Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Tsamara Amany ‘Out’ dari PSI & Grace Natalie vs Cuitan Fahri Hamzah

Tsamara Amany ‘Out’ dari PSI & Grace Natalie vs Cuitan Fahri Hamzah

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Kam, 21 Apr 2022
  • visibility 5
  • comment 0 komentar

Oleh: Andre Vincent Wenas

Tak bisa dipungkiri, bahwa ternyata PSI dengan segala “ulah-politik”-nya memang menarik untuk disimak oleh siapa saja. Oleh para pendukungnya maupun – terutama – oleh mereka yang “cemburu” atau bahkan (mungkin) “benci tapi rindu”, entahlah.

Biasanya sih – menurut gosip ibu-ibu komplek – kalau kita cemburu atau benci pada seseorang, maka ia akan jadi “pengamat serta komentator yang setia” terhadap setiap tingkah-polah orang yang dicemburui atau dibencinya itu.

Ambil contoh Fahri Hamzah misalnya. Beliau tokoh politik senior mantan PKS yang keluar lantaran konflik internal di partainya dulu. Lalu ia bikin partai baru, Gelora namanya.

Dengan bergelora Fahri Hamzah – bak emak-emak komplek yang paling tahu segalanya (mengalahkan mbah google) – berkomentar tentang fenomena Tsamara ini,

“Dia masih muda, terlalu banyak spekulasi di PSI yang bisa merusak masa depannya. Jadi, keputusannya sangat tepat. PSI memang bukan partai perjuangan yang dibuat untuk jangka panjang. Mereka dibuat hanya untuk kepentingan jangka pendek. Sulit menitipkan idealisme pada PSI.”

Lalu Fahri pun kasih saran, “Perkuat basis akademi terlebih dahulu. Setelah itu barulah keluar menjadi juru bicara keadaan sebagai aktivis dan politisi. Suami beliau juga seorang akademisi di Amerika.”

Terhadap komentar Fahri ini, maka Grace Natalie dengan nada yang lebih tenang menanggapi, “Biarkan sejarah yang membuktikan bahwa PSI akan menjadi partai ‘bernafas panjang’ mengikuti nafas republik ini. Pertanyaan justru dialamatkan kepada Bang Fahri, apakah mendirikan partai dengan latar belakang konflik kepentingan dan kekecewaan bukannya justru sangat bermotif jangka pendek?”

Bahkan Grace mendoakan, “Saya sekarang berdoa aja, semoga partai Bang Fahri lolos aja dulu verifikasi KPU. Semoga ikut pemilu.”

Ya tentu saja, kita doakan semoga Fahri Hamzah dan kawan-kawannya punya nafas yang cukup panjang.

Tak bisa dipungkiri bahwa nama PSI, Grace Natalie dan Tsamara Amany sudah menjadi ‘brand-name’ yang punya ekuitas tinggi di blantika perpolitikan nasional. Dan ini “menakutkan” bagi sementara kalangan. Terutama parpol baru, tapi juga tak kurang “menggentarkan” bagi parpol lama.

Saat Pileg 2019 kemarin Tsamara berhasil menempati posisi kedua di Dapil 2 Jakarta Selatan, meraih 103.599 suara. Dia hanya kalah dari politisi PKS Hidayat Nur Wahid  dengan 248.205 suara. Ini dapil yang ‘medannya berat’ bagi parpol baru macam PSI, namun toh Tsamara bisa unjuk gigi.

Sementara itu, Grace Natalie berhasil meraih suara terbanyak di Dapil 3 Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu dengan 179.949 suara. Grace lebih unggul dari Adang Daradjatun (PKS) yang memperoleh 115.649 suara.

Keduanya (Tsamara dan Grace) adalah lawan berat politisi PKS. Sayangnya suara PSI yang waktu itu baru saja masuk dalam kancah pertarungan politik nasional – secara total – belum menembus Parliamentary Threshold (PT) 4 persen. Sehingga PSI belum bisa mendudukkan wakilnya di Senayan (DPR-RI).

