Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Ambiguitas Jokowi—Retno di Palestina

Ambiguitas Jokowi—Retno di Palestina

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sen, 17 Mei 2021
  • visibility 51
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh: Josef Herman Wenas

Jumat—Sabtu, 7—8 Mei 2021 di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, terjadi kerusuhan sipil yang sudah banyak diberitakan. Rentetan “lokasi” dan “saat” kejadian semuanya simbolisme. Mulainya di Damascus Gate, karena orang-orang Palestina memblokade pawai Jerusalem Day oleh para Yahudi ortodoks. Silakan Anda cari keterangan apa arti Damascus Gate bagi orang Palestina, dan apa arti Jerusalem Day bagi para Yahudi itu.

Kejadiannya pun di bulan Ramadan, simbolik lagi. Apalagi tempatnya di Masjid Al-Aqsa, sangat simbolisme bagi Umat Muslim sedunia. Lalu dari Damascus Gate, keributan bergeser ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Awalnya di luar masjid, tetapi kemudian para Perusuh Palestina ini masuk ke dalamnya, dari mana mereka kemudian melempari batu-batu ke Polisi Israel. Polisi Israel terpaksa masuk masjid untuk menangkap para perusuh, sambil bingung, “kok bisa, di dalam masjid ada banyak persediaan batu?”

Kita stop sampai di sini saja, pada “casus belli” di balik flashpoints yang terjadi. Sebab kalau mau bicara latar belakang sejarahnya, ya panjang dan rumit ke mana-mana. Bukan hanya soal pemukiman Yahudi-Israel di sekitar Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur seperti luas diberitakan itu.

Silakan lihat peta West Bank, dan cari keterangan sendiri kenapa hari ini peta itu bopeng mengerikan dengan Area A, Area B dan Area C. West Bank adalah salah satu dari 4 main disputed territories sejak Israel mengalahkan tiga negara yang mengeroyoknya sekaligus (Mesir, Suriah dan Yordania) dalam 6 hari pertempuran di tahun 1967— tiga lainnya: Golan Heights, Gaza Strip dan East Jerusalem.

Selamat puyeng! Dan selamat membela versi masing-masing soal siapa benar, siapa salah.

****

Kerusuhan di Yerusalem itu ditangani oleh Polisi Israel, bukan tentara IDF (Israel Defense Forces). Korban luka-luka ratusan orang, tapi tidak ada yang mati. Polisi menggunakan “stun grenades”, jangan dikacaukan dengan granat tempur yang mematikan itu.

Akan tetapi, ketika kerusuhan di Yerusalem masih ditangani, pada Senin, 10 Mei 2021 selepas magrib, sekitar 80 kilometer jauhnya di sebelah barat-daya, dari Jalur Gaza (Gaza Strip) mulai ditembakkan roket-roket Qassam oleh Hamas ke wilayah Israel. Oleh karena roket-roket yang bicara, maka IDF yang bicara juga, langsung di bawah kendali Menhan Benny Gantz. Sejauh ini sudah ratusan orang pada mati.

Bagi Israel, yang di Yerusalem itu sepenuhnya urusan kamtibmas, sedangkan yang di Jalur Gaza itu sudah urusan pertahanan-keamanan negara. Maka beda sekali cara penanganannya, termasuk peralatannya.

Sudah terang benderang, oleh karenanya, hubungan antara kerusuhan di Yerusalem hari Jumat-Sabtu itu dan hantaman roket-roket Hamas dari Jalur Gaza pada hari Seninnya, yang masih berlangsung sampai hari ini. Bagi Israel ini bukan sekadar melawan Hamas saja, ada bebuyutan Iran di belakangnya, persis seperti Hezbollah di Lebanon.

Presiden Ismail Haniyeh dari Hamas adalah yang memerintahkan gempuran ke Israel, bukan Presiden Mahmoud Abbas dari Palestinian National Authority. Abbas itu tidak punya pengaruh politik di Jalur Gaza. Jadi yang mana yang mewakili Palestina?

