anggota baru yang ingin sama-sama melestarikan tenun di bumi TTS tercinta,” ungkap Yuliana.

Sejauh ini, lanjut Yuliana belum ada generasi muda yang mau bergabung. Hal itu jelasnya disebabkan oleh keinginan untuk bekerja di kota-kota besar dan menganggap tenunan sebagai gaya berbusana (fashion) yang ketinggalan zaman.

“Mereka (generasi muda, red) hanya ingin memakai pakaian yang dibeli di pasar atau yang berkelas saja”, imbuhnya.

Sikap tersebut, menurut wanita yang walaupun sudah lanjut usia namun tidak menggunakan kacamata ketika menenun ini, adalah suatu sikap yang secara perlahan menghanguskan warisan leluhur.

Tenun Lotis Sila Pancasila kreasi Yuliana Selan

Hal lain yang disampaikan Yuliana bahwa kelompok tenun ikatnya juga sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa benang dari pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten.
“Sebagai bentuk tanggung jawab kita membawa hasil tenunan kita dan dipamerkan pada acara pemeran pembangunan tingkat kabupaten beberapa waktu lalu,” jelasnya.

Dirinya menyebutkan bahwa untuk menyelesaikan satu tenunan dengan tulisan huruf, biasanya membutuhkan waktu 2—3 minggu. Hal tersebut lantaran waktu untuk menenun tidak tetap karena berbagai kesibukan yang harus diselesaikan terutama dalam urusan makan minum dalam rumah tangga.

“Kalau selendang corak burung Garuda itu, butuh satu bulan baru bisa habis,”ucap Yuliana.

Harga yang dipatok untuk setiap hasil tenunan itu berkisar antara Rp.500 ribu sampai Rp.1 juta. Harga tersebut lanjutnya dipatok tinggi karena proses pembuatan huruf maupun gambar secara manual dan tidak dibordir.

Sebagai informasi bahwa teknik tenun lotis merupakan salah satu dari 3 (tiga) teknik tenun yang dimiliki masyarakat TTS. Teknik lainnya adalah teknik tenun ikat dan juga teknik buna. (*)

Penulis (*/Joe Tkikhau)
Editor (+rony banase)

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • Menkeu Purbaya Semakin Berani, Luhut Terusik

    Menkeu Purbaya Semakin Berani, Luhut Terusik

    • calendar_month Kam, 9 Okt 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 24
    • 0Komentar

    Purbaya, awalnya diremehkan. Maklum yang diganti itu Sri Mulyani, Menkeu terbaik. Tak butuh lama, Purbaya semakin menarik simpati publik, nama Jeng Sri pun semakin tergeser. Terbaru, Luhut, menteri serba bisa di eranya mulai terusik oleh keberanian menteri yang dijuluki koboi itu. Di republik yang penuh seminar, spanduk, dan kalimat manis pejabat, tiba-tiba muncul satu manusia […]

  • Covid-19 Naik di NTT, Pelabuhan Udara & Laut Tak Tutup dan Wajib ‘Pool Test’

    Covid-19 Naik di NTT, Pelabuhan Udara & Laut Tak Tutup dan Wajib ‘Pool Test’

    • calendar_month Sen, 28 Sep 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Kebijakan penutupan bandara dan pelabuhan laut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di NTT yang mengalami kontraksi 1,96 persen (kuartal kedua, red). Atas dasar tersebut, maka kita berlakukan apa yang kita sebut new normal,” jelas Kadis Perhubungan Provinsi NTT, Isyak Nuka dalam sesi jumpa media pada Senin siang, 28 September 2020 di […]

  • Sejahterakah Petani Padi di Jawa Timur?

    Sejahterakah Petani Padi di Jawa Timur?

    • calendar_month Rab, 25 Sep 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Oleh : Gita Rizky Purwitasari Jatim, Garda Indonesia | Jawa timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian timur Pulau Jawa. Jawa Timur dinobatkan sebagai provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia yaitu 9 kota dan 39 kabupaten serta kota Surabaya sebagai ibukota Provinsi. Dengan luas wilayah sebesar 49.922 km2, Badan Pusat […]

  • Peduli Tenaga Honorer Pemkot Kupang, Fransisco Bessi Buka Posko Aduan

    Peduli Tenaga Honorer Pemkot Kupang, Fransisco Bessi Buka Posko Aduan

    • calendar_month Sab, 11 Mei 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Kota Kupang, Garda Indonesia | Fransisco Bernando Bessi, SH,MH dan Henhany K. Nggebu,SH saat jumpa pers pada Jumat (10/5/2019) di Kantor Pengacara /Mediator Fransisco Bernando Bessi, SH,MH dan Partner, di Jl. Frans Seda Nomor : 88 C, Oebobo, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur; mengatakan membuka posko pengaduan bagi Tenaga Honorer/ Pegawai Tidak Tetap (PTT) […]

  • Presiden Jokowi: Tiap Rupiah Uang Rakyat Harus Dikelola Transparan

    Presiden Jokowi: Tiap Rupiah Uang Rakyat Harus Dikelola Transparan

    • calendar_month Sen, 20 Jul 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Komitmen pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai penggunaan setiap rupiah uang rakyat adalah sama. Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di acara penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat (LHP LKPP) tahun 2019 menegaskan bahwa penggunaan uang rakyat tersebut harus dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab. “Komitmen kita, Bapak/Ibu […]

  • Kukuhkan TPAKD, VBL Ingin Bupati/Wali Kota Jadi Birokrat Entrepreneur

    Kukuhkan TPAKD, VBL Ingin Bupati/Wali Kota Jadi Birokrat Entrepreneur

    • calendar_month Ming, 29 Agu 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 1Komentar

    Semau, Garda Indonesia | Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten dan Kota Se-Provinsi NTT dikukuhkan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) pada Jumat, 27 Agustus 2021 pukul 15.00 WITA–selesai di Desa Otan, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang. Ia meminta agar Para Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota dan Sekda setiap kabupaten kota untuk terus mendorong […]

expand_less