Namun sekarang, dari hasil jajak pendapat beberapa lembaga survei mengindikasikan elektabilitas PSI tembus 5 persen. Dan ini berita baik bagi PSI beserta para pendukung atau simpatisannya yang mengharapkan pembaharuan peta politik Indonesia. Namun jadi “berita buruk” bagi status-quo maupun parpol baru (termasuk – mungkin – Partai Geloranya Fahri Hamzah).

Soal lainnya, kabarnya Tsamara juga sempat heran tatkala keputusannya keluar dari PSI dikait-kaitkan dengan cuitan suaminya soal Anies. Dan lantaran itu, serta merta – oleh sementara kalangan – Tsamara (beserta suami) pun “dibaptis jadi kadrun”. Hahaha… ini menggelikan sekali.

Begitu reaktifnya! Jangan-jangan kalau foto kita yang kebetulan berpose bersama mereka yang oposisi dengan Pak Jokowi muncul ke publik, maka serta merta kita pun “segera dibaptis” jadi kadrun. Bukankah perbedaan pandangan politik tak perlu menceraikan tali persahabatan atau rasa persaudaraan? Begitu kan cara berpolitik yang matang dan dewasa?

Sejauh yang kita amati, bahkan PSI sebagai organisasi juga beberapa kali menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Anies Baswedan manakala kebijakannya memang baik. Ambil contoh – seingat kita – dulu soal JakLingko, soal IMB reklamasi, dan beberapa lainnya. Silakan google sendiri.

Bukankah yang dikritik itu adalah kebijakannya. Sebagai pejabat publik, siapa pun dia, ya mesti siap dikritik bukan? Dalam kaca mata positif, kritik adalah justru sebentuk dukungan. Supaya administrasi publik bisa tetap berjalan on-track. Supaya semuanya selamat.

Kritik jelas beda dengan nyinyir atau menghina pribadinya. Soal ini sudah sering kita ulas. Tak perlu diulangi lagi di sini.

Sementara itu, para penjilat akan terus menjilat demi kepentingan egois dan oportunistisnya. Ini jelas berbahaya, lantaran setiap ujarannya akan terdengar manis di permukaan. Namun sejatinya itu adalah racun yang mematikan.

Lagi pula, seingat kita, baru PSI-lah parpol yang berani memecat kadernya sendiri yang sedang duduk di parlemen! Bukan lantaran di OTT oleh KPK, tapi cukup lewat proses internal (Dewan Kehormatan Partai). Apakah ada parpol lain yang berani menegakkan prinsip (idealisme) dengan “mengorbankan” kader aktif yang sedang duduk di parlemen?

Keluar dari, atau masuk ke sebuah partai politik itu soal yang biasa saja. Terjadi lantaran alasannya masing-masing (kasuistik), dan dialami oleh semua partai politik. Fenomena yang lazim terjadi.

Dalam akun medsos-nya Tsamara telah mengumumkan dengan gamblang alasan pengunduran dirinya. Lalu tanggapan Grace Natalie (mewakili PSI) pun sudah pula disampaikan ke publik. Ini sumber primer. Rasanya tak perlu lagi pelantar-pelintir ke sana-kemari. Semuanya baik-baik saja.

Kecuali tentu bagi mereka yang “cemburu” atau “benci (tapi rindu)” itu tadi. Silakan lanjutkan gosipnya.

Ya, bebas-bebas saja kok. Ini hanya mengonfirmasi bahwa PSI, Tsamara Amany dan Grace Natalie – de facto – memang figur-figur yang menawan.

Termasuk menawan untuk digossipin terus. Apa boleh buat.

Rabu, 20 April 2022

Penulis merupakan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis (LKS) PERSPEKTIF, Jakarta.