Faktanya, yang diakui Indonesia dan negara-negara Barat hanya kedaulatan Mahmoud Abbas. Yang fotonya tergantung pada dinding Kedutaan Besar Palestina di Jakarta juga wajah Mahmoud Abbas, bukan Ismail Haniyeh. Presiden Jokowi, begitu pula Menlu Retno, selama ini selalu berhubungan dengan Mahmoud Abbas dalam berbagai urusan resmi terkait Palestina.

Presiden Ismail Haniyeh, mengatasnamakan Palestina, juga kirim surat ke Presiden Jokowi tanggal 12 Mei 2021 untuk minta dukungan. Tapi tidak ditanggapi.

Ada ambigu terlihat jelas. Yang sekarang sedang perang dengan Israel itu Haniyeh-Hamas, tetapi sikap politik simpati kita diekspresikan kepada Abbas-Palestine National Authority. Padahal Dunia Barat itu melihat Hamas sebagai organisasi teroris. Dan Indonesia jelas menentang terorisme, apalagi dengan pengalaman dalam negeri dalam tahun-tahun terakhir.

Tetapi faktanya Presiden Jokowi juga tidak mengecam aksi roket-roket Hamas, kan?

****

Sayangnya Indonesia tidak mampu memberikan sumbangsih yang lebih jauh dari “politik himbauan-kecaman” dan bermain dalam “modalitas diplomasi konvensional.” Di PBB misalnya melalui Committee on the Exercise of the Inalienable Rights of the Palestine, atau melalui mekanisme di OKI, atau di GNB.

Hanya sebatas dua cara itu saja, selama puluhan tahun.

Padahal kita memiliki modal yang tidak dimiliki bangsa lain untuk jadi penengah antara Israel-Palestina, yaitu sebagai negara Islam Demokratis terbesar di dunia. Ulang ya, modal “demokrasi Islam terbesar di dunia,” dan ini adalah bahasa diplomasi ideal yang dimengerti dan diamini semua orang sedunia.

Di sini bedanya cara pandang Aburrahman Wahid yang kontekstual di era Millennium tahun 2000-an dan cara pandang Mohammad Hatta yang kontekstual di tahun 1950-an. Tentu masing-masing punya kalkulasi geopolitik pada konteks zamannya.

Politik luar negeri kita terkait isu Palestina masih hidup dalam konteks geopolitik 1950-an. Tidak ada terobosan.

Hanya dengan terobosan mengubah sikap politik luar negeri kita terhadap Israel barulah Indonesia bisa melangkah lebih jauh secara konkret untuk mewujudkan amanat Mukadimah UUD 1945 demi “menghilangkan penjajahan di atas muka bumi” di tanah Palestina.

Tidak mungkin dalam konflik antara si A dan si B, lalu si C bisa jadi mediator solusi padahal tidak mau berhubungan sama sekali dengan si A, hanya mau dengan si B saja. Asimetris, bukannya simetris. Bisa ditebak, C akan diludahi (excuse my word) oleh A: “Emang lu siapa ikut campur urusan gua, kenal aja enggak?”

Itu sebabnya DPR RI melalui Wakil Ketua Muhamin Iskandar secara nakal mendorong Indonesia menjadi inisiator dialog terbuka Israel-Palestina. Cak Imin itu anak ideologisnya Gus Dur. Dia bosan melihat solusi àla Indonesia yang itu-itu saja selama puluhan tahun.