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • ‘Update Covid-19 NTT’ Masih Negatif, Hingga 23 Maret 2020 ODP Capai 130

    ‘Update Covid-19 NTT’ Masih Negatif, Hingga 23 Maret 2020 ODP Capai 130

    • calendar_month Sel, 24 Mar 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Hingga Senin, 23 Maret 2020 pukul 21.00 WITA, kriteria Orang Dalam Pemantauan (ODP) terhadap risiko penularan infeksi Corona Virus Disease (Covid-19) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 130 orang,” beber Kabiro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius saat dalam sesi konferensi pers pada Selasa, 24 […]

  • KPK Tahan 2 Tersangka Perkara Pengadaan e-KTP Kemendagri 2011—2013

    KPK Tahan 2 Tersangka Perkara Pengadaan e-KTP Kemendagri 2011—2013

    • calendar_month Jum, 4 Feb 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Sekitar Agustus 2019, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengumumkan pengembangan perkara pengadaan surat tanda penduduk elektronik (e-KTP), dengan meningkatkan ke tahap penyidikan dan menetapkan 4 (empat) orang tersangka yakni MSH, anggota DPR RI 2014—2019, PLS Direktur Utama PT. Sandipala Arthaputra, ISE Direktur Utama Perum Percetakan Negara Republik Indonesia, dan HSF Ketua […]

  • LPPKPD Manggarai Bantu 500 Masker Kain untuk Gugus Tugas Covid Kab. Manggarai

    LPPKPD Manggarai Bantu 500 Masker Kain untuk Gugus Tugas Covid Kab. Manggarai

    • calendar_month Kam, 16 Jul 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Ruteng, Garda Indonesia | Lembaga Pusat Pengkajian Kebijakan Pembangunan Daerah (LPPKPD) Kabupaten Manggarai menyerahkan paket bantuan berupa 500 masker kain kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Manggarai, bertempat di Sekretariat Gugus Tugas pada Rabu, 15 Juli 2020. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh ketua umum yang juga sebagai pendiri Lembaga LPPKPD, Heribertus Erik San dan […]

  • 9 Tips Bagi Penyandang Penyakit Tidak Menular Agar Terhindar dari Covid-19

    9 Tips Bagi Penyandang Penyakit Tidak Menular Agar Terhindar dari Covid-19

    • calendar_month Kam, 9 Jul 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa penyakit yang termasuk ke dalam penyakit tidak menular (PTM) merupakan kelompok penyakit yang berpotensi tinggi menjadi penyakit penyerta atau komorbid sehingga akan sangat rentan jika terinfeksi Covid-19. Penyakit yang termasuk dalam kelompok PTM antara lain hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, gagal ginjal, stroke dan kanker. […]

  • Kakanminvet Kupang Respons Positif Aspirasi 113 Anggota Veteran

    Kakanminvet Kupang Respons Positif Aspirasi 113 Anggota Veteran

    • calendar_month Kam, 3 Feb 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Kupang – NTT, Garda Indonesia | Kepala Kantor Urusan Administrasi Veteran (Kakanminvet) Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merespons secara positif aspirasi dari 113 orang anggota veteran asal Markas Cabang (Macab) Kabupaten Belu dan Malaka. “Ya, kita ‘kan harus mengurus dulu. Kita ajukan ke Taspen, kirim ke Babin, terus mengetahui pimpinan saya. Maksudnya yang cair […]

  • Cinta Pemkot Kupang Kepada Warga Muslim di Idul Adha 1444H

    Cinta Pemkot Kupang Kepada Warga Muslim di Idul Adha 1444H

    • calendar_month Kam, 29 Jun 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Kota Kupang, Garda Indonesia | Kecintaan pemerintah kota (Pemkot) Kupang dengan tanpa memandang suku dan agama, dimanifestasikan kepada warga Muslim saat Idul kurban atau Iduladha 1444 Hijriah. Adapun jumlah penduduk Muslim yang tersebar di wilayah Kota Kupang sekitar 41.986 jiwa (per tahun 2019, data BPS) dari total penduduk sebanyak 442.758 (per tahun 2020,data BPS). Pada […]

expand_less