Yogyakarta, 14 Mei 2021

Foto utama oleh pepnews.com

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • Polri Bakal Tindak Pelanggar Penjualan ‘Online’ Obat Antibiotik

    Polri Bakal Tindak Pelanggar Penjualan ‘Online’ Obat Antibiotik

    • calendar_month Sen, 5 Jul 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 64
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Polri menyatakan melakukan pengawasan aktivitas penjualan online obat-obatan jenis antibiotik yang biasa digunakan selama Pandemi Covid-19 atau virus corona. Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menjelaskan, pemantauan penjualan di situs online tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan dan permainan harga dari jenis obat tersebut. “Polri lakukan pemantauan terhadap aktivitas jual-beli obat antibiotik […]

  • Polisi Tindaklanjuti Kasus TPPO ‘Teman Jual Teman’ di Jambi

    Polisi Tindaklanjuti Kasus TPPO ‘Teman Jual Teman’ di Jambi

    • calendar_month Kam, 26 Jan 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 62
    • 1Komentar

    Loading

    Jambi, Garda Indonesia | Kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan anak di bawah umur di Tanjungjabung (Tanjab) Barat, kini sudah ditindaklanjuti oleh Polres Tanjab Barat. Kasus tersebut juga sudah menjadi perhatian Komunitas Peduli Perempuan (Kopper) Tanjab Barat, yang saat ini mendampingi korban dan pihak keluarga. Baca juga : https://gardaindonesia.id/2023/01/human-trafficking-di-jambi-teman-jual-teman/ Ketua Kopper Tanjab Barat, […]

  • PLN Sedia Hidrogen Jadi Energi Alternatif Kendaraan Masa Depan

    PLN Sedia Hidrogen Jadi Energi Alternatif Kendaraan Masa Depan

    • calendar_month Sab, 24 Feb 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 43
    • 1Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Direktur Utama PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan penggunaan kendaraan hidrogen sebagai transportasi masa depan jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM), bahkan kendaraan listrik. Hal tersebut disampaikannya ketika meresmikan hydrogen refueling station (HRS) di Kawasan Senayan, Jakarta pada Rabu, 21 Februari 2024. ”Perbandingannya, jika menggunakan bensin […]

  • Rumah Sahabat Perempuan dan Anak Pertama di Indonesia Ada di Sukabumi

    Rumah Sahabat Perempuan dan Anak Pertama di Indonesia Ada di Sukabumi

    • calendar_month Rab, 7 Nov 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 51
    • 0Komentar

    Loading

    Sukabumi, gardaindonesia.id | Rumah Sahabat Ibu dan Anak (RUSAIDA) di Kecamatan Cisaat, Sukabumi, didirikan oleh Yuyu Murliah bukan tanpa alasan. Pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangganya, Yuyu mengaku sebagai penyintas KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Alasan tersebut memperkuat tekad perempuan yang pernah menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi selama 14 tahun ini […]

  • Bertambah 1 Kasus Positif Covid-19 dari Flores Timur, Total 91 Kasus di NTT

    Bertambah 1 Kasus Positif Covid-19 dari Flores Timur, Total 91 Kasus di NTT

    • calendar_month Jum, 29 Mei 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Dari 48 sampel swab yang diperiksa oleh Laboratorium Biomolekuler RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang diperoleh hasil 1 positif Covid-19 dari Flores Timur,” jelas Sekretaris I Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT, Dr. drg. Domi Minggu Mere, M.Kes. dalam jumpa media pada Jumat siang, 29 Mei 2020. Satu kasus […]

  • Melalui PUSPA, Wagub Josef Realisasi Bantuan Bagi Pemulung di TPA Alak

    Melalui PUSPA, Wagub Josef Realisasi Bantuan Bagi Pemulung di TPA Alak

    • calendar_month Jum, 23 Nov 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 49
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Josef Nae Soi Wakil Gubernur NTT merealisasikan bantuan bagi para pemulung di TPA Alak Kota Kupang pada Jumat,23 November 2018 petang. Jenis bantuan berupa 1 (satu) mesin pengolah sampah organik untuk pembuatan pupuk bokashi, 1 (satu) unit lampu berbahan bakar air laut, 5 lembar terpal, dan 2 (unit) penampungan air, diserahkan secara […]

expand_less